- BWF telah mengumumkan penggunaan kok sintetis yang bakal efektif digunakan mulai musim kompetisi 2021.
- Meski mendukung langkah tersebut, BAM dan PBSI menyesalkan BWF yang tak melibatkan anggotanya sebelum mengambil keputusan.
- Pada saat pihak BAM dengan lantang melontarkan kritik, PBSI lebih memilih untuk berkirim surat resmi dengan BWF.
SKOR.id - Keputusan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) untuk menggunakan kok sintetis mulai musim kompetisi 2021 mulai mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak.
Pada Senin (20/1/2020), BWF mengumumkan tak akan lagi menggunakan shuttlecock berbahan bulu angsa dan akan menggantinya dengan kok sintetis.
Meski rencana BWF itu secara umum disambut positif, tetapi ada sejumlah pihak yang mengaku kecewa.
Salah satu kubu yang menyatakan kekecewaannya adalah Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
Pihak BAM mendukung penggunaan kok sintetis. Namun mereka kecewa dengan cara BWF membuat pengumuman yang mendadak dan terkesan tak melibatkan anggotanya.
Baca Juga: Sempat Dikritik Lee Chong Wei, BWF Umumkan Penggunaan Kok Sintetis
Kekecewaan itu diungkapkan oleh salah satu pengurus BAM, Datuk Kenny Goh.
"Ini adalah pengumuman yang besar karena bisa mengubah dinamika permainan bulu tangkis tetapi BAM tak menyadari rencana ini," kata Datuk Kenny Goh.
"Kami pernah mendengar BWF mengadakan sejumlah uji coba tetapi kami tak dilibatkan dalam pengambilan keputusan."
"Kami baru mengetahuinya sesaat setelah BWF mengeluarkan pengumuman tersebut," ujarnya.
Datuk Kenny Goh merasa lebih pas bila BWF terlebih dulu berkonsultasi dan memberi informasi lebih lengkap kepada anggotanya dulu.
Pasalnya, BAM sudah pernah merasakan kekecewaan yang sama saat BWF mengubah sistem reli pada beberapa tahun yang lalu.
Kenny pun berharap agar BWF kali ini membuka pintu komunikasi yang lebih baik dalam hal penggunaan kok sintetis.
"Saat ini semua negara sedang fokus Olimpiade. Namun setelah itu, saya berharap BWF memberi kesempatan kepada anggotanya untuk menjajal kok baru untuk latihan," tuturnya.
Baca Juga: Thailand Masters 2020: Asa Juara Indonesia Tersisa di Pundak Hafiz/Gloria
Sementara itu, sikap berbeda ditunjukkan PBSI meski sebenarnya memiliki keinginan yang sama dengan BAM untuk mendapat kesempatan menjajal kok sintetis.
Hal itu diungkapkan oleh Bambang Rudy Roedyanto selaku Kasubid Hubungan Luar Negeri PBSI yang mengaku akan mengirim surat resmi kepada BWF.
"PBSI tidak mengetahui proses pengambilan keputusan ini tetapi kami mendukungnya," tutur Bambang Rudy Roedyanto.
"Kami perlu waktu untuk membiasakan diri dengan kok sintetis. Setidaknya kami butuh tiga bulan berlatih dengan kok batu itu," katanya melanjutkan.
Dibanding Malaysia, Indonesia sedikit lebih beruntun karena sebenarnya sudah pernah menjajal kok sintetis yang dikembangkan BWF.
Kala itu, sejumlah pemain berkesempatan menjajal kok sintetis yang digunakan dalam ajang Indonesia International Challenge 2018.
Namun proses tersebut diawasi begitu ketat sehingga kok sintetis tidak bisa dibawa pergi atau diperlakukan dengan sembarangan.