- Pemain Persib Putri, Rizqiyanti, menilai ada banyak hal yang hilang dalam Ramadan tahun ini.
- Salah satu hal yang paling dirasa Rizqiyanti adalah kegiatan salat tarawih dan tadarus terganggu.
- Pengoleksi tujuh gol untuk Persib Putri ini pada 2019 ini hanya bisa tadarus di rumah selepas subuh.
SKOR.id - Banyak yang berubah pada Ramadan tahun ini. Contohnya, salat tarawih dan kuliah subuh di masjid sudah tidak ada lagi.
"Yang masih terdengar hanya suara azan saja. Semua kegiatan ritual ibadah Ramadan di masjid sudah nggak ada," kata Rizqiyanti.
Sedih pun memahat di hati pemain Persib Putri ini. Dia tidak bisa lagi menjalani ibadah di masjid yang membuat hatinya bergembira.
Berita Persib Lainnya: Striker Persib Putri Berharap Ada Kejelasan Status Liga 1 Putri 2020
"Wabah virus corona mengubah segalanya. Membuat Ramadan kali ini sepi dan kehilangan kemeriahannya," ujar Kijun, sapaannya, kepada Skor.id, Sabtu (25/4).
Tapi, tetap saja Ramadan selalu dirundukan. Kehadirannya harus diberi makna mendalam. Tidak boleh terasa hambar karena serangan virus corona.
"Jadi tradisi yang masih bisa dijalankan, harus terus lestari. Misalnya tadarus Al-Qur'an bersama setelah subuh di musala tidak boleh berhenti," ucap Kijun, sapaannya.
Bersama teman atau saudaranya, tradisi itu selalu dilakukan Kijun. Sedikitnya tiga orang melakulan tadarus bersama selepas salat subuh.
"Enggak ada target harus berapa juz yang harus dituntaskan. Tapi kami selalu berusaha menyelesaikan tiga juz kalau yang ngajinya bertiga," Kijun bercerita.
Tinggal di Desa Toso, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mengaji adalah rutinitas yang tidak bisa ditinggalkan.
"Namanya di desa, dari kecil kami sudah belajar ngaji. Jadi harus bisa ngaji, malu dong kalau nggak bisa ngaji," ujar pencerak tujuh gol Persib dalam Liga 1 Putri 2019 itu.
"Tapi orang tinggal di desa harus mencari guru sendiri. Datang ke rumahnya untuk belajar, bukan gurunya yang datang ke rumah," Kijun menambahkan.
Berita Persib Lainnya: Penyerang Persib Putri Lelang Jersi Bersejarah Demi Perangi Corona
Kijun mengaku, ngabuburit adalah tradisi Ramadan yang juga harus dilakukan. Karena bisa jadi ajang silaturahmi dengan warga desa atau teman sekolahnya dahulu.
"Mungkin tradisi ngabuburit sekarang enggak seramai biasanya. Tapi tetap saja dilakukan, karena seru bisa silaturahmi dan cuci mata," ungkap penyuka sop buah dan kolak ini.