SKOR.id – Turnamen tenis Grand Slam paling bergengsi Wimbledon tahun ini akan dimulai pada 3 Juli mendatang (sampai 16 Juli). Petenis nomor satu dunia Iga Swiatek menjadi unggulan pertama di sektor tunggal putri.
Petenis asal Polandia itu mengakui banyak hal dan problem yang harus ia pelajari dan atasi untuk menghadapi turnamen yang akan digelar di lapangan rumput, yang membuat bola melaju lebih cepat itu.
Swiatek, pemegang empat trofi Grand Slam, sudah mengoleksi 14 gelar di nomor tunggal putri. Namun, ia tidak pernah melebihi 16 besar (babak keempat) di lapangan rumput All England Lawn Tennis and Croquet Club di Church Road, Wimbledon, London, Inggris.
Tahun lalu, Wimbledon menjadi satu-satunya turnamen lapangan rumput yang diikuti Swiatek. Ironisnya, 37 kemenangan beruntun yang ditorehkan Swiatek saat itu dihentikan Alize Cornet di babak ketiga (32 besar).
“Pada dasarnya sebelum setiap musim lapangan rumput, saya hanya ingin tetap berpikiran terbuka dan belajar banyak,” tutur petenis berusia 22 tahun itu seperti dikutip Arab News. “ “Saya merasa mungkin ada sedikit tekanan. Tetapi di sisi lain, ketika pergi ke lapangan, saya merasa seperti tahu mampu bermain tenis dan tahu bagaimana bermain di jenis-jenis lapangan lain.
“Di rumput terkadang lebih sulit dan saya masih harus belajar banyak. Namun saya kerap merasa akan pergi ke lapangan dan tidak bermain seperti yang seharusnya atau yang saya bisa. Hal ini menambah lebih banyak tekanan.
“Tapi saya akan mengatakan bahwa tekanan dari luar, ya mungkin sedikit berkurang, itu tergantung pada kalian dan pertanyaan apa yang kalian ajukan,” ucap Swiatek, yang pekan depan akan turun di lapangan rumput Bad Homburg Open untuk pemanasan Wilmbledon.
Iga Swiatek saat ini sudah memenangi empat gelar Grand Slam: tiga kali di lapangan tanah liat (clay) French Open (2020, 2022, 2023) dan sekali di hardcourt US Open (2022).
Salah satu faktor pendukung kesuksesannya sejauh ini adalah musik. Pada 2023 ini ia memang sudah mengubah rhyme (syair) namun tidak dengan rhythm (irama).
“Saya dulu mendengarkan lagu yang sama selama sekira tiga tahun. Sulit memang, tetapi saya melakukannya dan berhasil. Jadi, semoga lagu-lagunya tidak membuat saya pusing,” kata Iga Swiatek seperti dikutip Reuters.
Swiatek belakangan memang sering mengubah banyak lagu dalam daftar putar musik (playlist). Uniknya, tidak ada lagu-lagu seperti milik Taylor Swift di album Midnights dalam playlist-nya.
“Dalam playlist itu masih (musik) rock. Hanya lagu-lagunya saja yang berbeda, dari Red Hot Chili Peppers misalnya,” ujar Iga Swiatek seperti dikutip Reuters.
“Memang ada yang baru, itulah mengapa saya tidak terlalu ingat. Saya kira ada juga Black Sabbath, AC/DC, Led Zeppelin, namun lagu-lagunya berbeda daripada sebelumnya. Juga ada Lenny Kravitz. Berbeda namun masih (genre) yang sama.
“Saya tidak percaya tahyul, memang hanya ingin mengubah playlist saja sebelum pertandingan,” kata Iga Swiatek yang menempatkan lagu-lagu dari Red Hot Chili Peppers, Black Sabbath, Led Zeppelin, dan Lenny Kravitz, di antara lagu favoritnya.