- Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky, menyebut kegagalan sektor tunggal karena tak bisa keluar dari tekanan.
- Rionny Mainaky sangat menyayangkan penampilan Gregoria Mariska Tunjung saat meladeni Thailand.
- PBSI akan melakukan evaluasi mendalam terhadap permainan tunggal putri Indonesia.
SKOR.id - Kekalahan tim bulu tangkis putri Indonesia dari Thailand, 2-3, pada babak perempat final Piala Uber 2020, jadi pelajaran berharga.
Terutama bagi para pemain di sektor tunggal, yang gagal sumbang poin saat bertemu Thailand di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Kamis (14/10/2021).
Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky, menyebut kegagalan sektor tunggal putri karena Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan, sulit keluar dari tekanan.
Rionny Mainaky mengaku sangat mengharapkan Gregoria Mariska Tunjung bisa menyumbang poin perdana untuk Indonesia saat melawan Thailand.
"Sangat disayangkan, Gregoria malah kalah. Padahal dia membuka permainan dengan meyakinkan. Awalnya bisa mengontrol dan menang," ujarnya.
Alih-alih konsisten, Gregoria Mariska Tunjung justru membuat banyak kesalahan pada gim kedua dan ketiga. Boleh dibilang, dia kehilangan sentuhan terbaik.
Kondisi ini membuat pemain 22 tahun itu penuh tekanan. Imbasnya, Gregoria mengikuti pola bermain lawan dan sulit keluar.
"Ini catatan buat saya, kenapa dia tidak bisa mengatasi tekanan. Padahal dia diharapkan bisa menyumbang poin," ucap Rionny
Begitu juga dengan Putri Kusuma Wardani dan Ester Nurumi Tri Wardoyo. Rionny menilai keduanya punya kendala yang sama.
"Pressure (yang dirasakan) Putri KW terlalu berat. Pada gim kedua, (dia) sebenarnya bisa mengatasi keadaan dan memimpin pengumpulan poin."
"Namun karena melakukan kesalahan sendiri, hilang sampai lima poin, itu memberi angin kepada lawan untuk bangkit."
"Meski dia bisa menyusul, finishing-nya di gim kedua tidak bagus. Kesalahan smes karena terburu-buru, sering menyangkut net," tuturnya.
Sedangkan untuk Ester Nurumi, Rionny menilai sang pemain tampil apik pada gim pertama karena bisa menampilkan permainannya sendiri.
Namun, karena tak bisa mengatasi tekanan, Ester pun gagal. Padahal, masih menurutnya, dia dan lawannya sama-sama pemain muda.
"Ini juga karena pengaruh jam terbang, pengalaman. Pada gim kedua, lawan benar-benar mengontrol permainan dan Ester susah untuk bangkit."
Dengan kegagalan tunggal putri, PBSI akan melakukan evaluasi mendalam karena sebagai pemain muda, perjalanan mereka masih panjang.
"Kami tidak bisa bilang lagi, kalah tidak apa-apa. Harus segera diperbaiki, benar-benar. Dicari kenapa kalah dan tidak bisa mengelola tekanan," ujarnya.
View this post on Instagram
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Hasil Perempat Final Uber Cup 2020: Indonesia Kalah Tipis, Cina Melaju Mulus
Hasil Perempat Final Uber Cup 2020: Jepang Bekuk India, Korea Selatan Singkirkan Tuan Rumah