- Charis Yulianto akan menjadi pelatih termuda kedua jika ditetapkan sebagai pelatih Arema FC.
- Status pelatih termuda Liga 1 2020 dipegang Paul Munster, yang menangani Bhayangkara FC.
- Jika Charis Yulianto ditetapkan sebagai pelatih Arema FC, ini mirip dengan kisah Andrea Pirlo.
SKOR.id - Sepak bola Eropa sedang doyan pelatih muda, seperti dilakukan Juventus dan Arsenal. Sayangnya, hal sama belum terjadi dalam sepak bola Indonesia.
Saat ini, status pelatih termuda kontestan Liga 1 2020, kompetisi kasta tertinggi Indonesia, adalah Paul Munster, yang menangani klub binaan polisi, Bhayangkara FC.
Paul Munster yang adalah lelaki Irlandia, pada 2020 ini berusia 38 tahun. Sedangkan pelatih termuda asal Indonesia adalah Widodo Cahyono Putro, 49 tahun.
Namun, kemungkinan pelatih muda mendapat kepercayaan menangani klub papan atas dalam kompetisi resmi, sangat mungkin terjadi pada musim ini.
Itu menyusul mundurnya Mario Gomez sebagai pelatih Arema FC pada akhir Juli 2020, karena tak sepakat dengan renegosiasi kontrak untuk lanjutan Liga 1 2020.
Saat ini Manajemen Arema FC belum menentukan pengganti. Sebagai pengisi sementara, Charis Yulianto, asisten Mario Gomez, menjadi karteker.
Bila melihat tren dunia, bukan tak mungkin Arema melakukan langkah berani. Ya, klub yang baru ulang tahun ke-33 ini mematenkan Charis Yulianto.
Jika Singo Edan, julukan Arema FC, berani melakukan hal itu, ini akan sama dengan langkah berani yang diambil Juventus, klub asal Italia, baru-baru ini.
Ya, kampiun Liga Italia itu mematenkan Andrea Pirlo, yang berusia 41 tahun, sebagai pengganti Maurizio Sarri, meski belum punya jam terbang.
Adapun Charis belum pernah menjadi pelatih tim dalam kompetisi papan atas. Sejak pensiun pada 2012, jabatan terbaik Charis hanya asisten pelatih.
Lelaki yang telah berusia 42 tahun ini menjadi asisten pelatih Borneo FC pada 2018-2019 dan Arema FC pada 2020. Sudah tiga musim menjadi asisten.
Untuk memimpin tim dalam Liga 1 2020, Charis pun sudah memenuhi syarat. Ya, saat ini Charis sudah mengantongi sertifikat kepelatihan A AFC.
Sertifikat itu ia peroleh pada 2018. Dengan kata lain, jika Manajemen Arema FC percaya dan berani mengambil risiko, ini saat yang tepat promosikan Charis.
Untuk urusan risiko, kompetisi musim ini jauh dari risiko karena tak ada degradasi. Artinya, Charis punya kesempatan mengasah jam terbang.
"Seharusnya di negara kita sudah bisa mencoba (menggunakan pelatih muda), dengan catatan secara licensi sudah memenuhi standar," kata Charis kepada Skor.id.
"Tapi dikembalikan dengan pihak klub, tetapi mayoritas klub di Indonesia masih percaya dengan kualitas pelatih asing," mantan pemain Persija ini menambahkan.
Soal kemungkinan dirinya dipercaya dan dipromosikan Manajemen Arema FC, Charis selalu siap. Namun, sebelum ada keputusan, ia enggan berandai-andai.
"Saya kembalikan lagi ke managemen (Arema FC). Saya akan manfaatkan sebaik mungkin jika dikasih kepercayaan melatih Arema," katanya.
"Tentunya tidak mudah. Berbekal ilmu dan pengalaman yang saya punya dan dapat dari pelatih sebelumnya, tentunya akan saya terapkan," Charis Yulianto memungkasi.
Lantas, apakah Charis akan dipantenkan sebagai pelatih Arema FC meski minim pengalaman, selayaknya Andre Pirlo di Juventus?
Jawaban itu sekiranya akan segera terjawan dalam beberapa hari ke depan. Keberanian Manajemen Arema FC akan menjadi kunci jawaban.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Baca Juga Berita Arema FC Lainnya:
Franco Hita: Semoga Arema dan Aremania Tetap Edan
HUT Ke-33 Arema, Berikhtiar dalam Falsafah Jawa
Arema FC Bakal Ikuti Saran Rahmad Darmawan saat Mencari Pelatih Baru