- Kentang goreng bukan merupakan menu lazim coffee shop yang berada di Hanoi.
- Kudapan pendamping favorit di coffee shop Hanoi adalah kuaci.
- Fenomena ini menjadi hal yang tidak umum jika berkaca kepada coffee shop Indonesia.
Liputan langsung dari Krisna Daneshwara dari SEA Games 2021 Vietnam.
SKOR.id - Bagi warga Indonesia yang sering menghabiskan waktu di Coffee Shop, kentang goreng biasanya menjadi kudapan favorit sebagai teman menyeruput kopi.
Namun, hal itu tidak berlaku di Vietnam. Sebab, dari semua kedai kopi yang saya kunjungi di Hanoi, tidak ada satu pun yang menjual kentang goreng.
Menu "gorengan" lain seperti sosis goreng atau otak-otak yang juga biasa jadi camilan di kafe Tanah Air pun tak tersedia.
Skorer tentu akan merasa aneh jika mendengar kudapan apa yang kerap disediakan di coffee shop di daerah Hanoi. Ya, ternyata camilan tersebut adalah kuaci.
Makanan yang terbuat dari biji bunga matahari inilah yang banyak Coffee Shop di Hanoi untuk menjadi camilan pendamping kopi.
Maka tidak heran, jika mengunjungi deretan warung kopi yang ada di depan Stadion My Dinh, Hanoi, akan terlihat sampah kulit kuaci berserakan di meja.
Di Indonesia, kuaci bukanlah kudapan khas Coffee Shop. Ini adalah camilan yang biasa disantap di warkop kecil di daerah pemukiman atau disantap saat nonton pertandingan sepak bola di rumah.
Saya pun bertanya kepada salah satu pelayan di Cong Coffee. Salah satu kafe yang juga terletak di depan Stadion My Dinh ini kebetulan sering menjadi tempat yang saya pilih untuk merilekskan diri setelah seharian meliput rangkaian pertandingan dan lomba di SEA Games 2021.
Pelayan tersebut mengatakan, kalau warga Vietnam memang sangat suka dengan kuaci. Sekali makan, sulit rasanya untuk berhenti mengupas kulitnya lalu menyantap isinya.
"Ya, makanan itu (kuaci) memang sangat disukai warga Vietnam. Memang nikmat memakan kuaci sambil ngopi," ucap seorang pelayan yang punya kemampuan bahasa Inggris cukup baik tersebut.
Di Vietnam, kuaci dikenal dengan nama huong duong. Sedangkan di Cina, di mana kuaci juga sangat terkenal, makanan ini bernama guazi.
Adapun, di sini kuaci dijual per piring kecil atau per cangkir kopi jika ingin dibawa pulang. Secangkir kuaci dibanderol dengan harga 30.000 Dong atau sekitar Rp 19.000. Cukup mahal memang.
Berita SEA Games 2021 Lainnya:
SEA Games 2021, Seraf Naro Keluar dari Bayangan Edgar Xavier Marvello
SEA Games 2021: Wushu Kembali Sumbang Emas lewat Nomor Taolu Daoshu/Gunshu Putra