SKOR.id – YOLO adalah sebuah film drama komedi Cina yang dirilis pada 2024 yang disutradarai oleh Jia Ling dengan dibintangi oleh Jia Ling sendiri dan Lei Jiayin. Film ini diadaptasi dari film komedi asal Jepang tahun 2014, 100 Yen Love.
Dirilis perdana pada Februari 2024 di Cina, YOLO – yang dibuat dengan bujet 100 juta dolar AS – berhasil meraup 479,5 juta dolar AS di seluruh dunia, menjadikannya film terlaris ketujuh pada 2024 dan film Cina dengan pendapatan kotor tertinggi pada tahun ini.
Lantas, apa sebenarnya yang membuat YOLO – yang kini bisa kembali ditonton di Netflix – mampu menarik perhatian penonton hingga meraup pendapatan fantastis?
Cerita yang diangkat sejatinya sudah biasa. Problem di lingkungan, pertemuan dua orang yang sama-sama depresi dan coba bangkit bersama lewat olahraga tinju. Namun, jalannya cerita, akting para pemeran, dan kemasan komedi yang unik, membuat YOLO sukses meraih simpati penontonnya.
Sinopsis
Setelah menyelesaikan kuliah dan bekerja sebentar, Du Leying (diperankan Jia Ling) memilih untuk “menghilang” dari seluruh lingkungan sosial sekitarnya. Ia bahkan menutup rapat-rapat seluruh lingkaran pertemanannya. Alasan ia melakukan tersebut adalah untuk “berdamai” dengan dirinya.
Selama sepuluh tahun, Leying tinggal bersama orang tuanya, menjalani gaya hidup tidak sehat, dan jarang melakukan aktivitas apa pun. Akibatnya, Leying menjadi gemuk, serta diasingkan dari keluarga dan teman-temannya.
Setelah melewati beberapa drama yang akhirnya membuat dirinya harus pindah ke lingkungan baru, suatu hari ia bertemu dengan Hao Kun (Lei Jiaying) yang merupakan seorang pelatih tinju di gym dekat rumahnya.
Setelah bertemu dan berinteraksi satu sama lain, kemudian terungkap kalau Hao kini sedang dilanda stres. Hao Kun, yang ditekan oleh pemilik gym Liang (Sha Yi) untuk mendapatkan klien baru, mengundang Leying ke acara promosi di taman terdekat. Leying salah memahami undangan tersebut karena Hao Kun tertarik padanya, dan setuju.
Di acara tersebut, Hao Kun memberi tahu Leying bahwa dia memilih menjadi pelatih tinju hanya untuk mencari tempat berlatih, dan mengungkapkan kecintaannya pada tinju. Mengembangkan perasaan terhadap Hao Kun, Leying setuju untuk menjadi murid tinju pertama Hao Kun.
Setelah setahun menjalani pelatihan kebugaran dan tinju intensif, Leying telah kehilangan 50 kg (110 lb) berat badan dan memperoleh izin tinju. Terkesan dengan kemajuan Leying, Liang mengizinkannya menjadi petinju pengganti untuk pertarungan mendatang.
Mengapa YOLO Pantas Ditonton
Sebagai film adaptasi, YOLO sama sekali tidak inferior dibanding film aslinya, 100 Yen Love. Lokalisasi filmnya sangat sukses, baik itu nada, setting, maupun plotnya.
YOLO bisa dibilang karya komedi dengan motivasi brilian yang terbagi menjadi tiga babak berbeda: tragedi yang melahirkan perubahan besar, turun ke dalam keputusasaan, dan reinkarnasi menjadi diri Anda yang baru.
Intinya adalah tentang bagaimana seseorang yang berkepribadian tertutup, introvert, dan memiliki kecenderungan depresi, lambat laun menemukan proposisi eksistensialnya melalui benturan dengan orang lain dan masyarakat.
Tinju dan penurunan berat badan memang menjadi simbol yang paling dangkal, namun meski begitu, ia tetap bekerja keras, yang seharusnya menjadi ketulusan.
Sutradara YOLO, Jia Ling, adalah seorang wanita Cina yang bertransisi dari aktris komedi selama lebih dari 10 tahun menjadi sutradara dan penulis skenario.
Dengan hanya dua karya, termasuk YOLO, ia masih bisa dianggap sebagai sutradara baru. Namun jika melihat performa box office karya keduanya ini, mungkin publik akan terkejut dengan pencapaian pendatang baru ini.