SKOR.id - Federasi Sepak Bola Vietnam bertindak tegas terkait kasus narkoba yang menjerat lima pemain Vietnam yang merupakan anggota klub Hong Linh Ha Tinh.Para pemain itu tertangkap bersama lima orang lainnya dalam pesta narkoba di sebuah hotel di kawasan Ha Tinh, Sabtu (4/5/2024).Mereka yang terjerat kasus narkoba itu adalah Nguyen Trung Hoc, Nguyen Ngoc Thang, Duong Quang Tuan, Nguyen Van Truong, dan Dinh Thanh Trung.Dua di antaranya saat ini berstatus pemain aktif Timnas Vietnam. Nguyen Van Truong merupakan salah satu pemain andalan di Vietnam U-23. Bahkan, dia juga masuk dalam skuad Timnas senior Vietnam di Piala Asia 2023.Satu pemain lagi yaitu Nguyen Ngoc Thang, yang merupakan salah satu anggota skuad Vietnam U-23 di Piala Asia U-23 2024.Selain itu, ada juga Dinh Thanh Trung, yang merupakan salah satu pemain senior yang cukup disegani dan menjadi panutan untuk pemain muda Vietnam.Dalam kariernya sebagai pemain, dia pernah menyabet gelar pemain terbaik Vietnam pada 2017. Dia pun pernah memperkuat Timnas Vietnam pada periode 2010-2018. Bahkan, saat ini dia direkomendasikan oleh klubnya untuk mengambil lisensi pelatih.Tapi kasus ini membuat karier mereka terjun bebas. Kontrak kelima pemain itu pun kini dibekukan oleh Hong Linh Ha Tinh.Dan sanksi tegas juga diberikan VFF dengan melarang lima pemain tersebut untuk berkompetisi di seluruh kancah sepak bola Vietnam. Mereka juga dilarang memperkuat Timnas Vietnam dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.Keputusan itu diberikan Komite Disiplin VFF tertanggal 8 Mei 2024, dan sanksi mulai berlaku sesuai tanggal diterbitkannya keputusan.Tentunya kasus ini memberikan guncangan yang hebat bagi sepak bola Vietnam. Mengingat, mereka juga bisa dibilang sedang terpuruk di level Timnas senior.Di level Timnas U-23, sebenarnya bisa sedikit mengobati kekecewaan fans mereka. Menyusul, mereka mampu melaju hingga ke babak 16 besar Piala Asia U-23 2024.Kini, Timnas senior Vietnam menatap dua laga tersisa di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dalam dua laga itu mereka akan menghadapi Filipina (6/6/2024) dan Irak (11/6/2024).<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/3d5dNBJ2KgE?si=rrnQzd2vMQ_9idJu" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Dari lima pemain yang terjerat kasus narkoba, dua di antaranya masih berstatus sebagai pemain aktif di Timnas Vietnam.

World

VFF Sanksi 5 Pemain Vietnam yang Terjerat Kasus Narkoba

SKOR.id – Media sosial telah merevolusi lanskap komunikasi: sekitar 139 juta remaja (di sini didefinisikan sebagai generasi muda berusia 10 hingga 19 tahun) menggunakan Instagram dan 120,2 juta menggunakan Facebook di seluruh dunia pada tahun 2022Orang-orang muda ini, yang terpaku pada layar ponsel, tablet, atau komputer, lebih cenderung minum alkohol, menggunakan narkoba, merokok, dan berpartisipasi dalam perilaku seksual berisiko. Itu terungkap dari hasil sebuah studi ilmiah baru-baru ini.&nbsp;Misalnya, menghabiskan setidaknya dua jam sehari di media sosial melipatgandakan kemungkinan konsumsi alkohol, dibandingkan dengan konsumsi kurang dari dua jam sehari, para peneliti dari Mayo Clinic, Spanyol, melaporkannya dalam jurnal BMJ edisi 29 November 2023 lalu.Remaja dan Penggunaan Jejaring SosialHasilnya menunjukkan bahwa remaja sangat rentan terhadap penggambaran perilaku berisiko kesehatan di media sosial, seperti konsumsi alkohol atau pola makan yang tidak sehat, kata para peneliti.“Perilaku eksperimental dan pengambilan risiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masa remaja. Namun, mengingat perlindungan terhadap dunia digital masih terus berkembang, kehati-hatian mungkin diperlukan di sektor akademis, pemerintahan, layanan kesehatan, dan pendidikan sebelum risiko penggunaan media sosial oleh remaja meningkat,” demikian kesimpulan tim riset.Dalam tinjauan tersebut, para peneliti Mayo Clinic menganalisis lebih dari 250 tindakan media sosial yang dilaporkan dalam 73 penelitian yang dilakukan antara tahun 1997 dan 2022, yang melibatkan 1,4 juta anak berusia 10 hingga 19 tahun. Riset ini berlangsung di Amerika Serikat (AS).&nbsp;KesimpulanData yang dikumpulkan menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang sering atau setiap hari dikaitkan dengan peningkatan risiko penggunaan alkohol sebesar 48 persen, peningkatan risiko penggunaan narkoba sebesar 28 persen, dan peningkatan risiko merokok hingga 85 persen dibanding mereka yang jarang menjelajah jejaring sosial.Media sosial juga tampaknya memengaruhi pilihan seksual remaja. Penggunaan media sosial yang sering atau setiap hari dikaitkan dengan peningkatan sebesar 77 persen dalam kemungkinan aktivitas seksual berisiko seperti sexting, seks transaksional, dan penggunaan kondom yang tidak konsisten. Demikian temuan para peneliti.&nbsp;Penggunaan media sosial yang sering juga tampaknya meningkatkan risiko perilaku antisosial seperti penindasan, penyerangan fisik, dan perilaku agresif atau kriminal sebesar 73%, dan risiko perjudian hampir tiga kali lipat.&nbsp;Variabel media sosial dikategorikan ke dalam waktu yang dihabiskan (misalnya, jam per hari), frekuensi penggunaan (misalnya, penggunaan harian, mingguan, atau keseluruhan), paparan terhadap konten yang menampilkan perilaku berisiko kesehatan (misalnya iklan alkohol di Facebook), dan aktivitas media lainnya (misalnya strategi mengelola kehadiran online).&nbsp;Namun, para peneliti mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui hubungan sebab akibat langsung antara penggunaan media sosial dan perilaku tidak sehat di kalangan remaja.&nbsp;Mereka mencatat bahwa faktor lain, seperti perilaku orang tua, juga dapat mempengaruhi perilaku berisiko remaja.&nbsp;“Artikel kami menemukan sebagian besar hubungan berbahaya antara penggunaan media sosial dan perilaku berisiko kesehatan remaja,” demikian kesimpulan para ahli.&nbsp;“Namun, temuan ini sebagian besar didasarkan pada studi cross-sectional, menggunakan pengukuran penggunaan media sosial yang dilaporkan sendiri, dan memiliki risiko adanya perancu karena banyak faktor perancu yang belum disesuaikan.”&nbsp;Dalam kesimpulan akhirnya, para peneliti mengungkapkan bila perilaku eksperimental dan berisiko merupakan bagian tak terpisahkan dari masa remaja.&nbsp;Namun, karena perlindungan terhadap dunia digital masih terus berkembang, tindakan pencegahan mungkin diperlukan di sektor pendidikan, pemerintahan, kesehatan, dan lingkungan sebelum risiko penggunaan media sosial oleh individu dapat dipahami sepenuhnya, dalam hal ini para remaja.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/MCBxhBhGKk4?si=6e-BQpKuKTZx65Oq" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;

Hasil penelitian Mayo Clinic terkait pengaruh media sosial terhadap remaja ini sangat mengejutkan. 

Latest Articles - Narkoba

VFF Sanksi 5 Pemain Vietnam yang Terjerat Kasus Narkoba

Jejaring Sosial Tingkatkan Konsumsi Narkoba di Kalangan Remaja