- Andik Ardiansyah pada satu dekade lalu adalah striker muda potensial milik Indonesia.
- Sebagai striker dengan kualitas bagus, Andik Ardiansyah pun menjadi pilihan timnas U-22 Indonesia yang berlatih ke Belanda pada 2006.
- Kini, Andik Ardiansyah pada usia yang belum genap 35 tahun memilih jalan sebagai pelatih.
SKOR.id - Timnas U-22 Indonesia yang berlaga di Asian Games 2006 punya satu striker bagus atas nama Andik Ardiansyah.
Sayang, kiprah Andik Ardiansyah di lapangan sebagai pemain tak memiliki masa yang panjang.
Bahkan belum genap kepala tiga, Andik Ardiansyah harus gantung sepatu karena cedera yang membuatnya terpaksa mengubur mimpi terus bermain.
Andik Ardiansyah memutuskan meninggalkan sepak bola dari pemain aktif saat usia baru 28 tahun.
"Saya secara stamina masih kuat main, tetapi cedera ini membuat tak mampu lama bertanding," kata Andik Ardiansyah kepada Skor.id.
"Saat itu, musim 2015, saya pun memutuskan gantung sepatu karena secara fisik efek cedera yang saya rasakan tak memungkinkan lagi main."
"Ketika memutuskan melatih, saya sempat konsultasi dengan banyak pihak utamanya keluarga dan semua mendukung," tuturnya.
Lelaki asli Gresik ini pun ketika memutuskan menjadi pelatih sejak sekitar lima tahun lalu, memiliki tekad besar.
Ya, tekad Andik adalah serius menekuni profesi barunya itu. Artinya, dia tak hanya mengejar sekedar lisensi saja tetapi juga terus update dan upgrade ilmu.
Sejak tiga tahun terakhir, Andik gabung dengan Ricky Nelson Academy yang ada di Lawang, Kabupaten Malang.
Lalu pada 2019, tim U-16 dan U-16 dari klub Liga 1 asal Samarinda, Borneo FC juga memercayainya sebagai pelatih.
"Saya baru punya lisensi C, mungkin tahun ini kursus untuk B. Sekarang, saya juga serius di RNA karena ingin mengembangkan pembinaan," kata Andik.
"Bagi saya, melatih bukan hanya sekedar melatih tetapi harus memahami apa yang dilakukan utamanya saat menangani pemain usia muda."
"Saya memilih sabar dan tak tergesa-gesa sambil menikmati proses mematangkan diri sebagai pelatih," ujarnya.
Andik Ardiansyah sadar jika pelatih dituntut banyak tahu dan harus sadar akan perkembangan sepak bola.
"Sebagai pelatih muda, saya memang harus banyak belajar selalu mengikuti perkembangan sepak bola, dan banyak nonton pertandingan," ucap Andik.
"Menangani pemain muda, itu banyak seninya. Mereka harus kami beri bekal dengan kuat filosofi bermain dengan benar. Salah satunya mental untuk sukses."
"Pemain usia dini itu wajib diperhatikan perkembangan termasuk sisi psikologisnya. Semua itu penting karena ini akan jadi pijakan mereka ke level senior kelak," katanya.
Sedikit flashback ke masa aktif Andik Ardiansyah saat membela timnas U-22 Indonesia, dia sempat menjalani latihan di Belanda dan Argentina.
Ilmu-ilmu di negara itu diakuinya Andik menjadi bagian penting dalam melatihnya sekarang.
Apalagi, dia sempat ditangani oleh Foppe de Haan, pelatih usia muda dengan ilmu segudang dari Belanda.
"Ilmu dari Foppe de Haan sangat banyak, tetapi saya juga memiliki mentor di sini yaitu Ricky Nelson," ujar Andik.
"Pelatih muda harus memiliki mentor, sebab itu bagian penting dari pengembangan diri kami," tutur Andik Ardiansyah mantap.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Salip Juventus, AS Roma Segera Dapatkan Bek Amerika Serikat https://t.co/HzwOgZakTs— SKOR Indonesia (@skorindonesia) January 22, 2021
Baca Juga Berita Kiprah lainnya:
Kiprah: Eka Ramdani, dari UNI Kembali ke UNI karena Rayuan Eks-Persib
Kiprah: Elly Idris, Juara Enam Kali Galatama yang Mengabdi bagi Sepak Bola Usia Dini