- Kelly Purwanto mengungkapkan lima starting five sepanjang masa.
- Ali Budimansyah, idolanya sejak SMU, terpilih untuk mengisi posisi point guard.
- Dari lima nama yang disebutkan Kelly, tiga di antaranya pilar Aspac Jakarta saat merajai basket Indonesia.
SKOR.id – Dalam perjalanannya, basket Indonesia melahirkan banyak legenda. Tak terkecuali seorang Kelly Purwanto, point guard Amartha Hangtuah, saat ini.
Meski belum pernah juara, pemain 36 tahun ini banyak menorehkan manis. Salah satunya membawa Garuda Bandung (sekarang Prawira Bandung) melangkah jauh.
Garuda Bandung berhasil menembus dominasi Satria Muda Jakarta dan Aspac Jakarta pada Indonesian Basketball League (IBL) 2008.
Berita Kelly Purwanto Lain: Wawancara Eksklusif Kelly Purwanto: Saya Belum Memikirkan Pensiun
Selama berkarier, Kelly Purwanto sudah berhadapan dengan banyak pemain hebat. Baik itu yang lebih senior hingga lebih muda darinya.
Kamis (16/4/2020), Skor.id memintanya untuk menyebutkan Starting Five sepanjang masa versinya. Tiga di antaranya pilar Aspac (sekarang Stapac), berikut daftarnya:
Point Guard
Ali Budimansyah
Ali Budimansyah disebut-sebut sebagai guard terbaik yang dimiliki Indonesia. Bahkan, pada era 1990-an, dia sempat dijuluki sebagai Michael Jordan-nya Indonesia.
Nama pemain kelahiran 25 Desember 1975 itu sulit dipisahkan dari kejayaan Aspac Jakarta pada era 1990-an hingga awal 2000-an.
Kelly Purwanto sangat mengidolakan Ali Budimansyah sejak SMU. Keputusan pindah Bogor Siliwangi pada IBL 2018-2019, salah satunya karena Ali Budimansyah melatih klub tersebut.
Shooting Guard
Andy "Batam" Poedjakusuma
Andy Poedjakusuma atau akrab disapa Andy Batam juga pilar penting dalam kejayaan Aspac Jakarta pada era KOBATAMA hingga awal IBL. Total, lima cincin juara ia berikan pada Aspac.
Kelly Purwanto menjadi rekan setim Andy Batam selama tujuh tahun masing-masing di Garuda Bandung (2009-2010) dan Pelita Jaya (2010-2016).
Menariknya, mereka sama-sama meninggalkan Pelita Jaya usai IBL 2016. Bedanya, Andy Batam memilih pensiun dan Kelly Purwanto melanjutkan karier bersama Hangtuah.
Small Forward
Riko Hantono
Seperti halnya Ali Budimansyah dan Andy Batam, Riko Hantono juga sukses bersama Aspac Jakarta. Dia memberikan lima gelar juara kepada klub milik Irawan Haryono itu.
Kelly menganggap Riko Hantono sebagai salah satu pebasket hebat Indonesia. Three point-nya yang mematikan membuat Aspac tak tertandingi pada masanya.
Riko Hantono sempat "diperam" Aspac selama empat tahun. Bergabung sejak 1994, dirinya didaftarkan pada KOBATAMA 1998.
Power Forward
I Made "Lolik" Sudiadnyana
Tidak sedikit penggemar basket Indonesia yang menyebut I Made "Lolik" Sudiadnyana sebagai Greatest of All Time.
Saat masih aktif, Lolik merupakan power forward dengan kemampuan komplet. Pemain dengan spesifikasi tersebut langka pada zamannya.
Lolik membuktikan kehebatan saat membela Garuda Bandung. Bermain dalam usia 40 tahun, ia menyabet gelar most valuable player (MVP) NBL Indonesia 2010-11.
Torehan tersebut membuat Lolik tercatat sebagai pemain tertua yang mampu mengantongi gelar pemain terbaik.
Menariknya, nasib Lolik setali tiga uang dengan Kelly. Punya karier cemerlang, namun tak sekalipun meraih gelar juara.
Center
Rony Gunawan
Rony Gunawan merupakan salah satu faktor yang membuat Satria Muda mampu menggeser Aspac sebagai dominator basket nasional.
Sejak direkrut dari CLS Knights Surabaya pada 2006, Satria Muda menjelma sebagai klub yang tidak tertandingi.
Satria Muda merajai basket Indonesia selama enam musim berturut-turut. Ditambah satu torehan titel NBL Indonesia 2014/2015.
Rony Gunawan atau biasa disapa Rogun, juga menjadi bagian dari Indonesia Warriors saat menjuarai ASEAN Basketball League (ABL) 2012.