- ATP mendenda LTA atas keputusan melarang petenis Rusia dan Belarus tampil di lima turnamen sepanjang 2022.
- Asosiasi tenis Inggris tersebut harus membayar 825 ribu poundsterling atau setara Rp15,72 miliar.
- LTA kecewa dan marah atas keputusan ATP.
SKOR.id - Asosiasi Tenis Lapangan Rumput Inggris (LTA) baru saja mendapat denda dari penyelenggara turnamen tenis putra, ATP.
ATP menjatuhi denda senilai 820 ribu poundsterling atau setara Rp15,72 miliar kepada LTA atas keputusan kontroversial sepanjang 2022.
LTA tercatat melarang petenis Rusia dan Belarus untuk tampil di lima turnamen ATP yang berlangsung sepanjang 2022.
Kelima turnamen tersebut adalah Queen’s Club, Eastbourne, Surbiton, Nottingham, dan Ilkley.
LTA beralasan bahwa pelarangan tersebut sebagai bentuk empati kepada rakyat Ukraina atas invasi yang dilancarkan oleh Rusia.
Sayangnya, keputusan tersebut berbuah denda fantastis dari berbagai penyelenggara turnamen tenis internasional.
Sebelum ATP, WTA lebih dulu menjatuhi hukuman denda 750 ribu poundsterling (Rp14,3 miliar) kepada LTA atas keputusan melarang petenis Rusia dan Belarus tampil di Wimbledon 2022.
WTA juga menjatuhi denda sebesar 250 ribu poundsterling (Rp4,7 miliar) kepada All England Club atas alasan yang sama.
LTA pun kecewa dan murka atas keputusan para penyelenggara tenis terutama ATP yang menjatuhi hukuman denda kepada mereka.
Mereka menyebut LTA minim empati kepada rakyat Ukraina yang menderita akibat invasi yang dilancarkan oleh Rusia dan koalisinya, Belarus.
"LTA sangat kecewa dengan keputusan tersebut," begitu kara rilis resmi LTA seperti dilansir dari Metro UK.
"ATP, dalam temuannya, tidak mempertimbangkan kondisi yang tercipta akibat invasi Rusia ke Ukraina atau respon dari komunitas olahraga internasional pemerintah Inggris."
"ATP tampaknya menganggap masalah ini sebagai pelanggaran yang berada langsung di bawah penanganannya, kurang menunjukkan empati atas situasi di Ukraina."
"Efek yang ditimbulkan oleh denda ini dan denda dari WTA akan berdampak terhadap kemampuan materiil LTA dalam mengembangkan dan menggelar turnamen tenis di negara ini (Inggris)."
Baca Juga Berita Tenis Lainnya:
Dilarang Tanding di Wimbledon 2022, Petenis Rusia Ini Berniat Ganti Kewarganegaraan