- PP Pelti menjajaki kemungkinan memohon dana tambahan ke Kemenpora jika dana yang mereka miliki tak cukup membiayai keberangkatan petenis ke Barbados.
- Pada September, Indonesia akan berhadapan dengan Barbados dalam babak utama Piala Davis 2020 Grup II.
- Jika sanggup mengalahkan Barbados, Indonesia akan tampil di play-off Grup I tahun depan.
SKOR.id – Jika pandemi Covid-19 berakhir sesuai prediksi, tim tenis Indonesia akan bertandang ke Barbados, 18-20 September, dalam babak utama Piala Davis 2020 Grup II.
Namun, Barbados, negara yang hanya berpenduduk sekitar 277 ribu orang ini berada di kawasan Karibia, sangat jauh dari Indonesia.
Baca Juga: Menghemat Pengeluaran, Barcelona Cari Pemain Gratisan
Otomatis, Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) harus merogoh kocek cukup dalam.
Tidak cairnya anggaran termin kedua sebesar 30 persen dari total dana yang disepakati berpotensi memperberat langkah Indonesia ke sana.
Ketua Umum (Ketum) PP Pelti Rildo Ananda Anwar mengatakan bahwa saat hari pertandingan sudah dekat dan pihaknya berencana mengajukan dana tambahan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Tapi, sampai saat ini, Rildo Ananda Anwar memastikan akan benar-benar memanfaatkan anggaran 70 persen yang sudah pasti di tangan.
Jika dana tersebut cukup untuk membiayai keberangkatan ke Barbados, maka PP Pelti tidak akan memohon dana ekstra ke Kemenpora.
“Intinya, dalam pengajuan revisi anggaran yang akan kami ajukan ke Kemenpora, keberangkatan ke Barbados jelas masuk di dalamnya. Namun, kami tidak tahu cukup atau tidak,” kata Rildo Ananda Anwar, Sabtu (4/4/2020).
Jadi, pada daftar anggaran baru, Rildo memastikan masih ada dana untuk try-out.
Hanya, kemungkinan satu atau dua try-out yang dilakukan petenis Indonesia sampai akhir 2020.
“Piala Davis adalah salah satu try-out yang kami lakukan. Pertandingan di Barbados jelas akan memberikan banyak pelajaran bagi petenis Indonesia, khususnya yang muda-muda,” ujar Rildo.
Jika mampu mengalahkan Barbados, Indonesia bakal ke play-off Grup I pada Piala Davis tahun depan.
Kali terakhir Indonesia masuk Grup I pada 2013. Sayang, hanya bertahan setahun karena pada 2014, Indonesia kembali ke Grup II.
Meskipun Indonesia sedang diserang pandemi Covid-19, David Agung Susanto dan kawan-kawan masih tetap berlatih di Stadion Tenis Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Baca Juga: Amir Khan Renungkan Rencana Pensiun dari Tinju
Menurut Rildo, untuk tenis, kualitas pemain bisa menurun jika dipaksa berlatih di rumah.
“Tenis jelas tak mungkin berlatih di rumah karena para pemain juga butuh lapangan. Jika sampai tidak latihan dua atau tiga hari saja, recovery-nya cukup berat,” ujarnya.