- Persis Solo menyampaikan rasa duka cita mendalam bagi para korban Tragedi Kanjuruhan.
- Selain itu, Persis Solo juga mengungkapkan lima tuntutan terhadap penanganan Tragedi Kanjuruhan.
- Hal pertama yang disoroti Persis Solo dalam tuntutannya ialah reformasi standar operasional pengamanan pertandingan.
SKOR.id - Kontestan Liga 1 2022-2023, Persis Solo turut merasakan duka cita mendalam terhadap korban Tragedi Kanjuruhan.
Seperti diketahui, peristiwa nahas yang terjadi pascalaga Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022, telah mengakibatkan 131 korban meninggal dunia dan 547 korban luka-luka.
"Persis turut berbelasungkawa atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, Malang, pada 1 Oktober 2022 lalu," tulis pernyataan resmi Persis Solo.
"Kami juga memanjatkan doa untuk korban dan keluarga yang ditinggalkan, agar diberi kekuatan dan ketabahan untuk melewati peristiwa duka ini," lanjutnya.
Selain itu, tim berjuluk Laskar Sambernyawa juga menuntut beberapa hal terkait penanganan Tragedi Kanjuruhan.
Persis Solo menyoroti pentingnya reformasi standar operasional keamanan di dalam dan di luar venue pertandingan sepak bola di Indonesia.
Hal itu dinilai mendesak dan penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan seluruh pihak yang ada di stadion.
Oleh sebab itu, tuntutan terhadap reformasi standar operasional keamanan ditempatkan Persis Solo sebagai tuntutan pertama.
Selain itu, tim yang bermarkas di Stadion Manahan, Solo juga menuntut laga lanjutan Liga 1 2022-2023 digelar tanpa jadwal kick-off yang terlalu malam.
Menurut pihak Persis Solo, jadwal sepak mula yang terlalu malam memiliki risiko yang lebih berbahaya dibandingkan kick-off sore.
Berikut lima tuntutan Persis Solo terkait penanganan Tragedi Kanjuruhan:
1. Adanya forum lintas klub, panpel, dan aparat berwenang yang diinisiasi oleh operator liga dan federasi, untuk membahas reformasi standar operasional keamanan di dalam dan di luar stadion.
2. Adanya pihak yang harus bertanggung jawab atas insiden di Kanjuruhan, serta diproses hukum secara transparan dan seadil-adilnya.
3. Peniadaan jam kick-off yang terlalu malam, agar meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Federasi, operator, dan official broadcast harus mempertimbangkan rekomendasi dari klub yang berkoordinasi dengan panitia pelaksana dan aparat setempat.
4. Adanya reformasi sistematik di dalam kepengurusan ekosistem sepak bola Indonesia sebagai bentuk respons atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan, sekaligus bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh demi masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik.
5. Jika tuntutan tersebut urung bisa dipenuhi, Persis mengajukan opsi tidak percaya sebagai pernyataan sikap klub.
Berita Tragedi Kanjuruhan Lainnya:
KontraS: Tragedi Kanjuruhan Bisa Masuk Pelanggaran HAM Berat
Tim Gabungan Aremania: Korban Tragedi Kanjuruhan Akibat Tindak Kekerasan Berlebihan Aparat
Aremania Bentuk Tim Pencari Fakta Independen untuk Tragedi Kanjuruhan