- Menurut studi baru, obesitas bukan hanya masalah berat badan dalam kaitan dengan BMI, setidaknya ada empat tipe metabolisme tubuh.
- Orang dengan kategori BMI obesitas mungkin tidak mengembangkan penyakit yang sebelumnya dianggap berkaitan langsung dengan berat badan.
- Sebaliknya, mereka dengan kisaran BMI normal bisa memiliki kecenderungan genetik untuk penyakit kronis.
SKOR.id - Selama beberapa dekade, indeks massa tubuh (BMI) telah digunakan untuk menentukan apakah seseorang kelebihan berat badan atau obesitas.
BMI membandingkan berat badan dalam kaitannya dengan tinggi badan dan ketika angka itu terbilang tinggi, dokter kemungkinan akan memberi tahu pasien bahwa mereka berisiko mengalami masalah kesehatan dan oleh karena itu, perlu menurunkan berat badan.
Namun, ternyata persamaan ini bukan penanda hasil kesehatan yang dapat diandalkan.
Mereka yang termasuk kategori "obesitas", menurut BMI, mungkin tidak pernah menerima diagnosis penyakit, sementara yang lain dalam kisaran BMI "normal" dapat memiliki kecenderungan genetik untuk penyakit jantung atau penyakit lain, tidak peduli berat badan mereka.
“Sudah lama jelas bagi kami bahwa setidaknya ada tiga jenis orang dalam masalah obesitas: Mereka yang sehat dan obesitas, mereka yang obesitas dan memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes atau penyakit jantung, dan mereka yang mengalami obesitas dan sedang dalam perjalanan untuk mengembangkan penyakit penyerta,” Andrew Pospisilik, Ph.D., ketua Departemen Epigenetika dan anggota pendiri Kelompok Pemrograman Metabolik dan Nutrisi di Institut Van Andel di Grand Rapids, Michigan, kepada Bicycling.
"Kami ingin melihat apakah kami dapat mulai mengidentifikasi variasi genetik dalam 'jenis' obesitas yang berbeda ini."
Untuk meneliti jenis obesitas, Pospisilik dan tim mempelajari anak kembar dan perbedaan berat badan mereka selama bertahun-tahun. Kemudian, mereka mencoba menerapkan temuan mereka tersebut pada tikus.
“Dengan menggunakan pendekatan berbasis data murni, kami melihat untuk pertama kali bahwa setidaknya ada dua subtipe metabolik obesitas yang beda, masing-masing dengan fitur fisiologis dan molekulernya sendiri yang memengaruhi kesehatan,” kata Pospisilik.
Know your Body Mass Index (BMI) to keep it #healthy. #obesity pic.twitter.com/ZAtBbOpF7P— Dr Alexey Kulikov (@KulikovUNIATF) July 28, 2018
“Temuan kami di laboratorium hampir meniru data kembaran manusia. Dan dalam prosesnya kami kembali melihat dua subtipe obesitas yang berbeda.”
Sampai saat ini, para ilmuwan menempatkan orang dalam satu dari tiga jenis metabolisme: endomorph (mudah menyimpan lemak), mesomorph (mudah mendapatkan otot), dan ectomorph (kurus, berjuang untuk mendapatkan lemak atau otot).
Namun, temuan baru-baru ini, yang diterbitkan pada Nature Metabolism bulan ini, membagi orang menjadi empat subtipe metabolik (dua rentan terhadap kurus dan dua rentan terhadap obesitas) yang kelak dapat membantu dokter memberikan perawatan yang lebih tepat untuk pasien, menginformasikan cara yang lebih tepat untuk mendiagnosis dan mengobati obesitas dan gangguan metabolisme terkait, Pospisilik menjelaskan.
Tim juga menemukan bahwa dari dua subtipe metabolik yang rentan terhadap obesitas, satu di antaranya dikaitkan dengan peningkatan peradangan, yang dapat meningkatkan risiko kanker tertentu dan penyakit lain, sementara yang lain tidak.
Tampaknya juga beberapa gen merespons pemicu tertentu —seperti pilihan gaya hidup atau makanan tertentu— yang menyebabkan kenaikan berat badan dan kerentanan terhadap penyakit, sementara yang lain tidak.
Ilmu yang mempelajari bagaimana gen dipengaruhi oleh perilaku serta lingkungan disebut epigenetik.
Pospisilik, seorang ahli epigenetik, tidak mempelajari, misalnya, makanan atau pilihan gaya hidup mana yang dapat mengubah berat badan seseorang, melainkan mencari kecenderungan genetik yang sesuai berat badan dan bagaimana faktor itu dapat berperan dalam penyakit.
Tidak seperti perubahan genetik, perubahan epigenetik bersifat reversibel dan tidak lantas mengubah urutan DNA.
“Saya suka memberi tahu orang bahwa semua lebah dilahirkan dengan DNA sama, tetapi beberapa dari mereka menjadi lebah pekerja dan yang lainnya menjadi lebah ratu. Pada akhirnya, semua ratu lebah secara genetik seperti lebah ratu lainnya. Bagaimana itu terjadi? Epigenetik adalah proses yang dapat memandu DNA lebah yang sama untuk berkembang menjadi ratu atau pekerja, tetapi tidak ada di antaranya,” kata Pospisilak.
Pospisilak dan tim menemukan bahwa ide yang sama ini juga berlaku untuk manusia dengan berat badan serta kesehatannya.
Sementara satu orang lebih rentan terhadap pembentukan otot, yang lainnya mungkin lebih rentan terhadap kenaikan berat badan, dan diet mereka mungkin sangat mirip.
“Antara studi anak kembar dan studi tikus, kami benar-benar dapat menunjukkan bagaimana setiap individu mungkin memiliki beberapa jalur genetik yang telah diprogram sebelumnya, dengan konsekuensi seumur hidup,” Pospisilak menjelaskan lebih lanjut.
Pada akhirnya, penelitian baru menegaskan bahwa ada lebih banyak hal untuk kesehatan dan kebugaran daripada angka pada skala atau pada grafik BMI.***
Berita Entertainment Bugar Lainnya:
Tips Menjaga Kesehatan Kucing di Rumah agar Terhindar Stres dan Obesitas
WHO Terus Peringatkan Kemunculan Pandemi Baru 'Globesitas', Apa Itu?
5 Latihan Menyenangkan untuk Memerangi Obesitas di Masa Kanak-kanak