- Dalam sebuah wawancara, Presiden FIM Jorge Viegas menyebut Suzuki ingin kembali ke MotoGP.
- Suzuki beralasan mundur karena alasan keuangan dan investasi.
- Bos Dorna Sports enggan bila skuad baru hanyalah tim privat.
SKOR.id – Beberapa bulan lalu, kabar yang beredar di paddock Kejuaraan Dunia MotoGP adalah negosiasi (yang kemugkinan sudah terjadi) antara Yamaha dengan tim milik Valentino Rossi, VR46 Racing, untuk memasok mesin mulai 2024.
Kini, rumor lebih sensasional merebak. Kali ini muncul dari komentar Jorge Viegas, Presiden FIM, yang belum lama ini diwawancara Motorcyclenews dan menyebut Suzuki mungkin kembali ke grid lebih cepat daripada sebelumnya (mundur pada akhir 2011 dan kembali pada 2015).
Apakah ini sebuah hipotesis konkret atau hanya feeling? Sulit untuk mengatakannya. Namun, pernyataan Viegas tidak bisa diremehkan.
Bukan hanya karena posisinya sebagai Presiden FIM, Federasi Sepeda Motor Internasional alias badan tertinggi olahraga balap motor, tetapi karena pernyataan sebelum-sebelumnya yang tampak gila atau mustahil, justru berubah menjadi kenyataan.
“Saya kira, seharusnya tidak ada delapan Ducati di grid. Yamaha seharusnya menurunkan empat dan Ducati enam,” kata Viegas.
“Saya sedih Suzuki pergi. Saat saya bicara dengan Suzuki, mereka menjelaskan keputusan mundur karena mereka harus memangkas anggaran. Saya memahami itu meskipun sebagai penggemar terasa sulit menerimanya.
“Namun begitu, mereka mengatakan ingin kembali ke trek (secepat mungkin),” tutur mantan pembalap asal Portugal itu.
Pendeknya, pernyataan Viegas soal bakal kembalinya Suzuki untuk saat ini sifatnya masih sementara. Pabrikan asal Hamamatsu, Jepang, itu mungkin saja bisa kembali ke MotoGP dengan cepat bila kondisi keuangan membaik sehingga bisa mengembalikan struktur tim balap mereka untuk segera kembali ke trek.
Investasi untuk turun di MotoGP memang sangatlah besar. Dan, sepertinya “hari pengumuman (soal kembalinya Suzuki) oleh Viegas” tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Kecuali, Suzuki mendapatkan data dan bukti bila keputusan meninggalkan MotoGP bakal merusak pasar mereka. Khususnya di negara-negara Asia yang memiliki banyak industri pendukung pabrikan motor serta antusiasme publik yang terus naik setiap tahunnya.
Tidak memiliki etalase di sirkuit (turun balapan), sejatinya bisa menjadi kerugian daripada penyelamatan langsung.
Di sisi lain, sepertinya ini yang diharapkan FIM dan Dorna Sports sebagai promotor MotoGP. Itu karena tampaknya tidak ada merek alternatif yang bisa bergabung ke MotoGP dalam waktu dekat kendati bos Dorna Sports Carmelo Ezpeleta tetap optimistis.
“Kami tidak akan lama turun dengan lima pabrikan (Honda, Yamaha, Ducati, Aprilia, KTM-GasGas dianggap satu grup) dan sudah memiliki beberapa proposal untuk new entries,” ujar Ezpeleta.
Kawasaki sudah menegaskan tidak tertarik ke MotoGP. Sementara pabrikan-pabrikan besar lain setali tiga uang, kecuali Dorna dan FIM mau melirik Cina.
Memang ada beberapa investor yang siap mengisi posisi kosong yang ditinggalkan Suzuki, dengan sebuah tim privat baru. Salah satunya adalah Leopard yang memiliki reputasi mentereng di kelas Moto3. Namun, Ezpeleta tidak menyukai adanya tim privat baru.