- Boy Pohan sepakat dengan sinkronisasi PON dengan ajang multiolahraga internasional.
- Sikronisasi bertujuan agar atlet dapat berpartisipasi secara maksimal di semua turnamen.
- Boy Pohan juga sepakat dengan menjadikan BUMN sebagai mitra pengembangan olahraga nasional.
SKOR.id - Muhammad Arisa Putra Pohan, wasit tinju bintang 3 satu-satunya dari Indonesia, mendukung upaya sinkronisasi pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) dengan ajang multiolahraga internasional.
Wacana sinkronisasi tersebut pertama kali meluncur dari Erick Thohir yang juga anggota Komita Olimpiade Internasional (IOC) dalam rapat anggota Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) pada Senin (6/3/2023) kemarin.
Kala itu Erick mengatakan bahwa Indonesia perlu menyusun jadwal PON agar tetap sejalan dengan ajang multiolahraga internasional seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade.
Muhammad Arisa Putra Pohan atau akrab disapa Boy Pohan tersebut mengaku sepakat dengan ide Erick karena sejalan dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
"Sinkronisasi pelaksanaan PON dengan multi event wajib dilakukan jika memang sasaran menuju prestasi dunia dan Olimpiade sesuai visi DBON meraih prestasi dunia dan Olimpiade," kata Boy Pohan menjelaskan.
Boy lantas mencontohkan bagaimana jadwal PON 2024 yang hanya berjarak beberapa pekan setelah Olimpiade Paris.
Olimpiade Paris 2024 dijadwalkan berlangsung pada 26 Juli s.d. 11 Agustus sementara PON yang akan berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara digelar pada 8-20 September.
Jadwal yang terlalu berdekatan tersebut berpeluang membuat atlet di beberapa cabang memilih untuk fokus di salah satu turnamen saja.
"Terlalu riskan kalau tidak sinkron pelaksanaan multi event nasional dan internasional," kata Boy menambahkan.
"Waktunya pun sangat mepet karena atlet yang disiapkan ke Olimpiade pasti punya keinginan tampil di PON membela daerahnya masing-masing."
"Di beberapa cabang olahraga terjadi atlet lebih mementingkan tampil di PON yang sudah pasti mereka juara dan mendapatkan bonus menggiurkan."
Boy juga mengomentari saran Raja Sapta Oktohari sebagai ketua NOC Indonesia dalam rapat yang sama.
Raja Sapta Oktohari mengusulkan agar cabang olahraga di Indonesia mendapatkan dana bantuan dari CSR Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Ini terobosan baru Okto dalam mengatasi kendala dana yang selama ini menjadi penghambat prestasi olahraga."
"Apalagi Erick Thohir akan mendorong agar ada dana CSR BUMN untuk olahraga jika ada payung hukumnya," kata Boy menambahkan.
Boy juga meminta agar Badan Akreditasi Keolahragaan Indonesia (BAKI) mendapat hak khusus untuk lebih independen dalam mengatasi sengketa olahraga.
"Pemisahan ini menjadi bukti bahwa BAKI akan lebih independen dan pantas mendapat kepercayaan untuk menyelesaikan masalah sengketa olahraga," ujarnya menegaskan.