- Peter Sagan mengaku identitasnya dicatut seseorang yang melakukan tindak kejahatan cryptocurrency.
- Pembalap sepeda asal Slovakia itu mengklarifikasi hal tersebut lewat pernyataan publik.
- Sagan bersikeras tidak pernah melakukan wawancara atau memberi janji apa pun kepada orang asing.
SKOR.id - Peter Sagan menjadi korban kejahatan berkedok cryptocurrency. Identitasnya digunakan dalam aksi penipuan skema cepat kaya. Pelakunya belum teridentifikasi.
Akibat masalah ini, juara dunia balap sepeda tiga kali asal Slovakia itu pun akhirnya terpaksa mengeluarkan pernyataan publik pada Rabu (19/2/2020) lalu.
Dalam klarifikasinya, Peter Sagan, 30 tahun, menegaskan bahwa dirinyaa sama sekali tidak terlibat dalam kasus penipuan cryptocurrency atau mata uang digital tersebut.
Sagan juga menyertakan tautan ke sebuah artikel yang dibuat seolah dia mendukung cara “membantu siapa saja yang ingin jadi jutawan dalam waktu 3 hingga 4 bulan”.
Penulis artikel tersebut mengklaim Peter Sagan telah muncul dalam sebuah acara televisi untuk membahas manfaat dari platform perdagangan cryptocurrency.
Para scammer (penipu) lalu menampilkan apa yang mereka klaim sebagai "wawancara eksklusif” dengan pembalap yang kini membela tim Bora-Hansgrohe itu.
Artikel yang dimaksud diunggah pada sebuah situs palsu yang telah dimodifikasi seakan-akan itu merupakan berita resmi dan valid.
I categorically deny having any involvement, in any form, in what is mentioned in this article. I have never been in contact with any of the persons or companies mentioned and any allegation to the contrary is false. https://t.co/3togFYhKZ8— Peter Sagan (@petosagan) February 18, 2020
Ketika pertama dibuka, link atau tautan akan langsung membawa calon korban ke halaman pendaftaran cryptocurrency.
"Saya dengan tegas menyangkal keterlibatan apa pun, dalam bentuk apa pun, dari apa yang disebutkan dalam artikel ini," kata Peter Sagan, melalui media sosial.
"Saya tidak pernah berhubungan dengan orang atau perusahaan yang disebutkan pada artikel dan situs itu. Semua tuduhan dan klaim mereka sangat tidak benar," imbuhnya.
Baca Juga: Tontowi Ahmad Segera Pensiun, Menpora Beri Tanggapan
Penipuan cryptocurrency memang terus meningkat beberapa tahun terakhir. Para penjahat cyber diperkirakan sukses meraup 4 miliar dollar AS (sekitar Rp56 triliun) hingga 2019 saja.
Sejumlah penipuan melibatkan aksi mengiming-imingi korban menjalankan platform perdagangan yang tampak sah untuk mendapat akses tabungan atau rekening mereka.
Selama ini nama tenar atau selebriti acap kali dimanfaatkan untuk menjadikan sebuah produk terlihat valid. Dan, Peter Sagan salah satu korban terbaru.
"Kita mengalami masa ekonomi yang sulit dan ini solusi yang telah ditunggu-tunggu orang," kata Sagan seperti dikutip dalam artikel tersebut.
"Kita tidak pernah punya kesempatan bisa meraih keuntungan dari peluang untuk mendapatkan kekayaan besar dalam waktu sesingkat itu."
Setelah merilis penolakan publiknya, Peter Sagan bisa berbalik menuntut ganti rugi jika orang-orang di balik aksi penipuan itu, bisa diidentifikasi.
Sagan melakukan debut musim ini di Vuelta San Juan sebelum menuju ke Kolombia untuk kamp pelatihan di ketinggian, bersama beberapa rekan timnya.
Finally, the 2020 racing season started for me at the @vueltasanjuanok. As expected, it all came down to a fast sprint finish. I felt very good all day and I look forward to the next opportunity. @BORAhansgrohe #VueltaSJ2020 #VeniteaSanJuan #SaganFondoSJ https://t.co/TBQrfmkaiD— Peter Sagan (@petosagan) January 27, 2020
Maka itu dia akan melewatkan Omloop Het Nieuwsblad di Belgia, balapan pertama di Eropa musim ini di Strade Bianche pada Sabtu, 7 Maret.