- Pandemi Covid-19 telah mengacaukan kalender golf dunia, termasuk dibatalkannya The Open 2020.
- The Open jadi satu-satunya turnamen mayor yang batal terselenggara, tahun ini.
- The Masters, PGA Championship, dan US Open, memilih menjadwal ulang.
SKOR.id - Pandemi virus corona (Covid-19) mengacaukan kalender turnamen golf profesional, tahun ini. Sejumlah turnamen terpaksa dibatalkan, termasuk The Open Championship.
Semula, satu dari empat turnamen mayor ini dijadwalkan berlangsung di Royal St George's Golf Club, Sandwich, Inggris, 16-19 Juli 2020.
Namun, pandemi virus corona yang belum diketahui kapan mereda, membuat penyelenggara memutuskan membatalkan The Open 2020.
Keputusan ini berbeda dengan tiga ajang mayor golf lain, yang lebih memilih penundaan alias melakukan penjadwalan ulang.
Baca Juga: Jalani Karantina, Carolina Marin Pamer Berdansa Bareng Mama
The Masters yang semula dijadwalkan 9-12 April jadi 12-15 November 2020. Pun demikian dengan PGA Championship dari 14-17 Mei jadi 3-9 Agustus 2020.
Sedangkan untuk US Open 2020, rencananya akan berlangsung pada 17-20 September setelah sebelumnya pada 15-21 Juni.
Soal pembatalan The Open 2020, penyelenggara mengatakan ada alasan kuat hingga mereka memilih opsi tersebut ketimbang penundaan.
Melansir dari Golf Monthly, belum lama ini, dampak ekonomi yang seharusnya diterima Royal St George's Golf Club selaku tuan rumah tahun ini, jadi alasan.
"Kami telah mencari semua opsi agar tetap menggelar The Open 20020. Tapi, mungkin tak akan berjalan," kata the R&A’s chief executive, Martin Slumbers.
"Ada banyak pertimbangan yang mengatur penyelenggaraan acara olahraga dengan skala ini. Kami mengandalkan dukungan layanan darurat, otoritas lokal, dan organisasi lain."
Sekadar informasi, ini merupakan kali kali pertama pembatalan The Open setelah edisi 1940-1945 karena Perang Dunia II.
Royal St George's Golf Club merupakan satu-satunya lapangan di sisi selatan yang dipercaya menggelar The Open. Terletak di area padat penduduk, tiket hampir ludes terjual.
Berkaca pada dampak ekonomi penyelenggaraan The Open 2019, Royal Portrush, venue kala itu, mampu menghasilkan 100 juta paun (sekitar Rp2 triliun).
Sedangkan kali terakhir Royal St George's Golf Club menggelar The Open 2011, mampu menghasilkan 64 juta paun (sekitar Rp1,2 triliun).
Baca Juga: Rohan Dennis Kalahkan Chris Froome dalam Lomba Virtual
Angka tersebut didapat penyelenggara The Open dari tingginya penjualan tiket, siaran televisi, suvenir, hingga sponsor.
Royal St George's Golf Club memanfaatkan hasil tersebut untuk diinvestasikan, dari pengembangan tingkat paling rendah, melatih greenkeeper, sampai upgrade peralatan.
Adanya pembatalan ini, R&A selaku pihak yang memiliki otoritas berharap bisa mempertahankan Royal St George's Golf Club untuj jadi tuan rumah The Open 2021.
Jika ini benar-benar dilakukan, St Andrews yang sebelumnya dijadwalkan sebagai tuan rumah selanjutnya, bergeser menjadi 2022.