- PSSI mengundang 18 klub peserta Liga 1 dalam rapat virtual tengah pekan ini, Rabu (27/5/2020).
- Rapat virtual membahas nasib kompetisi Liga 1 2020 terkait fase-fase persiapan New Normal.
- Sebelum mengambil keputusan, PSSI diminta untuk melakukan kajian mendalam jika ingin melanjutkan kompetisi, utamanya Liga 1.
SKOR.id - PSSI mengundang 18 perwakilan klub untuk rapat virtual untuk membahas kelanjutan kompetisi Liga 1 2020 pada Rabu (27/5/2020).
Kajian pemerintah menyangkut fase-fase persiapan untuk menghadapi tatanan kehidupan baru atau yang lebih sering didengar dengan istilah New Normal, diyakini jadi salah satu pembahasan utama dalam rapat tersebut.
Mereka pasti mencari solusi yang diambil terkait segala kemungkinan menyangkut kompetisi di tengah pandemi Covid-19 yang tampaknya belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Sebelum mengambil keputusan, PSSI diminta juga untuk melakukan kajian lebih mendalam terkait baik buruknya jika kompetisi dilanjutkan meski pandemi belum benar-benar tuntas.
Berita PSSI Lainnya: PSSI Undang Rapat Virtual Klub Bahas Kelanjutan Liga 1 dan Liga 2 2020
Hal itu diungkapkan oleh pengamat sepak bola dari Save Our Soccer Akmal Marhali, Selasa (26/5/2020).
Baca Juga: Liga Thailand 2020 Siap Bergulir Lagi, Klubnya Diguyur 230 Juta
Menurut Akmal, sebelum mengeluarkan kebijakan, perlu dilakukan kajian secara komprehensif.
Demi memastikan, momentum new normal ini bisa dimaksimalkan secara baik dan benar.
Utamanya, soal kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat terhadap aturan jika harus "berdampingan" dengan virus corona bisa dianalisis secara matang.
"Sepak bola sejatinya bisa menjadi medium paling efektif untuk memulai tatanan hidup normal yang baru. Itu bisa mengembalikan psikologi dan sosiologi masyarakat seusai pandemi," kata Akmal.
"Tetapi dengan catatan, itu bisa dilakukan bila Covid-19 sudah bisa dikendalilan dengan baik."
"Jangan sampai, semua ini malah membuat cluster baru karena kebijakan yang salah," ia menambahkan.
Baca Juga: Esai Foto: Final SEA Games 2011, Kenangan Pahit Timnas Indonesia U-23 di Jakarta
Konsep new normal di segala bidang memang harus dipahami terlebih dahulu secara utuh oleh masyarakat.
Paling tidak, lewat sosialisasi ke masyarakat secara terstruktur, masif, dan sistemik. Lalu, bila semuanya dilakukan dengan analisa yang matang dan sudah memungkinkan, baru kemudian dikeluarkan kebijakan.
Ini termasuk dibolehkannya kompetisi sepak bola di Indonesia kembali digelar.
"Khusus buat sepak bola, sangat sulit bila kompetisi secara utuh dilanjutkan. Sebab, banyak masalah yang akan timbul," ujar Akmal.
Lebih lanjut dikatakan Akmal, bila dipaksakan, mengatur penjadwalan kompetisi nasional dan Asia dipastikan tidak mudah.
Baca Juga: Dedi Kusnandar Bersyukur Idulfitri Tahun Ini Tetap Terasa Spesial
Selain itu, Akmal juga juga mengatakan, perlu dipikirkan bagaimana ketahanan fisik pemain yang sangat rentan cedera jika kompetisi "kejar tayang" alias dikebut.
"Pilihan terbaik menurut saya, modifikasi kompetisi atau setop sekalian. Lalu, diganti dalam bentuk turnamen yang lebih kecil risikonya," Akmal melanjutkan.
"Bila kompetisi dilanjutkan dengan tetap satu musim akan sangat berisiko. Kompetisi molor, fisik pemain terkuras, dan rentan cedera," tuturnya.
"Protokoler new normal sangat sulit dikendalikan karena belum utuhnya pemahaman. Karena setiap daerah sangat sulit bisa menjamin semua aturan bisa dilaksanakan dengan benar."