Takaaki Nakagami, Samurai Terakhir Honda

Tri Cahyo Nugroho

Editor:

  • Takaaki Nakagami cukup mampu mengadaptasi gaya membalap Marc Marquez. 
  • HRC mulai mengerahkan semua sumber daya ke Tim LCR Honda untuk membantu Nakagami. 
  • Takaaki Nakagami kini satu-satunya pembalap Honda di 10 besar klasemen MotoGP.

SKOR.id - Takaaki Nakagami tidak mampu menutupi kekesalannya gagal finis podium pada Grand Prix (GP) Styria di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, Minggu (23/8/2020) lalu.

Sempat bersaing memperebutkan podium dengan posisi kedua dengan Jack Miller (Pramac Ducati), lomba dihentikan karena Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha MotoGP) mengalami kecelakaan.

Saat lomba distart ulang, Takaaki Nakagami hanya mampu finis di posisi ketujuh. Namun, itulah posisi terbaik pembalap Honda di lomba putaran kelima MotoGP 2020 tersebut.

Sebelum Kejuaraan Dunia MotoGP 2020 dimulai pada Juli lalu, tidak banyak yang menduga Honda akan terpuruk seperti saat ini. Pada musim ke-72 Kejuaraan Dunia Balap Motor ini, Honda masih menurunkan empat pembalap.

Juara dunia MotoGP enam kali (2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019), Marc Marquez, dan adiknya, Alex Marquez, memperkuat tim pabrikan Repsol Honda. Sementara, tim satelit Honda, LCR, memiliki Takaaki Nakagami (disponsori Idemitsu) dan Cal Crutchlow (Castrol).

Namun, cedera patah tangan kanan yang dialami Marc Marquez pada lomba perdana, GP Spanyol, di Sirkuit Jerez, 19 Juli 2020 lalu, menjadi awal bencana bagi Honda.

Alex tidak mampu berbuat banyak. Pada musim perdananya di MotoGP, juara dunia Moto2 2019 itu masih harus menyesuaikan diri dengan karakter motor Honda RC213V versi 2020.

Stefan Bradl, pembalap penguji Honda Racing Corporation (HRC) yang ditunjuk menggantikan Marquez selama pemulihan, juga setali tiga uang dengan Alex.

Cal Crutchlow sebagai pembalap paling senior Honda saat ini, sebelumnya diharapkan mampu menggantikan peran Marquez.

Namun, Crutchlow menyebut para teknisi HRC tidak mengindahkan keluhan soal Honda RC213V 2020. Ujungnya, ia tak mampu mengeluarkan kekuatannya selama ini, pengereman.

Alhasil, sampai putaran kelima, GP Styria, akhir pekan lalu, belum ada pembalap Honda yang mampu naik podium. Situasi seperti ini -- gagal podium dari lima lomba awal -- kali terakhir dialami Honda pada 1982 alias 38 tahun silam!

Di klasemen pabrikan, Honda berada di peringkat kelima alias hanya unggul atas Aprilia di posisi buncit.

Dalam kondisi seperti ini, ironisnya justru Takaaki Nakagami yang notabene satu-satunya pembalap Honda yang menggunakan motor musim lalu, RC213V 2019, yang berpotensi menjadi penyelamat pabrikan berlogo sayap mengepak itu.

Nakagami menjadi pembalap Honda dengan peringkat terbaik di klasemen MotoGP saat ini, keenam. Ibarat seorang samurai yang bertarung seorang diri, Nakagami kini menjadi satu-satunya pembalap Honda yang menembus 10 besar klasemen.

Nakagami, yang baru turun di MotoGP sejak 2018, sebelumnya sudah membuat langkah besar pada lomba kedua di Jerez. Ia hanya terpaut kurang dari setengah detik dari Valentino Rossi (Monster Energy Yamaha MotoGP) yang finis di posisi ketiga GP Andalusia itu.

Setelah GP Andalusia itu, karena mengunakan Honda RC213V 2019, Nakagami diduga memakai data, setingan motor, dan meniru teknik balap Marc Marquez.

"Saya memang mengalami kemajuan dari sisi gaya balap. Teknik dari Marc Marquez banyak membantu," ucap pembalap asal Jepang, 28 tahun, itu.

Faktanya, sekadar meniru dan menyamakan dengan setelan motor Marquez tidak lantas membuat Nakagami bagus.

Giacomo Guidotti selaku kepala kru teknisi Nakagami menyebut, data dari komputer tidak langsung bisa ditransformasikan oleh pembalap ke lintasan. Prosesnya jauh lebih rumit daripada itu.

"Sejauh ini kami hanya mencoba mengeluarkan potensi terbaik Nakagami. Tentu, kami juga menunjukkan data soal bagaimana Marquez mengendalikan motor, yang tahun lalu juga kami lakukan," ujar Guidotti.

"Nakagami tidak banyak melakukan perubahan namun memang ia beradaptasi di beberapa aspek," kata pria yang pernah menjadi kepala kru Dani Pedrosa pada 2017 dan 2018, saat masih menjadi pembalap Tim Repsol Honda.

Guidotti menyebut timnya hanya memperlakukan Nakagami seperti pembalap top. Guidotti juga mengarahkan Nakagami soal apa yang harus dilakukan, pelajari, dan ubah.

"Set-up motor yang kami gunakan, seperti distribusi berat dan sebagainya, agak berbeda dengan yang dipakai Marquez tahun lalu," tutur Guidotti. "Sebagian besar karena perubahan jenis ban musim ini."

Absennya Marquez bisa dibilang sangat membantu Nakagami. HRC kini bisa langsung mengerahkan semua sumber daya mereka ke garasi Tim LCR Honda.

Hal itu terlihat dari kunjungan rutin Direktur Teknik HRC, Takeo Yokoyama, ke paddock Tim LCR. "Kendati sangat sulit, Taka sejauh ini mampu mengadaptasi gaya Marquez. Taka kini terlihat lebih fokus dan bisa menikmati lomba," kata Yokoyama.

"Tentu, HRC akan memberikannya dukungan lebih agar ia bisa membantunya lebih fokus saat lomba."

Guidotti, yang mulai mendampingi Nakagami musim lalu (tahun keduanya di MotoGP), mengakui mentalitas sang pembalap berubah tahun ini.

"Setelah lomba pertama di Jerez, Taka mengubah mentalitasnya soal pendekatannya ke balap. Kini, ia lebih kompetitif hampir di setiap lomba. Itu perbedaannya dengan tahun lalu," kata Guidotti.

Teknologi juga membantu performa Nakagami. Kendati turun dengan Honda RC213V 2019, motor Nakagami tetap memakai suspensi depan terbaru dari Ohlins dan rem Brembo.

Peningkatannya pada dua lomba di Red Bull Ring -- dari finis keenam di GP Austria menjadi bersaing memperebutkan podium di GP Styria -- juga tidak lepas dari bantuan teknis HRC.

Set-up bagus untuk aliran torsi serta anti-wheelie dan kontrol traksi yang bekerja prima, membuat Nakagami terlihat cepat saat keluar dari Tikungan 3 dalam dua lomba di Sirkuit Red Bull Ring lalu (GP Austria dan GP Styria).

"Taka memberikan informasi bagus sehingga kami bisa lebih dalam menentukan set-up sistem elektronik dan mesin agar sesuai dengan strategi. Inilah yang membuat perbedaan besar," ucap Guidotti.

Situasi persaingan yang sangat terbuka menyusul absennya Marquez, juga bisa membantu Nakagami. Sampai putaran kelima, sudah empat pembalap berbeda yang mampu menang. Bahkan, tiga kemenangan mampu direbut pembalap tim satelit, Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) dua dan Miguel Oliveira (Red Bull KTM Tech3) satu.

Seusai GP Styria, tercatat 11 pembalap berbeda mampu naik podium (total 15 podium). Jumlah ini menyamai hasil lima lomba awal kelas utama pada musim 1951, 1954, 1973, dan 1974.

Takaaki Nakagami saat ini hanya berada di peringkat keenam dengan 46 poin. Namun, ia hanya terpaut 24 poin dari Quartararo yang masih memimpin.

Takaaki Nakagami pun menjadi salah satu dari dua pembalap di 10 besar klasemen yang belum pernah mundur dari lomba dan selalu mendapatkan poin dari lima putaran (lainnya Andrea Dovizioso, pembalap Ducati).

Dengan masih ada sembilan lomba ke depan, semua masih sangat mungkin terjadi. Namun, melihat kemajuan, konsistensi, dan hasil lomba, bukan tidak mungkin HRC menjadikan Takaaki Nakagami sebagai samurai terakhir untuk menyelamatkan wajah Honda di MotoGP.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita Takaaki Nakagami Lainnya:

MotoGP San Marino Ingatkan Takaaki Nakagami pada Mendiang Sahabat

Marc Marquez Absen Lama, Takaaki Nakagami Mulai Rasakan Tekanan dari Honda

MotoGP Ceko 2020: Honda Dukung Takaaki Nakagami Tiru Gaya Balap Marc Marquez

 

 

 

Source: motogp.commotorsport.com

RELATED STORIES

Takaaki Nakagami Beda Pendapat dengan Cal Crutchlow tentang Kinerja RC213V 2020

Takaaki Nakagami Beda Pendapat dengan Cal Crutchlow tentang Kinerja RC213V 2020

Takaaki Nakagami merasa motor terbaru Honda lebih baik daripada versi sebelumnya.

AHRT Jelaskan Filosofi Desain Helm Pembalap Binaan Honda Indonesia

AHRT Jelaskan Filosofi Desain Helm Pembalap Binaan Honda Indonesia

Warna merah dan putih menjadi yang paling banyak dipilih karena melambangkan kecintaan terhadap Indonesia.

Bos Honda Tegaskan Timnya Harus Melakukan Perubahan Besar

Bos Honda Tegaskan Timnya Harus Melakukan Perubahan Besar

Takeo Yokoyama tegaskan Honda harus bekerja keras untuk memaksimalkan potensi ban baru dari Michelin.

Bos LCR Honda Sebut Takaaki Nakagami Melebihi Ekspektasi

Bos LCR Honda, Lucio Cecchinello, memuji penampilan Takaaki Nakagami yang dianggap meningkat signifikan selama MotoGP 2020.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Dewa United Banten-IBL

Basketball

Dewa United Juara IBL 2025, Presiden Klub Ungkap Ambisi Back to Back

Dewa United Banten keluar sebagai juara IBL 2025 usai menjungkalkan Pelita Jaya Basketball 2-1 di seri final.

Teguh Kurniawan | 20 Jul, 16:42

Cover Olahraga Padel.

Other Sports

SIP Padel League 2025, Jadi Ajang Mencari Bibit Atlet Masa Depan

Sebanyak 32 komunitas padel dari Jabodetabek resmi ambil bagian dalam gelaran BRImo SIP Padel League 2025 di Jakarta.

Nizar Galang | 20 Jul, 15:05

Hasil Pro Futsal League 2024-2025, kompetisi futsal putra kasta tertinggi di Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Hajar Fafage Banua, Black Steel Tantang Bintang Timur di Final Pro Futsal League 2024-2025

Rekap hasil pertandingan leg kedua fase Final Four babak Playoffs Pro Futsal League 2024-2025 pada Minggu (20/7/2025).

Taufani Rahmanda | 20 Jul, 15:03

sea v league 2025 putra

Other Sports

SEA V.League 2025 Sektor Putra: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen SEA V.League 2025 sektor putra, yang terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Teguh Kurniawan | 20 Jul, 14:55

Berlari tidak melibatkan peralatan mewah apa pun. (Hendy AS/Skor.id)

Other Sports

Diikuti Lebih dari 46 Ribu Pelari, Pocari Sweat Run Indonesia 2025 Hadirkan Pengalaman Berbeda

Penyelenggaraan offline Pocari Sweat Run Indonesia 2025 digelar di Kota Bandung pada 19-20 Juli 2025.

Taufani Rahmanda | 20 Jul, 14:18

ragnar - fcv dender by dayat

National

Sudah Pulih, Ragnar Oratmangoen Absen di Laga Uji Coba Terakhir FCV Dender

Ragnar Oratmangoen masih belum dimainkan pada laga uji coba terakhir FCV Dender jelang musim 2025-2026.

Rais Adnan | 20 Jul, 11:58

Pelatih Persebaya, Eduardo Perez. (Grafis: Deni Sulaiman/Skor.id)

Liga 1

Usai Tundukkan PSS, Persebaya Makin Percaya Diri Tatap Super League 2025-2026

Pelatih Persebaya, Eduardo Perez, optimistis timnya bisa bersaing di papan atas Super League 2025-2026.

Rais Adnan | 20 Jul, 09:54

Akademi Persib Cimahi juara Gothia Cup 2025. (Foto: Dok. SKF Indonesia/Grafis: Skor.id)

National

Tak Terkalahkan, Akademi Persib Cimahi U-13 Juara Gothia Cup 2025

Akademi Persib Cimahi berhasil menjuarai Gothia Cup 2025 untuk kategori putra U-13.

Rais Adnan | 20 Jul, 09:06

National

Dihadiri Renan Silva dan Estella Loupatty, Mills Lanjutkan Ekspansi Ambisius

Mills meresmikan toko terbaru di Jakarta, sekaligus masuk kegiatan Mills Running 10K, Sabtu (19/7/2025).

Sumargo Pangestu | 20 Jul, 06:15

Timnas U-23 Indonesia vs Malaysia pada Grup A Piala AFF U-23 2025 atau ASEAN U-23 Championship 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 21 Juli 2025. (Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Timnas Indonesia

Prediksi dan Link Live Streaming Timnas U-23 Indonesia vs Malaysia di Piala AFF U-23 2025

Timnas U-23 Indonesia menjalani laga penentu kelolosan ke semifinal ASEAN U-23 Championship 2025, Senin (21/7/2025) malam.

Taufani Rahmanda | 20 Jul, 04:38

Load More Articles