- Secara umum ada dua jenis shuttlecock atau kok (bola dalam permainan bulu tangkis) yang beredar di pasaran.
- Kok dengan bulu angsa/bebek lebih jamak ditemui dibanding kok berbahan plastik.
- Legenda bulu tangkis Indonesia, Hariyanto Arbi, pun pernah menjelaskan berbagai jenis kok dan spesifikasinya.
SKOR.id - Shuttlecock alias kok merupakan salah satu benda yang wajib dimiliki saat ingin bermain bulu tangkis.
Secara umum, ada dua jenis kok yang beredar di pasaran dan dapat dengan mudah dibedakan berdasar bahan baku pembuatannya.
Jenis kok pertama terbuat dari plastik sedangkan yang kedua terbuat dari bulu angsa/bebek yang ditancapkan melingkar ke bagian kepala dari gabus.
Selain dari bentuk dan bahan bakunya, perbedaan dua jenis kok ini bisa dilihat dari lajunya saat melayang di udara.
Setelah dipukul dengan teknik lob, kok dari plastik bakal melayang dengan laju parabolik (melengkung).
Sedangkan kok yang menggunakan bulu angsa/bebek bakal menukik relatif lebih tajam setelah mencapai titik tertingginya.
Kok dengan bulu angsa/bebek pun lebih jamak digunakan dalam berbagai kompetisi bulu tangkis, baik tingkat nasional maupun internasional.
Meski demikian, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah mengembangkan kok dengan bulu sintetis dari styrofoam dan bagian kepala dari plastik.
Lalu, mana yang lebih baik antara kok plastik dan kok dengan bulu angsa? Jawabannya adalah tergantung dengan kebutuhan dan level permainannya.
Dilansir Skor.id dari Decathlon.in, kok berbahan plastik dengan kepala busa cocok untuk digunakan bagi para pemain tahap awal.
Pasalnya, kok jenis ini lebih "tahan banting" dan tak memiliki risiko bulu rontok saat dipukul dengan keras.
Setelah lebih menguasai teknik permainan, Skorer bisa beralih menggunakan kok dengan bulu angsa/bebek yang ternyata juga berbeda-beda spesifikasinya.
Hariyanto Arbi, dalam video YouTube-nya, pernah menjelaskan berbagai jenis kok yang lazim digunakan dalam kompetisi bulu tangkis.
Sang pemilik smes 100 watt itu mengelompokkan beberapa jenis kok berdasar kualitas, harga, dan pemakaiannya di level kompetisi bulu tangkis.
Pertama, Hariyanto Arbi mencontohkan kok Flypower kuning (sekitar Rp85.000/slop) yang biasa digunakan untuk turnamen sirkuit nasional kelompok umur 15-17 tahun.
Lalu ada Flypower merah (sekitar Rp100 ribu/slop) yang biasa dipakai untuk sirnas KU 19 tahun hingga dewasa dan Flypower ungu (sekitar Rp350.000/slop) untuk turnamen proliga.
Terakhir, ada kok Yonex Aerosensa 50 (sekitar Rp500.000 satu slop) yang biasa digunakan untuk berbagai turnamen internasional yang tentu memiliki kualitas terbaik.
Kesimpulannya, memilih kok dalam olahraga bulu tangkis harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pemainnya.
Kok dengan kualitas terbaik memang dapat memberi pengalaman bermain di level tertinggi, baik saat melakukan netting, lob, atau smes.
Akan tetapi, faktor lain juga harus menjadi pertimbangan sebelum membeli kok bulu tangkis yang tepat.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Tips: Perawatan Senar Raket Bulu Tangkis yang Tepat
Produser Wonder Woman 1984 Jadi Duta Bulu Tangkis Amerika Serikat