- Selain gejala-gejala pernafasan, Covid-19 juga memunculkan gejala neurologis yang disebut sebagai brain fog.
- Brain fog bisa muncul setelah seseorang sembuh dari Covid-19 dan berlangsung selama berbulan-bulan.
- Sampai saat ini, ahli masih mendalami penyebab munculnya brain fog terhadap orang yang telah sembuh dari Covid-19.
SKOR.id – Gejala paling umum yang dialami penderita Covid-19 ialah demam, batuk, sesak nafas, hingga kelelahan. Namun, ada juga beberapa gejala yang bersifat neurologis.
Gejala neurologis ini memengaruhi otak dan sistem saraf. Menurut laporan yang dihimpun Healthline, setidaknya ada 25 persen penderita Covid-19 yang mengalami gejala ini.
Salah satu gejala neurologis yang paling umum dialami penderita Covid-19 ialah brain fog. Ini adalah gangguan kognitif yang bisa berlangsung berbulan-bulan setelah sembuh.
Apa itu brain fog yang dialami penderita Covid-19?
Brain fog sebetulnya bukanlah diagnosis medis. Sebaliknya, ini merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kondisi-kondisi yang memengaruhi mental.
Kondisi-kondisi mental yang dimaksud di antaranya ialah kondisi kognisi yang lambat, kabur, atau kosong.
Gejala brain fog meliputi masalah memori, kurangnya kejernihan mental, konsentrasi yang buruk, sakit kepala, hingga kebingungan.
Sebetulnya, brain fog bisa saja dialami seseorang, terutama saat kurang tidur atau mengalami stres.
Namun, beberapa orang yang terpapar Covid-19 juga melaporkan gejala brain fog yang berlangsung selama berminggu-minggu.
Bahkan ada pula yang mengalaminya berbulan-bulan setelah gejala seperti batuk, kelelahan, atau demam, telah hilang.
Menurut Heathline, peneliti sampai saat ini masih mendalami penyebab munculnya brain fog terhadap penyintas Covid-19.
Menurut hipotesis yang ada sampai saat ini, faktor fisiologis dan psikologis bisa jadi memiliki peran.
Faktor lain penyebab brain fog
Seperti yang telah disebutkan di atas, peradangan di dalam dan sekitar otak dapat menyebabkan brain fog.
Namun, ada sejumlah cara bahwa Covid-19 secara tidak langsung juga dapat menyebabkan brain fog.
Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi dalam hal ini ialah kualitas tidur yang buruk, perasaan kesepian, depresi, peningkatan stres maupun kecemasan.
Selain itu, perubahan pola makan, berkurangnya aktivitas fisik, dan efek samping obat tertentu juga bisa menjadi faktor penyebabnya.
Heathline melaporkan bahwa antara 7,5 hingga 31 persen orang mengalami perubahan kondisi mental sebagai gejala Covid-19.
Namun, estimasi ini masih didasarkan pada studi kecil yang mungkin tak berlaku untuk populasi yang lebih besar.
Studi lain baru-baru ini juga melaporkan bahwa gejala neurologis bisa lebih luas daripada yang diperkirakan semula.
Ini dapat terjadi pada 69 persen orang yang menderita penyakit parah bersamaan dengan Covid-19.
Meski demikian, para ahli masih mendalami alasan yang membuat sejumlah orang mengalami brain fog, sementara yang lain tidak.
Namun, orang dengan kasus Covid-19 yang parah tampaknya memiliki risiko lebih tinggi untuk menghadapi gejala-gejala neurologis daripada orang dengan penyakit ringan.
Berapa lama brain fog berlangsung?
Masih belum jelas berapa lama brain fog dialami seseorang setelah sembuh dari Covid-19.
Beberapa orang melaporkan brain fog bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah gejala pernafasan mereka hilang.
Dikutip dari laporan Healthline, sebuah studi yang diterbitkan pada Desember 2020 menemukan sekitar 28 persen orang mengalami maslah konsentrasi setelah 100 hari sembuh dari Covid-19.
Follow dan subscribe akun media sosial Skor.id di Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, LinkedIn, TikTok, Helo, dan Pinterest, serta dengarkan Podcast kami di Spotify.
View this post on Instagram
Berita Bugar Lainnya:
Berbahaya, Ini cara Diet yang Tidak Dianjurkan Ahli Gizi
5 Manfaat Salmon, Salah Satu Makanan Paling Bergizi di Dunia