- Viktor Axelsen mengkritisi BWF yang dinilainya terlalu ambisius dalam menyusun jadwal kompetisi untuk sisa musim 2020.
- Bagi Viktor Axelsen, 22 turnamen BWF Tour yang digelar dalam lima bulan dinilai kelewat padat dan bisa membahayakan pemain.
- Viktor Axelsen pun berharap rencana BWF ini didukung dengan pelonggaran aturan larangan berpergian yang diterapkan sejumlah negara.
SKOR.id - Langkah Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang merevisi jadwal sisa musim kompetisi 2020 mendapat sorotan pemain tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen.
Sebelumnya, BWF terpaksa menangguhkan seluruh agenda kompetisi bulu tangkis dunia sejak pertengahan Maret 2020 demi terhindar dari risiko penularan virus corona (Covid-19).
Setelah vakum sekitar dua bulan, kebijakan soal kelanjutan kompetisi pun dibuat dan BWF Tour direncanakan kembali bergulir pada akhir Agustus nanti.
Berita Bulu Tangkis Lainnya: Revisi Lagi, BWF Batalkan 3 Kejuaraan Bulu Tangkis Musim 2020
Berdasar jadwal terbaru, ada 19 turnamen BWF Tour yang dijadwalkan bergulir dari Agustus hingga Desember nanti.
Menurut Viktor Axelsen, jadwal baru yang dirilis BWF untuk sisa musim 2020 ini terlalu padat dan bisa membahayakan pemain.
"Ini rencana yang sangat ambisius, 22 turnamen (termasuk yang dibatalkan) bakal bergulir dalam waktu singkat," kata Viktor Axelsen dalam siaran televisi India, WION.
"Pemain harus sangat berhati-hati karena risiko cedera yang tinggi. Kami harus banyak berpikir sebelum merencanakan agenda," tunggal putra Denmark ini menambahkan.
Bagi Viktor Axelsen, pemain harus memiliki prioritas. Bermain terlalu banyak pada berbagai turnamen, apalagi secara back-to-back (beberapa minggu beruntun), akan sangat sulit.
Pemain 26 tahun ini pun mengaku belum tahu apa yang akan ia dan timnya rencanakan dalam menghadapi sisa kompetisi musim 2020.
Selain masalah persiapan, Axelsen juga mengkhawatirkan regulasi pembatasan perjalanan internasional dapat mengganggu rencana BWF.
Baca Juga: BWF Tinjau Ulang Hak Istimewa Cina dan Hong Kong di BAMTC 2021
Axelsen pun sangat berharap agar aturan pembatasan ini dapat segera dilonggarkan otoritas terkait sehingga akan sangat memudahkan para pemain.
"Jika tidak dilonggarkan, maka para pemain akan sangat kesulitan berpergian keliling dunia untuk mengikuti kejuaraan," Axelsen menjelaskan.
"Kita harus menunggu dan melihat apa yang terjadi. Saya juga hanya bisa menyilangkan jari (berharap atau berdoa)."
Dalam kesempatan itu, Viktor Axelsen juga menanggapi isu penundaan Olimpiade Tokyo 2020 yang mundur selama setahun.
Meski kecewa, peraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016 itu tetap terima keputusan yang diambil dan akan menyiapkan diri sebaik mungkin.
. #AllEngland photo by badminton photo pic.twitter.com/UEKVpISahd— Viktor Axelsen (@ViktorAxelsen) March 13, 2020
"Sangat disayangkan Olimpiade harus ditunda. Idealnya, Olimpiade 2020 digelar tahun 2020," kata Viktor Axelsen.
"Meski begitu, penundaan adalah keputusan yang tepat. Krisis masih jauh dari kata berakhir dan tak ada opsi lain tang tersedia."
"Saat ini, saya memakai seluruh energi untuk persiapan Olimpiade '2021'. Masih ada satu tahun dan banyak turnamen sebelum menghadapi pertunjukan utama," ujar Viktor Axelsen.
Berita Bulu Tangkis Lainnya: 8 Amandemen Menuju Olimpiade 2020, BWF Mulai Kualifikasi Awal 2021