SKOR.id – Messi's World Cup: The Rise of the Legend menjadi film dokumenter perdana untuk Apple TV yang mengulas langkah awal Lionel Messi di sepak bola internasional, momen paling ikonik bersama timnya, dan di balik layar skuad Timnas Argentina menjelang Piala Dunia Qatar 2022.
Bintang dan kapten Timnas Argentina itu memimpin timnya ke final melawan Prancis, sebuah pertandingan yang tidak akan jalani dengan mudah, namun akhirnya mereka keluar sebagai pemenang.
Karya ini akan terdiri dari empat bab (episode)—The Last Cup, We Can Dream Again, The Weight of a Nation, dan Redemption—yang masing-masing berdurasi kurang lebih satu jam dan menampilkan testimoni rekan satu timnya di timnas atau legenda dunia sepak bola.
Selain Messi, dua pemain Argentina lain yang ikut membintangi Messi's World Cup: The Rise of the Legend adalah anggota skuad Tango lainnya, di antaranya Angel Di Maria dan Rodrigo De Paul.
Komuni untuk sang Kapten
Bab pertama film dokumenter ini membahas beberapa reaksi rekan satu tim Messi di skuad Argentina terhadap kehebatannya yang melegenda.
“Kami semua tumbuh besar dengan menyaksikan Messi bermain. Enzo Fernandez, De Paul, saya. Jadi, kami merasa harus membela pahlawan kami,” ucap kiper Emiliano “Dibu” Martinez, yang kemudian menjadi pahlawan di final ketika menghentikan tembakan Kolo Muani.
Pemain lain yang ikut bereaksi adalah Enzo Fernandez. Gelandang yang kini beseragam Chelsea FC itu dan memenangi Golden Boy Piala Dunia 2022 tersebut juga berbicara dalam film Messi's World Cup: The Rise of the Legend tersebut.
“Kami harus membantunya memahkotai kariernya. Grup ini juga ingin memenanginya demi Leo, atas semua yang ia berikan kepada kami, warga Argentina,” tutur pemain asal San Martin berusia 23 tahun tersebut, mengenai motivasinya merebut trofi Piala Dunia 2022.
Pemain yang tidak boleh dilewatkan dalam bab ini adalah Angel Di Maria, pencetak satu-satunya gol kemenangan Argentina ke gawang Brasil pada final Copa de America 2021.
“Kami ingin menjadi juara karena Messi. Dia pantas mendapatkannya lebih daripada siapa pun. Dia telah memenangi segalanya dalam kariernya dan hanya Piala Dunia yang tersisa,” ujar winger yang kini berusia 36 tahun dan bermain untuk SL Benfica tersebut.
Ya, semua pemain Argentina memang berada di belakang Messi, membentuk komuni (berarti persekutuan atau persaudaraan dalam bahasa Yunani) untuk mendukung sang kapten dan ingin menobatkannya seperti raja.
Kalah dari Arab Saudi pada Laga Perdana
Bab ini berbicara tentang debut Albiceleste di Piala Dunia 2022. Menjadi salah satu favorit, banyak orang melihat pertandingan melawan Arab Saudi akan menjadi kemenangan pertama Argentina di turnamen tersebut.
“Tim tiba dengan sangat tenang dan percaya diri karena kami telah melangkah jauh. Saya bahkan tidak ingat lagi kekalahan terakhir atau berapa banyak kami sudah memenangi pertandingan. Saya pikir kami sudah 36 kali tidak terkalahkan,” ucap Messi.
“Kami baru saja memenangi Copa America dan kami tahu kami adalah salah satu kandidat karena apa yang telah kami lakukan dan karena apa yang kami rasakan secara internal.” Keyakinan dan antusiasme terlihat jelas di hati seluruh warga Argentina. “Bagi banyak orang, ini adalah Piala Dunia pertama. Banyak yang suka, cemas, gugup,” ujar penyerang asal Rosario, Argentina, berusia 36 tahun itu.
Pelatih Timnas Argentina Lionel Scaloni menjadi orang pertama yang memiliki gagasan jelas tentang bagaimana memulai menghadapi Piala Dunia.
“Kami tahu apa yang ingin kami mainkan. Kami tahu sulit bagi Arab untuk mengalahkan kami. Kami semua yakin bahwa tim ini, menurut saya tidak bisa dihancurkan, tapi kami baik-baik saja,” kata Scaloni.
Sang pelatih berkomentar bahwa ia memiliki keyakinan penuh untuk memenangkan pertandingan, namun ia tidak menyangka apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Dari permainan yang entah dari mana mereka mencetak gol pertama kami. Dan dari sana segala sesuatu bisa terjadi. Kami kehilangan konsentrasi,” ucap Di Maria tentang pengalamannya mengalami kecelakaan itu.
Semua pemain tampak terkurung dan mungkin itulah alasan kekalahan mereka. “Jujur, kami pikir pertandingan melawan Arab akan lebih mudah. Justru sebaliknya,” kata Enzo Fernandez.
Leo Messi, wakil teratas Argentina di Piala Dunia 2022, tentu saja tidak bisa menahan diri menghadapi hasil buruk pada laga pertama ini.
“Kekalahan ini merupakan pukulan yang sangat berat. Saya pernah bermain di Piala Dunia sebelumnya. Dan, memulai pertandingan pertama dengan kekalahan bukanlah hal yang mudah,” katanya.
“Hal terburuk terlintas dalam pikiran. Tapi idenya adalah bahwa hal itu terjadi karena kebetulan dan kami tetap bertahan di sana. Merupakan pukulan besar bagi kami untuk memulai turnamen seperti itu,” ujar penyerang Inter Miami CF itu soal performa timnya.
Awal di Barcelona dan Argentina
Usai mengulas musibah di laga pertama Piala Dunia, alur film pun dikilas balik, kembali ke asal usul, dengan tujuan mengenang seluruh langkah yang diambil Messi sebelum menjadi salah satu pemain terbaik sepanjang sejarah.
Suara-suara yang dikenali muncul di bagian ini. Salah satunya dari legenda Inggris yang juga pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 1986 Meksiko, Gary Lineker.
“Ketika saya mendengar tentang Messi, mereka mengatakan kepada saya bahwa dia mempunyai bakat istimewa. Saya belum pernah melihatnya, tapi saya pernah mendengar banyak hal tentang anak ajaib itu,” kata mantan pemain FC Barcelona dan Tottenham Hotspur itu, yang beberapa kali mengungkapkan kekagumannya terhadap Messi.
Bermain untuk Argentina dan Bukan Spanyol Menjadi Tindakan Patriotik Pertama
Bab terakhir ini menceritakan keputusan sulit yang harus diambil Messi saat masih remaja, memilih tim mana yang diwakilinya. Maklum, meski berkewarganegaraan Argentina, ia juga bisa bermain di Tim Nasional Spanyol. Namun, akhirnya ia yakin akan mewakili asal usulnya.
“Saya tumbuh besar di tim muda Barca, tapi impian saya adalah bermain untuk Argentina, bermain di Piala Dunia. Saya beruntung bisa pergi ke Piala Dunia 2006 dengan grup yang mengesankan,” kata Messi.
“Saya ingin bermain, ingin membantu. Saya tidak sadar bagaimana rasanya tampil di Piala Dunia dan apa yang saya alami.
“Bagi saya, tidak ada yang lebih berarti ketimbang bisa bermain bersama tim nasional dan mencetak gol pertama saya pada usia 18 tahun di Piala Dunia adalah sesuatu yang istimewa. Itu spektakuler,” ucap Messi mengungkapkan kekhawatiran dan alasannya mengambil pilihan itu.
Messi's World Cup: The Rise of the Legend diproduksi oleh para pemenang Emmy Award, yakni Tim Pastore, Tony Patrick Milling, Brian Carmody, dan Matt Renner.
Dengan dirilisnya film ini, tidak ada keraguan bahwa perusahaan Apple akan memberikan warna baru bagi pasar audiens dan akan membantu untuk lebih menguduskan, jika memungkinkan, makin mengukuhkan status legenda Lionel Messi.