SKOR.id – Dime, sebuah merek perlengkapan dan aksesori skateboard asal Montreal, Kanada, resmi bekerja sama dengan Asics untuk sebuah kolaborasi menarik dengan memperkenalkan Gel Quantum 360 VIII di Hypefest Hong Kong, Cina, belum lama ini.&nbsp;Koleksi ini menggabungkan estetika Dime yang terinspirasi dari skate dengan teknologi performa canggih Asics, menawarkan perpaduan unik yang disukai oleh para penggemar skate dan pecinta sepatu kets.&nbsp;Kolaborasi ini menampilkan dua jalur warna Gel Quantum 360 VIII: satu berwarna abu-abu dan satu lagi berwarna hitam.&nbsp;Kedua desain tersebut menampilkan bagian atas berbahan jaring tenunan buatan (mesh) dari Gore-Tex, yang tidak hanya menciptakan tampilan yang ramping dan modern tetapi juga menahan dinginnya angin musim dingin.&nbsp;Panel berbahan TPU (Thermoplastic Polyurethane) menambah daya tahan dan struktur, memastikan sepatu siap digunakan di lingkungan jalanan dan skate.Garis-garis harimau ikonik ASICS ditampilkan dalam warna metalik—perak pada jalur warna abu-abu dan perunggu pada jalur warna hitam—menghadirkan sentuhan kontras dan elegan.&nbsp;<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/DCG2DPcJmwu"></oembed></figure>Logo Dime berintegrasi mulus dengan garis-garisnya, menyempurnakan keseluruhan desain tanpa menutupi branding Asics.&nbsp;Setiap pasang sepatu dilengkapi teknologi Gel khas Asics pada sol tengah (midsole) bergradasi, memberikan kenyamanan terbaik dan perlindungan benturan.&nbsp;Pod Gel yang terlihat menyempurnakan tampilan, menawarkan gaya dan dukungan bagi pemakainya. Sol luar karet berwarna yang melengkapi desain Dime x Asics Gel Quantum 360 VIII, memberikan stabilitas dan cengkeraman yang cocok untuk berbagai medan.Paket Dime x ASICS Gel Quantum 360 VIII ini sudah dipajang di Hypefest sejak akhir pekan kemarin, memberikan gambaran awal kepada para penggemar tentang rilis yang harus diantisipasi ini.&nbsp;Meskipun belum ada tanggal rilis resmi yang dikonfirmasi hingga harga yang dibanderol, peluncuran Dime x ASICS Gel Quantum 360 VIII dengan dua jalur warna ini diperkirakan sekitar musim libur hari raya (Natal) 2024 atau awal tahun 2025.Yang pasti, kolaborasi antara Dime dengan Asics ini dirancang untuk menarik perhatian, terutama bagi mereka yang menghargai kombinasi performa tinggi dan gaya estetika streetwear.&nbsp;Dime, merek skateboard terkenal dari Montreal, telah memikat para skater global dengan desain inovatif, gaya ceria, dan produk-produk terbaiknya. Didirikan oleh Antoine Asselin dan Phil Lavoie, Dime menanamkan suasana santai dan humor tajam ke dalam setiap aspek merek.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/ehZk2dZ2_W0?si=lj8SE29-8hGcNZGl" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Dime x ASICS Gel Quantum 360 VIII diperkirakan bakal dirilis dalam waktu dekat.

Culture

Dime x Asics Gel Quantum 360 VIII Kombinasi Performa dan Estetika Streetwear

SKOR.id – Ronin Walker Cobain Hawk bukan bayi biasa. Bayi laki-laki yang lahir pada 29 September 2024 itu merupakan cucu dari dua ikon berbeda.Sang kakek dari pihak ibu adalah musisi ternama, mendiang Kurt Cobain, yang merupakan vokalis grup band legendaris, Nirvana.Sedangkan kakek dari pihak ayah merupakan atlet skateboard legendaris Amerika Serikat, Tony Hawk.&nbsp;Kelahiran Ronin terungkap dalam sebuah pengumuman yang mengharukan di akun media sosial kedua orangtuanya.Frances Bean Cobain, putri mendiang vokalis Nirvana, Kurt Cobain (bersama istrinya Courtney Love), dan Riley Hawk, putra pemain skateboard legendaris Tony Hawk, telah mengumumkan kelahiran anak pertama mereka.&nbsp;Frances mengunggah berita tersebut ke Instagramnya untuk membagikannya kepada para pengikutnya, dengan mengunggah pesan penuh kasih: “Selamat datang di dunia, putra tertampan. Kami mencintaimu lebih dari apa pun.”<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/DAe0FuPSA-_"></oembed></figure>Berita yang menggembirakan ini menambah babak baru dalam warisan dua keluarga ikonik dalam musik dan skateboard.&nbsp;Lahir dari garis keturunan yang berpengaruh, Ronin Walker kecil telah menarik perhatian penggemar dari kedua komunitas.&nbsp;Jika Kurt Cobain masih hidup saat ini, ia akan berusia 57 tahun, menandai tonggak sejarah yang manis karena ia menjadi seorang kakek.Frances, yang kini berusia 31 tahun, sebenarnya memilih merahasiakan sebagian besar kehidupan pribadinya selama bertahun-tahun.Tetapi ia sesekali tidak keberatan memperlihatkan sekilas dunianya, dan pengumuman ini tidak diragukan lagi merupakan salah satu yang paling mengejutkan.&nbsp;Hubungannya dengan Riley, yang telah mengukir jalannya sendiri di dunia skateboard seperti ayahnya Tony, dikonfirmasi secara publik pada tahun 2021.&nbsp;Pernikahan pasangan itu, bersama dengan anggota keluarga baru ini, menandakan ikatan yang kuat antara dua tokoh yang terkait dengan revolusi budaya tahun 1990-an—grunge dan olahraga ekstrem.Bagi mereka yang memperhatikan keluarga Cobain dan Hawk, kelahiran Ronin merupakan pertemuan simbolis dari dua subkultur yang membentuk satu generasi.&nbsp;Babak baru ini tidak diragukan lagi akan menarik rasa ingin tahu dari para penggemar yang terus merayakan dampak abadi dari musik Kurt dan warisan skateboard Tony.Baik Frances maupun Riley telah membangun karier yang sukses di bidang masing-masing, menyeimbangkan bobot nama keluarga mereka dengan pencapaian masing-masing.&nbsp;Saat mereka memulai perjalanan baru menjadi orangtua, dunia mengamati dengan saksama, ingin melihat bagaimana mereka akan membesarkan putra mereka di dunia yang dibentuk oleh kontribusi orangtua mereka.Unggahan Instagram Frances telah dibanjiri ucapan selamat dan doa dari penggemar dan teman-temannya, yang menandai momen akulturasi budaya yang penting ini.Semua menantikan kisah sang anak, Ronin Walker Cobain Hawk, anggota terbaru dari dua keluarga paling berpengaruh dalam budaya modern.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/fooeKLYn1OY?si=-ZfCAisqtWUD4-Y-" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Selain cucu Kurt Cobain, Ronin juga cucu atlet skateboard legendaris AS, Tony Hawk.

Music

Ronin Walker Cobain Hawk, Cucu Kurt Cobain Pewaris Grunge dan Skateboard

SKOR.id – Menjelang pameran tunggal Spirited Away dibuka pada Sabtu (21/9/2024) lalu, Kai Clements dari Kai and Sunny telah mengungkapkan aspek lain dari pameran yang ditunggu-tunggu tersebut.&nbsp;Bermitra dengan Element Skateboards, Clements memperkenalkan koleksi dua dek skate berdesain unik dan menghipnotis penggemarnya yang mengadopsi tema pameran, Spirited Away.Dek-dek skate ini dihadirkan dalam skema warna serba biru yang tak hanya mencolok namun juga menawan, menampilkan spektrum corak biru yang menciptakan efek memukau.&nbsp;Warna biru yang berbeda menyusun badan dek dengan desain menampilkan garis-garis halus khas Clements, yang melingkari siluet dengan elegan dan menciptakan harmoni visual yang menakjubkan.Selain dek, cetakan silkscreen edisi terbatas menyertai koleksi terbaru Kai and Sunny ini, yang semakin menonjolkan bakat artistik kolaborasi tersebut.&nbsp;<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/DAM0o54v06m"></oembed></figure>Desain yang digunakan Clements untuk karya Spirited Away-nya muncul kembali di seluruh dek. Sementara itu, sisi belakang setiap dek berwarna putih bersih, dihiasi dengan elemen merek bersama dan papan nama eksklusif dari Clements.Berdasarkan unggahan Instagram dari Clements, Spirited Away telah dibuat selama bertahun-tahun, dan diatur untuk “membawa dimensi baru pada karya seniman.”Anda bisa menemukan dek dengan nilai seni tinggi ini di situs resmi Kai and Sunny dan Corey Helford Gallery (CHG) di Los Angeles, Amerika Serikat. Spirited Away menampilkan 25 karya Clements, dan sudah dibuka pada Sabtu lalu di Galeri Utama CHG.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/DABgiInoF7P"></oembed></figure>Dek skate artistik seperti Spirited Away hasil karya Kai and Sunny dengan Element Skateboards ini merupakan integrasi seni rupa ke dalam desain skateboard, yang menawarkan perpaduan unik antara daya tarik estetika dan utilitas fungsional yang menarik ceruk pasar.&nbsp;Kolaborasi tingkat tinggi antara artis dan merek ternama, seperti Element Skateboards dan Kai Clements ini mendorong minat dan eksklusivitas konsumen. Selain itu, pelepasan produk co-branded edisi terbatas menciptakan rasa urgensi dan eksklusivitas di kalangan kolektor dan peminat.Karya seni dek skate ini juga memiliki implikasi positif bagi indsustri. Industri skateboard mendapatkan keuntungan dari dek unik yang dirancang oleh seniman yang meningkatkan daya tarik visual dan keinginan terhadap peralatan.&nbsp;Sektor seni dan desain juga menemukan jalan baru untuk berekspresi dan monetisasi melalui barang dagangan kolaboratif dengan merek-merek populer.&nbsp;Industri barang konsumen melihat nilai dalam kemitraan artis-merek yang menghasilkan barang-barang edisi terbatas yang estetis.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/RuD4NgI5JLY?si=77oQ6l7Na3poP_XA" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Dek skate Spirited Away dari Kai and Sunny dan Element Skateboards ini menjadi bagian dari pameran Kai Clement di Los Angeles, Amerika Serikat.

Kai and Sunny x Element Buat Dek Skate ‘Spirited Away’

SKOR.id – Hari Fotografi Sedunia atau World Photography Day merupakan perayaan yang diperingati setiap tanggal 19 Agustus. Tahukah Anda mengapa tanggal itu dipilih?Tanggal 19 Agustus dipilih karena pada hari ini di tahun 1839, pemerintah Prancis secara resmi mengumumkan penemuan daguerreotype, metode fotografi pertama yang dikembangkan oleh Louis Daguerre.&nbsp;Penemuan ini dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah fotografi karena merupakan teknik pertama yang memungkinkan gambar untuk dipermanenkan di permukaan yang solid.Dikutip dari Sproutsocial, Hari Fotografi Sedunia diperingati kali pertama pada tanggal 19 Agustus 2010. Saat itu, sebuah galeri foto daring yang dikurasi menggelar acara tersebut.&nbsp;Hari Fotografi Sedunia diperingati untuk menghormati seni, sains, dan sejarah fotografi, serta untuk menghargai kontribusi para fotografer di seluruh dunia.Terkait Hari Fotografi Sedunia, Skor.id coba mengulas beberapa atlet (maupun mantan) yang juga memiliki hobi atau bahkan berprofesi fotografer andal.&nbsp;Tyson ChandlerMantan pebasket NBA Tyson Chandler memulai pameran fotografi pertamanya pada tahun 2012 lalu. Bertajuk “A Year in a New York Minute” (Setahun dalam Satu Menit New York), pameran tersebut berisi foto-foto yang diambil Chandler di New York, London, dan Tanzania selama setahun terakhir sebelum pameran.&nbsp;Mantan center&nbsp;juara NBA 2011 bersama Dallas Mavericks itu terus memberikan pengaruh di luar lapangan, melelang beberapa karyanya untuk kepentingan UNICEF. Meskipun Chandler menyukai seni, dia menemukan elemen fotografi yang berbeda ini menginspirasi untuk dilakukan. Fotografi memungkinkan Chandler mengabadikan suatu momen, yang gambarnya menceritakan kisahnya sendiri.Joe CurrenFotografer dan peselancar yang tinggal di California, Amerika Serikat, ini juga seorang penulis, pematung dan tukang kayu generasi kedua, duta merek Patagonia, dan perumus seni.&nbsp;Curren mencoba mengikuti jejak saudaranya yang peselancar profesional dan mulai berselancar untuk mencari nafkah. Sambil berselancar, Joe juga bepergian ke tempat-tempat eksotis untuk mendokumentasikan apa yang dilihatnya.&nbsp;Dia memulai dengan kamera point-and-shoot sekali pakai dan setelah perjalanan ke Selandia Baru pada 1999, dia memutuskan untuk berinvestasi pada kamera SLR dasar 35 mm, yang akan dia bawa bersama peralatan selancarnya.&nbsp;Selama bertahun-tahun, ia menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbicara, memotret, dan mengarsipkan cerita rekan-rekannya, banyak di antaranya adalah veteran selancar.&nbsp;Sebagai seorang peselancar, Curren juga menganggap sejarah sebagai hal yang sangat penting. Dia mengatakan masa lalu adalah prolog dan warisan yang dimilikinyalah yang memberinya banyak akses yang diperolehnya ke dunia selancar dan fotografi.Erik BoomerErik Boomer adalah seorang fotografer profesional, atlet kayak, dan penghargaan Adventurer of the Year (Petualang Terbaik) dari National Geographic.&nbsp;Pada tahun 2011, ia dan sesama pendayung Jon Turk memulai pelayaran mengelilingi Pulau Ellesmere di Kanada searah jarum jam selama 104 hari. Kedua pria tersebut adalah orang pertama yang menyelesaikan pelayaran mengelilingi pulau, sehingga keduanya mendapat gelar Petualang Terbaik.&nbsp;Boomer mendokumentasikan petualangannya selama 104 hari dengan foto-foto, yang ditampilkan di New York Times dan Outside Magazine. Sebelum memasuki Pulau Ellesmere, Boomer memulai ekspedisi dan petualangan lainnya, yang mencakup enam turunan Grand Canyon di Stikine dan terjun di air terjun setinggi 90 kaki (hampir 30 meter).Jimmy Chin&nbsp;Jimmy Chin adalah salah satu fotografer ekspedisi andal, yang juga seorang pendaki profesional, pemain ski, dan veteran 10 tahun di Tim Atlet North Face. Menyesuaikan bakatnya dalam fotografi dan kecintaannya pada eksplorasi, kehebatan atletiknya telah membawanya dalam ekspedisi terobosan ke seluruh dunia. Dia telah bekerja dengan beberapa petualang, pendaki, dan pemain ski terbaik di dunia.&nbsp;Chin dikenal karena mampu membawa perlengkapan kamera dan mendokumentasikan pengembaraan besar para atlet terbaik di industri, apa pun risikonya—bahkan jika itu berarti mempertaruhkan nyawanya pada saat tertentu.&nbsp;Saat syuting untuk National Geographic, Chin melakukan perjalanan tanpa bantuan alat bantu melintasi 300 mil Dataran Tinggi Chang Tang di Tibet dengan yang tingginya 17.000 kaki (5.182 meter), yang sebagian besar belum dijelajahi.&nbsp;Chin juga memotret pendakian pertama menara batu pasir berdiri bebas tertinggi di dunia yang terletak di Mali. Meskipun sebagian besar dari Anda bahkan tidak berani mempertimbangkan untuk mendaki Gunung Everest satu kali pun, Chin telah mendaki Everest beberapa kali. Pada tahun 2006, ia bermain ski dari puncak Everest sambil memotret keturunan ski bersejarah Kit DesLaurier di gunung tersebut.Ryan CardoneRyan Cardone adalah seorang longboarder profesional dan fotografer komersial. Ia lulus dari Brooks Institute of Photography dan mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk menangkap “pengaruh kuat laut dalam kehidupan”. Dia memandang setiap foto sebagai sebuah karya seni dan ingin menanamkan emosi yang sama seperti yang dapat diungkapkan oleh sebuah foto kepada kliennya.&nbsp;Tujuan Cardone dan kecintaannya pada laut menginspirasinya untuk memulai Tidal Advertising dan Tidalstock.com, sebuah perusahaan fotografi saham yang saat ini menjadi salah satu pemiliknya.Selain kelima nama di atas, masih banyak nama fotografer andal dengan latar belakang atlet top. Sebut saja Andrew Wilz, mantan atlet Piala Dunia Snowboard. Ada juga Sven Martin, mantan atlet skateboard dan sepeda gunung.&nbsp;Thomas Ulrich menjadi tukang kayu profesional dan pemandu pendaki, yang juga menggeluti pemanjatan tebing ekstrem, yang lalu memulai karier fotografer petualangan pada 1999. Karya-karyanya sudah dipublikasikan di Animan, LIFE, dan Sports Illustrated.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/mYY8ZcJvHsk?si=2A0fahr7ePZoWqx_" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Banyak fotografer yang ternyata memiliki latar belakang atlet profesional atau pegiat olahraga.

Hari Fotografi Sedunia: Atlet-atlet yang juga Fotografer Andal

SKOR.id – Sepuluh hari sudah Olimpiade Paris 2024 berlangsung sejak dibuka pada 26 Juli 2024 lalu. Hingga Senin (5/8/2024) dini hari WIB, Cina masih memimpin klasemen medali dengan 19 emas, 15 perak, dan 11 perunggu.&nbsp;Amerika Serikat menempel ketat di peringkat kedua dengan 18 emas, 26 perak, dan 25 perunggu. Tuan rumah Prancis untuk sementara berada di posisi ketiga dengan 12 emas, 14 perak, dan 18 perunggu.&nbsp;Selain hasil para atlet terbaik dunia, salah satu daya tarik Olimpiade musim panas edisi ke-33 ini adalah momen-momen fesyen hebat dari para atlet.&nbsp;Meskipun upacara pembukaan adalah momen bagi setiap negara untuk memamerkan pakaian mereka, kini fokus perhatian fesyen tertuju pada gaya atlet di masing-masing cabang olahraga.&nbsp;Ada beberapa penampilan yang menonjol sejauh ini. Salah satu olahraga paling populer untuk ditonton di Olimpiade adalah senam. Para pesenam putri tampil tidak hanya dengan baju ketat berwarna-warni namun juga riasan pada wajah dan kuku yang dihias.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C-ESNIFIQ8l"></oembed></figure>Lihat saja yang dilakukan dua bintang senam wanita tim Amerika Serikat (AS), Simone Biles dan Jordan Chiles. Tidak hanya cantik, kedua pesenam itu juga tampil sangat modis di Paris 2024.Biles, yang sudah menyumbangkan tiga medali emas untuk AS (all-around tim, vault, dan palang bertingkat) dari cabang olahraga senam wanita, tertangkap kamera tengah merias wajahnya sebelum turun di kategori artistik final nomor tim all-around).Sementara itu Chiles terlihat menghias kuku jari tangannya yang terlihat seperti ditambah, dengan motif warna biru-putih. Riasan wajah pesenam wanita Brasil Rebecca Andrade, juga sangat pas dengan busana yang dikenakan.Bicara soal seragam, tim voli putri Brasil dan Belanda tampaknya menjadi favorit penonton. Sayang, Belanda sudah tersingkir di fase grup. Sementara Brasil melaju ke perempat final.&nbsp;<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C-AgL1DxJ-x"></oembed></figure>Baik Brasil maupun Belanda sama-sama memiliki jersey utama berwarna mencolok, kuning dan oranye. Kombinasi kuning-biru tua (celana) milik Brasil dan Belanda dengan oranye-biru terang, tampak sangat pas dengan bentuk tubuh para atlet mereka.Pindah ke voli pantai, rasanya sulit untuk menyaingi tim wanita Kanada. Setelan yang dikenakan Heather Bansley di laga pul B fase penyisihan, sudah mirip gadis seksi yang sedang berjalan-jalan berkat paduan tank top putih dan legging&nbsp;coklat. &nbsp;&nbsp;<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C99h1ubsWBq"></oembed></figure>Kaus singlet putih dikombinasi celana kargo berukuran besar yang dikenakan skater Brasil Rayssa Leal pada final nomor women's street cabang olahraga skateboarding juga membuatnya tampak modis kendati beraksi di atas papan seluncur.&nbsp;Riasan wajah pejudo Prancis Shirine Boukli juga menunjukkan dirinya seperti model dan bukan atlet yang baru saja merebut medali perunggu kelas 48 kg wanita di Olimpiade Paris 2024.&nbsp;Untuk gaya penampilan cool saat bertanding, rasanya sulit untuk menandingi Kim Yeji. Saat turun di final nomor women's 10m air pistol, petembak Republik Korea itu terlihat mengenakan atasan semacam jaket yang tampak berbahan parasut berwarna hitam dengan celana panjang senada. &nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/EBASVZ-jZF0?si=oP8WSwDbXg6xq7Yk" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Salah satu daya tarik Olimpiade Paris 2024 ini adalah momen-momen fesyen dan gaya hebat dari para atlet.

Atlet dengan Fesyen dan Gaya Terbaik di Olimpiade Paris 2024

SKOR.id – Dengan rata-rata populasi tertua di dunia, jalan-jalan kota yang bersih dan memiliki reputasi nasional dalam mematuhi peraturan, Jepang bisa jadi takkan langsung menjadi surga bagi para skater (sebutan untuk pemain seluncur papan/skateboarding).Namun, seperti yang kembali terjadi pada pekan lalu di Place de la Concorde, Paris, Prancis, ketika berbicara tentang skating wanita, remaja putri Jepang lagi-lagi tampil menggila.Untuk Olimpiade kedua berturut-turut, Tim Jepang mendominasi nomor street&nbsp;– dan tidak mustahil akan melakukan hal yang sama di kategori taman yang bakal dimulai Selasa (6/8/2024) awal pekan depan.Lompatan terlambat Coco Yoshizawa yang baru berusia 14 tahun membantunya mengalahkan rekan senegaranya Liz Akama, 15, untuk meraih medali emas nomor women’s street&nbsp;pada Minggu (28/7/2024) pekan lalu.&nbsp;Di final, usai tertinggal dari Akama di run&nbsp;2 (86,80 berbanding 89,26), Yoshizawa menghentak di trick&nbsp;4 dan 5 untuk mengungguli kompatriotnya dengan mengoleksi total skor 272,75 (Akama 265,95) sekaligus memastikan dirinya sebagai juara Olimpiade Paris.Sehari berselang, skater&nbsp;Jepang&nbsp; Yuto Horigame berhasil mempertahankan gelar juara Olimpiade nomor men’s street&nbsp;dengan skor hampir sempurna. Atlet berusia 25 tahun itu mengalahkan Jagger Eaton dan Nyjah Huston, dua skater&nbsp;negara asal skateboarding, Amerika Serikat.&nbsp;Horigame dan tim Jepang telah lama disebut-sebut sebagai favorit cabang olahraga skateboarding&nbsp;Olimpiade Paris setelah debut epik olahraga tersebut di kandang mereka di Olimpiade Tokyo 2020, tiga tahun lalu (digelar 2021 karena pandemi Covid-19).Pada saat itu, Momoji Nishiya masih berusia 13 tahun, memikat publik Jepang yang menyaksikannya melompati para pesaingnya untuk memenangi medali emas nomor women’s street perdana di Ariake Urban Sports Park.&nbsp;Sakura Yosozumi yang saat itu berusia 19 tahun, dan Kokona Hiraki, yang kala itu masih 12 tahun, menduduki dua podium teratas nomor women’s park&nbsp;di Tokyo 2020. Sky Brown dari Inggris, yang saat itu berusia 13 tahun, mengumpulkan perunggu. Brown juga kebetulan setengah Jepang.&nbsp;Hiraki – peraih medali Olimpiade termuda sejak tahun 1936 – mengungkapkan, karena tidak ada batasan usia untuk bermain skateboard di Olimpiade, anak muda mana pun dapat berkompetisi.&nbsp;Hiraki yang akan kembali turun di Paris 2024 untuk nomor women’s park menambahkan, ada banyak skater muda di Olimpiade dan semakin banyak skater bagus setiap tahunnya.&nbsp;“Saya berkompetisi lagi kali ini, jadi saya ingin menikmatinya, dan saya ingin orang-orang melihat betapa keren dan menyenangkannya bermain skateboard,” ucapnya.<figure class="image"><img src="https://assets-skorid.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/Boks_data_Jepang_kuasai_skateboard_Rahmat_Ari_Hidayat_Skor_id_40affd70f1.jfif" alt="Boks data Jepang kuasai skateboard - Rahmat Ari Hidayat Skor.id.jfif"><figcaption>Jepang masih mendominasi cabor skateboarding di dua Olimpiade terakhir kendati Paris 2024 masih berlangsung. Di Paris 2024, Coco Yoshizawa (foto kiri) dan Yuto Horigome sudah merebut emas. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)</figcaption></figure>Mengapa para remaja belia Jepang mampu begitu mendominasi skateboard, khususnya wanita? Pertanyaan di atas akan dibahas dalam Skor Special kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.)&nbsp;Jumlah Skater Meningkat karena Skatepark Tumbuh Pesat&nbsp;Bangkitnya pemain skateboard Jepang merupakan hal yang mengejutkan di negara yang biasanya tidak menyukai demonstrasi publik atas olahraga ini.&nbsp;Di Jepang, bermain skateboard&nbsp;di area sibuk dilarang oleh undang-undang. Karena terbatas hanya boleh dimainkan di taman skate, sulit bagi calon skater untuk meningkatkan skill&nbsp;karena dilarang berlatih di area umum.Hal ini ditambah dengan masalah populasi penuaan di negara tersebut – setelah angka kelahiran di Jepang mencapai rekor terendah pada tahun 2023 – yang akan menyebabkan sebagian besar olahraga mengalami kehancuran besar-besaran.Namun keikutsertaan dalam Olimpiade telah meningkatkan keterpaparan dan sumber daya kaum muda. Menurut Japan Skatepark Association, jumlah skatepark di negara itu sejak 2021 meningkat hampir dua kali lipat menjadi 475.&nbsp;Setelah perolehan medali mengesankan lainnya, masih ada ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut.&nbsp;“Di masa lalu, Jepang tertinggal sekitar 10 hingga 15 tahun dari AS dalam hal keterampilan (skateboarding),” kata skater&nbsp;Jepang Junnosuke Yonesaka, yang telah menjadi wajah dunia skating di negara ini sejak tahun 1990-an.&nbsp;“Tetapi jumlah skatepark meningkat pesat sejak tahun 2000-an. Sekarang terdapat lebih banyak taman dengan bagian yang mirip dengan kompetisi resmi, dengan (landai) yang tinggi dan pegangan tangan yang panjang, menciptakan lingkungan dengan para skater dapat secara teratur melatih keterampilan yang sulit sejak usia muda.&nbsp;“Saya yakin hal ini menyebabkan (tim Jepang) memperoleh keterampilan sulit yang menghasilkan skor lebih tinggi.”Usia Skater Cenderung Makin MudaSelain Jepang, olahraga skateboard wanita di kedua kategori tersebut didominasi oleh atlet remaja. Perunggu nomor women’s street Paris 2024 jatuh ke tangan skater populer Brasil Rayssa Leal, 16 tahun. Pada Olimpiade Tokyo, Leal menjadi peraih medali Olimpiade termuda bagi negaranya. Sementara, skater berusia 14 tahun Cui Chenxi dari Cina nyaris tertinggal di tempat keempat.&nbsp;Di nomor women’s street mendatang, Zhang Haohao dari Cina yang berusia 11 tahun akan menjadi atlet Olimpiade termuda di Paris 2024, atlet Olimpiade termuda di Cina, dan atlet Olimpiade termuda kedua yang pernah tercatat.Pesaing muda lainnya termasuk anak ajaib berusia 10 tahun dari Filipina, Mazel Paris Alegado, yang tampil di Asian Games tahun lalu, dan Arisa Trew dari Australia berusia 14 tahun, yang triknya telah memecahkan rekor dunia.&nbsp;Namun yang paling penting, Hiraki – yang akan berusia 16 tahun bulan depan – menegaskan kembali bahwa skateboard tidak boleh melupakan alasan utama keberadaannya: budaya.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/EBASVZ-jZF0?si=UnNMEYb1SsuqQL9w" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Dari empat nomor skateboarding di Olimpiade Paris 2024, Jepang sudah merebut dua medali emas dan satu perak.

Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage situs Skor.id.

SKOR SPECIAL

Mengapa Remaja Jepang Sangat Hebat Main Skateboard

SKOR.id – Keberhasilan Coco Yoshizawa menyabet medali emas Olimpiade Paris 2024 terbukti berdampak besar. Nama atlet skateboard belia Jepang itu kini menjadi lebih terkenal dibandingkan sebelumnya.Yoshizawa sukses meraih emas nomor women’s street cabang olahraga (cabor) skateboarding Olimpiade setelah membukukan nilai tertinggi pada final di Place de la Concorde, Paris, Prancis, Minggu (28/7/2024).&nbsp;Atlet yang baru berusia 14 tahun tersebut mengungguli rekan senegaranya, Liz Akama, dan bintang Brasil Rayssa Leal. Kesuksesannya itu telah menyorot perhatian publik, termasuk di jagad dunia maya.Terbukti dari pertambahan signifikan jumlah pengikut atau followers Coco Yoshizawa di Instagram. Setelah mengeklaim emas akhir pekan lalu. Sang atlet sendiri bahkan tidak menyangka efeknya begitu masif.“Saya agak malu mengatakan bahwa saya sekarang memiliki sekitar 38.000 follower. Sebelum saya datang (ke Olimpiade), saya punya kira-kira 3.000,” ujar Yoshizawa sehari setelah penampilan impresifnya di final, seperti dilansir dari Japan Times. &nbsp;&nbsp;&nbsp;Dan, pengikut skater kelahiran Kanagawa, Jepang, itu di Instagram diyakini akan terus bertambah. Hingga Selasa (30/7/2024) malam WIB, jumlahnya terpantau sudah menembus lebih dari 55.000.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C9-SoR0tbiX"></oembed></figure>“Saya menerima ucapan selamat dari orang-orang yang saya tahu, tetapi banyak juga yang tidak saya kenal mengirimi saya pesan. Saya merasa mereka mendukung saya, meski saya tak mengenal mereka,” tuturnya.Tak mudah bagi Coco Yoshizawa merebut emas perdananya di Olimpiade. Meski menempati posisi teratas pada babak penyisihan, ia kemudian berada di luar zona medali pada awal putaran final.Yoshizawa baru berhasil kembali memimpin pada percobaan keempat dari lima kesempatan trik. Ia sukses melakukan bigspin kickflip frontslide boardslide yang sulit dan memukai juri dan penonton.Lewat trik itu Coco Yoshizawa mencetak 96,49 poin, jumlah tertinggi di final, yang membawanya menyalip Liz Akama dan sukses mengeklaim medali emas pertamanya dalam penampilan debut di Olimpiade.&nbsp;“Saya sedikit gugup di Olimpiade pertama saya. Tekanan yang saya rasakan lebih besar dibandingkan di kompetisi lain karena ada begitu banyak penggemar,” Yoshizawa menuturkan.“Saya menganggap itu sebagai hal yang positif, bahwa mereka hadir untuk memberikan dukungan. Saya dapat meluncur sesuai keinginan. Saya pikir ini adalah lingkungan yang bagus.” &nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/hNhp_6OYQ0I?si=-ZFLI9qlnQHI9vmr" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Atlet skateboard Jepang Coco Yoshizawa menjadi lebih terkenal setelah sukses menyabet medali emas di Olimpiade Paris 2024.

Semua berita terkini tentang tenis, voli, MMA, renang, atletik, WSBK, Formula E, dan masih banyak lainnya.

Other Sports

Olimpiade 2024: Efek Raih Medali Emas, Atlet Skateboard Belia Jepang Kebanjiran Followers

SKOR.id – Dalam sebuah pertunjukan di Musee d’Art Moderne de Paris, Prancis, fotografer terkenal Ari Marcopoulos menjadi subjek pameran bertajuk “Beware” (Awas) itu.&nbsp;Permainan skateboard berpindah dari jalanan ke interior museum, menampilkan foto-foto dan video yang ditemukan kembali oleh Marcopoulos. Pameran ini juga mencakup 24 karya dari koleksi museum yang sangat banyak, yang dipilih secara pribadi oleh sang seniman.Lahir di Amsterdam, Belanda, pada tahun 1957, Marcopoulos memulai perjalanannya di bidang fotografi sebagai asisten pencetakan Andy Warhol dan kemudian sebagai asisten foto Irving Penn.&nbsp;Karyanya mencerminkan ketertarikan awal terhadap kamera, gerak, dan arsitektur perkotaan, terutama menangkap dinamika lanskap New York City, Amerika Serikat.&nbsp;Pertunjukan ini menampilkan berbagai karya ikoniknya mulai dari tahun 1980-an hingga saat ini, termasuk potret skater legendaris seperti Harold Hunter dan Justin Pierce.&nbsp;Gambar-gambar ini membangkitkan rasa nostalgia dan kontemplasi, menangkap esensi budaya skating di tengah perkembangan lanskap kota.Karya terkenal lainnya termasuk dokumentasi grafiti Paris Brassai dan Juliette Greco dan Miles Davis yang difoto oleh Jean-Philippe Charbonnier.&nbsp;Melalui seleksi ini, Marcopoulos menjalin hubungan dengan sejarah seni, menekankan pengaruh seni visual pada fotografinya.&nbsp;Terkait judul acaranya, “Beware”, berfungsi sebagai pengingat untuk tetap waspada dan sadar akan aspek kehidupan yang lebih gelap, mengajak pemirsa untuk merenungkan kompleksitas masa lalu dan dampaknya terhadap masa kini.&nbsp;Pertunjukan dimulai sejak tanggal 5 April 2024 lalu. Anda bisa mengunjungi <a href="https://www.mam.paris.fr/en/expositions/exhibitions-carte-blanche-ari-marcopoulos">situs web Musee d’Art Moderne de Paris</a> untuk lebih jelasnya.Selain foto-foto skateboard, Marcopoulos juga memperkenalkan buku barunya yang juga berjudul Beware yang baru dicetak. Salinan bertanda tangan tersedia di New York di Dashwood Books.&nbsp;“Saya sangat gembira dengan yang satu ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Roger Willems di Roma Publications atas semangatnya terhadap proyek ini,” ucap Marcopoulos di akun media sosialnya.&nbsp;“Juga Todd Jordan di Supreme atas dukungannya. Serta keluarga dan teman-teman saya yang jauh di mana pun berada, sekali lagi terima kasih. Buku ini adalah bagian dari pameran saya di Musée Art Moderne de Paris.”&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/x4E3Qc5C7dw?si=IPka0KkpO4VKSfCH" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Foto-foto karya Ari Marcopoulos bangkitkan rasa nostalgia dan kontemplasi, menangkap esensi budaya skating di tengah perkembangan lanskap kota.

Ari Marcopoulos Bawa Budaya Skateboard ke Museum

SKOR.id – CB Hoyo, Evgen Copi Gorisek, dan Pascal Möhlmann secara fisik telah menyatukan visi artistik individu mereka yang berbeda dalam sebuah usaha kolaboratif yang luar biasa untuk The Skateroom.&nbsp;Ketiganya bekerja keras untuk menyusun dek seni skateboard terbesar dalam sejarah The Skateroom, sebuah kewirausahaan sosial yang berfokus pada pemberdayaan generasi muda.&nbsp;Di antara karya mereka terdapat rangkaian triptych&nbsp;— gambar atau ukiran relief pada tiga panel — dek skate yang dinamis, yang mana setiap seniman menerapkan etosnya pada yang ketiga, untuk menciptakan “pengalaman visual rangkap tiga yang tak terlupakan.”“Falling” memadukan kecerdasan Hoyo, dengan patung karya Gorisek yang tersenyum, dan pahlawan wanita Barok Mohlmann, mengundang publik untuk “mengeksplorasi seluk-beluk pengalaman manusia, merangkul keindahan kerentanan, dan merayakan ketahanan yang ada dalam diri kita semua.” Demikian penjelasan di situs web The Skateroom.&nbsp;Dek skate megah bertajuk “Oh Shit Here We Go Again” terbuat dari kayu pohon maple Kanada, dengan ukuran 152 cm x 38 cm. Dihiasi dengan cat minyak yang sengaja dibuat rumit, karya ini memadukan gaya masing-masing seniman dan dijual seharga 15 ribu dolar Amerika (sekira Rp237,7 juta).<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/Cyf0YYooHbL"></oembed></figure>Sementara itu, triptych bertajuk “Remember to Fall”, “Falling”, “It Happened”, “Temporary Pain”, “We All Fall”, dan “Try Again”, mengelompokkan kontribusi individu seniman, dengan masing-masing seniman menghiasi salah satu dari tiga dek.&nbsp;Setiap triptych dilengkapi dengan satu dudukan dinding Snapdisplay per dek dan dijual dengan harga sekitar 7.932 dolar Amerika.“Setiap kali mempelajari sesuatu yang baru, kita pasti sering kali gagal atau tersandung, dan hal ini terutama berlaku dalam aktivitas seperti skateboard. Gagal berulang kali dan terus mencoba mengajarkan kita untuk tidak menyerah,” kata Gorisek dalam pernyataannya.&nbsp;Evgen Copi Gorisek adalah pelukis kelahiran Slovenia pada 1994 yang karya-karyanya beraliran kontemporer yang faux naif.&nbsp;Sementara itu, CB Hoyo adalah seniman multidisiplin yang praktiknya meliputi lukisan, patung, dan instalasi.&nbsp;Adapun bagi pelukis Belanda Pascal Mohlmann, menekuni seni bukanlah keputusan yang disengaja. Sebaliknya, dari studionya yang terang di Zurich, Swiss, ia menggambarkan perjalanan kreatifnya sebagai “hubungan cinta instan” yang dimulai ketika ia masih sangat muda.&nbsp;Rangkaian karya ketiga seniman tersebut kini sudah tersedia untuk dibeli sekarang di <a href="https://theskateroom.com/">toko daring The Skateroom</a>.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/5PsgPn-szTU?si=ndcIk_exh6kS1EJD" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;

CB Hoyo, Evgen Copi Gorisek, dan Pascal Mohlmann bekerja sama membuat karya seni impresif.

Latest Articles - Skateboard