- WTA masih menginginkan pertemuan pribadi dengan mantan petenis putri Cina, Peng Shuai.
- Peng Shuai sempat menggemparkan publik setelah mengungkap skandal pelecehan yang menimpanya pada November 2021.
- WTA sendiri masih enggan menyertakan Cina sebagai tuan rumah turnamen tenis untuk tahun ini.
SKOR.id - WTA menuntut pertemuan pribadi dengan Peng Shuai sebelum kalender turnamen tahun ini kembali digelar di Cina.
"Kami telah menerima konfirmasi bahwa Peng aman dan nyaman tetapi kami belum bertemu dengannya secara pribadi," kata WTA dalam sebuah pernyataan.
"Seperti yang akan kami lakukan dengan salah satu pemain kami secara global, kami telah menyerukan penyelidikan formal atas tuduhan tersebut oleh otoritas yang sesuai."
"Kami juga ingin ada kesempatan bagi WTA untuk bertemu dengan Peng secara pribadi untuk membahas situasinya," bunyi pernyataan itu.
Mantan pemain ganda nomor satu dunia itu diberitakan 'menghilang' sejak mengungkap skandal pelecehan seksual eks Wakil Perdana Menteri Cina, Zhang Gaoli, via Weibo pada November 2021.
Namun ketika Peng Shuai kembali, ia justru menyangkal pemberitaan yang beredar dan mengaku tak pernah menuduh siapa pun melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya.
Ia juga membantah dapat tekanan dari Pemerintah Cina seperti yang dituduhkan publik dan menganggap semuanya terjadi karena kesalahpahaman besar.
View this post on Instagram
"Kami terus memegang teguh posisi kami dan pikiran kami tetap bersama Peng Shuai dan WTA terus bekerja menuju resolusi," kata WTA.
"Meskipun kami selalu berharap untuk kembali mengoperasikan acara WTA di wilayah tersebut (Cina), kami tidak akan mengompromikan prinsip-prinsip kami."
Sejauh ini, Cina belum kembali diumumkan sebagai tuan rumah turnamen tenis internasional untuk tahun tahun ini.
WTA menyatakan Cina kemungkinan bisa kembali menyelenggarakan turnamen dengan syarat Peng mengakui dengan jujur soal kasus pelecehan seksual yang menimpanya.
"Belum ada perubahan dalam posisi WTA saat kembali ke Cina dan kami baru mengonfirmasi kalender 2023 kami setelah US Open (2022)," tutur WTA.
"Kembali ke Cina akan membutuhkan resolusi untuk situasi Peng Shuai di mana dia mengambil langkah berani dengan secara terbuka mengungkap tuduhan dirinya dilecehkan secara seksual oleh seorang pemimpin senior pemerintah."
Baca Berita Tenis Lainnya:
Kembali Bantah Jadi Korban Pelecehan Seksual, Peng Shuai Sebut Ada Salah Paham Besar
Pengakuan Terbaru Peng Shuai: Tidak Pernah menjadi Korban Pelecehan Seksual