- Minggu (22/5/2022) menjadi hari yang paling membuat saya dilema sepanjang meliput SEA Games 2021 Vietnam.
- Saya harus memilih meliput final voli atau basket, dua olahraga favorit.
- Keputusan untuk meliput basket terbukti tepat karena saya bisa menjadi saksi sejarah emas Indonesia.
Laporan langsung Krisna Dhaneswara dari Hanoi, Vietnam.
SKOR.id - Basket dan voli merupakan olahraga favorit saya selain sepak bola. Dan sebagai peliput di SEA Games 2021, saya antusias meliput keduanya.
Sayangnya, voli berlangsung di Quang Ninh yang berjarak sekitar 135 km dari Hanoi hingga membuat saya tak sempat menonton langsung Skuad Sentul.
Minggu (22/5/2022), saya berkesempatan meliput final voli putra antara Indonesia vs Vietnam. Kebetulan juga perburuan medali di Hanoi sudah mulai sepi.
Dalam beberapa hari ke belakang, saya pun sibuk mencari transportasi ke Quang Ninh namun tak kunjung mendapatkan yang pas dengan situasi dan kondisi.
Seandainya ikut shuttle bus yang disediakan oleh VIESGOC, saya menjadi tak leluasa meliput voli karena terikat dengan jadwal kembali ke Hanoi.
Sabtu (21/5/2022) malam, saya menyaksikan timnas basket putra Indonesia mengunci medali perak usai menundukkan Vietnam di Thanh Tri Gymnasium, 94-67.
Dengan penampilan yang seperti itu, saya yakin Abraham Damar Grahita dan kolega berpotensi besar mengejutkan Filipina pada laga terakhir, Minggu, dan meraih emas.
Saat itulah saya sempat memutuskan menyerah mencari kendaraan ke Quang Ninh dan fokus meliput basket. Meski mengharapkan emas seperti mengundi nasib.
Minggu (22/5/2022) sekitar pukul 05.30 pagi, seorang teman tiba-tiba mengajak ke Quang Ninh karena dia mendapatkan kendaraan pribadi secara gratis.
Sejam kemudian, saya memutuskan untuk pergi ke venue voli dan makan Pho di depan apartemen tempat saya menginap. Namun, saya menjadi dilema.
Ketika mandi, pikiran saya berubah. Entah kenapa, firasat saya sangat kuat kalau timnas basket putra Indonesia akan mengalahkan Filipina dan meraih emas.
Sebagai catatan, timnas voli putra Indonesia di atas kertas bisa mendapatkan emas karena sepanjang SEA Games 2021 Vietnam belum terkalahkan.
Di sisi lain, Indonesia belum pernah sekalipun mendapatkan medali emas dari cabang olahraga basket SEA Games karena selama ini didominasi oleh Filipina.
Saya pun akhirnya menelpon teman dan mengatakan tak jadi berangkat ke Quang Ninh untuk menyaksikan timnas voli. Ya, saya mantap ingin meliput basket.
Sebelum berangkat ke venue basket, saya terlebih dulu meliput angkat besi. Alhamdulillah, Indonesia kembali mendapat emas dari Muhammad Zul Ilmi (89 kg).
Setelah itu, saya terpaksa memakai jasa taksi daring karena jarak venue angkat besi dan basket sekitar 19 km. Belum lagi, hari itu, hujan mengguyur Hanoi.
Tapi, demi menyaksikan peluang terciptanya sejarah dalam basket Indonesia , ongkos taksi daring yang mahal pun saya abaikan.
Benar saja, pertandingan basket antara Indonesia dan Filipina di Thanh Tri Gymnasium, berlangsung sengit. Boleh dibilang, menyiksa jantung.
Namun, Marques Bolden dan kawan-kawan bisa mengatasi tekanan Filipina dan menang 85-81. Sekaligus mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.
Hampir seluruh pemain menangis haru di lapangan. Pun demikian Sekjen Perbasi, Nirmala Dewi, yang tak bisa saya wawancara karena gagal menahan isak tangis.
Saya? Rasa ingin menangis jelas besar. Hanya, saya harus mewawancarai pemain, pelatih, hingga ofisial. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi saya saat itu.
Apa pun itu, saya bersyukur karena pilihan untuk meliput final basket putra, terbukti tepat. Ya, saya bisa jadi saksi sejarah medali emas basket Indonesia.
Apalagi, sejarah itu tercipta usai menundukkan sang dominator, Filipina. Sebuah catatan yang sangat manis untuk dikenang pencinta basket. Termasuk saya.
Jika akhirnya memilih ke voli, mungkin saya akan menyesal karena melewatkan sejarah "pecah telur" emas Indonesia di cabang basket yang sudah di depan mata.
Begitulah cerita saya di Hanoi, satu hari menjelang penutupan SEA Games 2021. Ternyata, saya hanya berjarak sejengkal dengan penyesalan.