SKOR.id – Legenda MotoGP Valentino Rossi mengungkap tiga rival terberat yang pernah dihadapinya sepanjang karier di kelas premier. Namun, The Doctor tidak memasukkan nama Marc Marquez.
Selama 26 tahun kariernya sebagai pembalap sepeda motor profesional, 20 tahun di antaranya di kelas premier, Rossi telah bersaing dengan banyak lawan hebat di trek.
Dengan tujuh gelar juara dunia di kelas MotoGP, Rossi adalah magnet utama yang membuat olahraga ini digandrungi dan tentunya banyak perseteruan sesama pembalap dari generasi berbeda terjadi.
Marc Marquez mungkin bisa dibilang merupakan rival sejati terakhirnya. Tapi The Doctor memilih untuk tidak memasukkan bintang Repsol Honda ke dalam tiga persaingan yang menentukan kariernya.
“Saya akan mengatakan Jorge Lorenzo, Casey Stoner dan Max Biaggi,” ujar Valentino Rossi menyebut tiga rival terberatnya di kelas utama Kejuaraan Dunia Balap Motor Grand Prix, seperti dilansir Crash.
“Dengan Biaggi, itu berat sejak awal karena kami tidak pernah menyukai satu sama lain. Saat saya tiba (di kategori utama), sebagai anak muda yang agak bodoh. Tapi saya segera mulai membuatnya kesal.
“Mungkin dia yang adalah juara dunia 250cc berpikir, ‘Apa-apaan ini!’ Dan (saya) yang berasal dari 125cc sudah membuatnya kesal. Itu rivalitas sampai akhir. Kami bertarung untuk gelar 500cc terakhir dan itu menyenangkan.”
Selepas era persaingan dengan Max Biaggi, muncul penantang baru yang segera mengancam status Rossi sebagai penguasa MotoGP, yakni Casey Stoner mulai 2006 lalu Jorge Lorenzo datang pada 2008.
“Rivalitas dengan Stoner dan Lorenzo beda. Karena dengan Biaggi saya adalah anak muda yang berusaha mengalahkan veteran. Dengan Stoner dan Lorenzo, saya orang tua dan mereka coba mengalahkan saya.” Rossi menjelaskan.
“Lorenzo dan Stoner lebih kuat daripada Biaggi. Dalam artian ada evolusi, perkembangan pembalap. Jadi makin muda saya, maka makin kuat saya di trek. Karenanya setelah (Biaggi) itu selalu lebih sulit.”
Valentino Rossi, yang memutuskan pensiun dari MotoGP pada akhir musim 2021, kemudian mengenang mengapa persaingan di antara para pembalap berkembang di dalam trek selama bertahun-tahun.
“(Olahraga) ini berbahaya, Anda cenderung lebih menghormati lawan Anda dan mungkin lebih daripada dua orang yang bertemu dalam pertandingan sepak bola,” tutur The Doctor.
“Anda tahu bahwa jika Anda bermain sepak bola, biasanya hampir tidak ada yang terjadi. Sebaliknya, di balap motor, Anda masih harus menjaga jarak. Namun kini sudah berbeda dan ini olahraga kontak.”