- Dua pelatih klub Liga 1 2020 bicara soal kelaziman baru atau ''new normal'' pada sepak bola Indonesia.
- Rahmad Darmawan yang melatih klub Liga 1 2020, Madura United mengaku harus ada kajian dan formulasi khusus terkait ''new'normal'' ini.
- Pelatih tim promosi Liga 1 2020, Persiraja, Hendri Susilo juga mengatakan soal ''new normal'' terkait kelanjutan kompetisi musim ini.
SKOR.id - Virus corona atau Covid-19 masih mewabah di Indonesia. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo alias Jokowi tengah mengkaji untuk kelaziman baru atau ''new normal''.
Pada kajian ''new normal'' versi Jokowi pada fase ketiga, tepatnya 15 Juni 2020, olahraga di luar ruangan akan dibuka.
Namun, kegiatan tetap dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan sudah ditetapkan.
Namun, dalam kajian ''new normal'' yang bakal dijalankan, apa bisa membuat kompetisi Liga 1 dan Liga 2 kembali bergulir dalam waktu dekat?
Berita New Normal Lainnya: Kata Bos Persiba Balikpapan, New Normal Maka Semua Harus Beradaptasi
PSSI masih menggantungkan nasib kompetisi dari keputusan pemerintah, soal masa perpanjangan tanggap darurat wabah virus corona yang akan berakhir pada 29 Mei 2020.
Baca Juga: Liga Kamboja 2020 Siap Digulirkan Lagi, Perdana Menteri yang Beri Lampu Hijau
Namun curva kasus penyebaran virus corona di Indonesia belum menurun. Dalam Mei 2020 saja, tercatat jumlahnya masih statis.
Bahkan, pada 21 dan 23 Mei 2020, ada lonjakan yang cukup fantastis pasien positif corona, yakni 963 kasus dan 949 kasus.
Hingga Selasa (26/5/2020), total kasus keseluruhan pasien positif mencapai 23.165.
Menurut dua pelatih sepak bola Indonesia yang menangani klub Liga 1, memulai kompetisi di tengah pandemi virus corona perlu kajian serta formulasi khusus dari PSSI.
Hal itu seperti yang disampaikan Rahmad Darwaman, pelatih Madura United. Pelatih dengan sapaan RD ini mengatakan dalam sitausi saat ini, ada beberapa kota yang siap menggelar kompetisi.
Baca Juga: PSS Sleman Ulang Tahun Tanpa Pesta, Antusiasme Fan Mereka Tetap Membanggakan
Sebab, penyebaran virus di Indoesia tidak merata di setiap daerah. Ada yang sudah mulai menurun, ada pula yang baru meningkat, seperti di Jawa Timur.
"Kira-kira, formulasi apa yang tepat dengan kondisi ini. Sebab mungkin ada beberapa daerah yang siap untuk menggelar pertandingan, tetapi ada beberapa yang tidak," ujar Rahmad.
"Maka konsekuensinya apa lagi? Mungkin perlu berupa pembagian grup untuk dilakukan home turnament seperti itu. Mungkin itu formulasinya, tetapi saya tidak ingin mendahului."
"Saya hanya ingin menyampaikan sebagai orang yang terlibat di bidang sepak bola, tentu saja aktivitas ini bisa bergeliat kembali," kata RD.
RD juga mengatakan, dia sangat mengetahui kesulitan klub di dalam sisi finansial pada masa sekarang.
"Kami juga harus mengerti sebagai orang yang terlibat di dalamnya. Kami tidak ngotot serta tak saklek dengan kontrak kami dan harus berlapang dada," Rahmad Darmawan menambahkan.
Baca Juga: Liga Thailand 2020 Siap Bergulir Lagi, Klubnya Diguyur 230 Juta
Rahmad mengungkapkan, kompetisi sepak bola Indonesia bisa bergeliat kembali dalam kurun waktu Agustus ataupun September tahun ini.
Karenanya, tidak bisa terlalu cepat memulihkan kondisi pemain yang baru saja mengalami libur panjang tanpa kompetisi. Menurut RD, paling tidak satu setengah hingga dua bulan waktu persiapan tim.
"Ya, saya rasa dengan kondisi saat ini, federasi mungkin sudah mengkaji dan tahu persis bulan berapa kami akan mulai kembali (kompetisi)," tutur RD.
"Saya rasa mungkin baru akan bergeliat mulai September (2020). Kalau September, maka pertengahan Juni atau (awal )Juli ada persiapan," ujarnya.
"Kalau misal Agustus mulai, maka Juni akan dilakukan start persiapan. Jadi tergantung kajian yang diperkirakan nanti, soal grafik menurun itu dan bulan apakah sudah bisa digelar."
Baca Juga: Gabung Ferrari, Carlos Sainz Ungkap Harapan Ini untuk McLaren
Eks-pelatih timnas Indonesia U-23 ini juga bicara protokol yang lainnya terkait penerapan pada saat kompetisi bergulir lagi.
"Itu mungkin standar ya, apa mungkin jumlah penonton dikurangi atau tanpa penonton. Tetapi, klub dapat share televisi dengan jumlah lebih," kata RD.
"Nah, itu kan bagian dari kajian yang saya sampaikan secara umum," RD menambahkan.
Sementara itu, pelatih tim promosi Liga 1 2020, Persiraja Banda Aceh, Hendri Susilo juga angkat suara.
Hendri mengatakan, bisa saja kompetisi kembali dilanjutakan. Tetapi, semua harus dengan memperhatikan protokol kesehatan.
"Saya pikir kalau ''new normal'' itu versi saya ada tenggang waktu. Kalau untuk menggelar kompetisi ya mungkin bisa-bisa saja," kata Hendri.
"Tetapi yang menjadi catatan saya, mungkin juga pelatih lain, kalau mau menggelar kompetisi, tim kan butuh waktu persiapan," ucapnya.
Baca Juga: Presiden Cilegon United Ingin Kompetisi Musim Ini Dihentikan
"Nanti kalau dadakan, tiba-tiba kompetisi tidak ada persiapan, sedangkan pemain-pemain pasti mandek total."
"Kalau persiapan tidak cukup juga berpengaruh kepada kompetisi, kualitasnya nanti seperti apa kompetisi kita," Hendri menambahkan.
Selain itu juga persiapan klub yang cukup. Karena, menurut Hendri, dalam kondisi yang cukup lama kompetisi diliburkan, pemain harus bisa memulihkan mental sekaligus fisik.
"Itu juga semua rentan buat pemain. Mereka rentan cedera dan segala macam. Semua harus ada aturan persiapan awal seperti itu. Kalau saya, ya alhamdulillah kalau PSSI ingin menggelar liga lagi," tutur Hendri.
"Mungkin, saya seperti yang tadi katakan, kami butuh waktu untuk melakukan persiapan untuk memperbaiki pemain yang drop."
Baca Juga: Belum Cetak Gol untuk Persib Musim Ini, Febri Hariyadi Bicara Targetnya
"Secara fisik sudah jelas turun, selain itu mental plus rasa frutrasi karena sekian lama sudah tidak main bola juga diperhatijan. Jadi pelatih itu sangat berat," Hendri menjelaskan.
Hendri juga bicara, kompetisi di Indonesia tidak bisa menggelar pertandingan tanpa penonton layaknya liga yang sudah berjalan di tengah pandemi virus corona, seperti Liga Jerman dan Liga Korea.
Sebab, seluruh klub di Indonesia masih menggantungkan pemasukan finansial dari penjualan tiket penonton dan dukungan dari sponsor.