- Manajer timnas atletik Indonesia, Mustara, mengutarakan unek-uneknya terkait situasi Stadion Madya yang digunakan sebagai lokasi pelatnas.
- Menurut Mustara, seringnya Stadion Madya menggelar kegiatan non-olahraga membuat timnas ateltik sulit berlatih maksimal.
- Salah satu keluhan utama adalah masuknya pasir ke lintasan atletik, yang mengganggu proses latihan para atlet.
SKOR.id - Mustara, manajer timnas atletik Indonesia, mengutarakan keluh kesahnya terkait kondisi Stadion Madya.
Akibat sering menggelar event non-olahraga, lokasi pelatnas atletik untuk SEA Games Kamboja 2023 tersebut dirasa kurang ideal.
Alhasil, para atlet kesulitan berlatih maksimal di stadion yang terletak di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, tersebut.
"Karena tempat latihan juga digunakan untuk loading barang," ujar Mustara kepada KONI Pusat yang meninjau pelatnas atletik, Senin (13/11/2022).
Bahkan, lanjut Mustara, pasir masuk ke lintasan sehingga mengganggu proses latihan atlet dalam persiapan menuju pesta olahraga terakbar se-ASEAN tersebut.
Meski demikian, timnas atletik berusaha memaksimalkan fasilitas yang ada. Sejauh ini, ada 11 atlet yang berlatih di Stadion Madya.
Dalam kesempatan ini, Mustara juga menyampaikan bahwa stadion baru untuk pelatnas di Pangalengan sudah hampir rampung.
Hal ini terjadi berkat dukungan luar biasa dari Ketua Umum PB PASI, Luhut Binsar Pandjaitan.
Di sisi lain, Sekjen KONI Pusat, Ade Lukman, mengatakan bahwa kunjungan kali ini dilakukan untuk mendengar keluhan pelatnas demi peningkatan kualitas pembinaan atlet.
Setelah berdiskusi dengan manajer dan jajaran pelatih, Ade mengatakan pihaknya menampung dan mendukung berbagai macam masukan.
"Kami hadir di sini untuk mendukung. Kita perlu konsisten dalam membina atlet menjadi juara," tuturnya.
"Betul yang Pak Mustara bilang, perlu waktu 8-9 tahun. Jangan sungkan berdiskusi dengan kami demi tujuan itu."
Selain atletik, KONI Pusat juga meninjau pelatnas karate di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sebanyak 19 atlet senior, terdiri atas 10 putra dan 9 putri, tengah fokus berlatih ketika rombongan hadir, termasuk pelatih asing, Farouk Abdelsellem.
Cabang karate berharap setidaknya ada 21 atlet yang dikirim untuk multievent.
Berlaga di 17 kelas, pastinya diperlukan atlet pelapis untuk memaksimalkan potensi meraih medali lebih banyak.
Berita atletik lainnya:
Menpora RI Resmikan Lintasan Atletik Internasional Pertama di Sumbar
10 Atlet Timnas Atletik Indonesia Jalani TC di Jamaika
Kejuaraan Dunia Atletik Indoor 2023 di Nanjing Kembali Ditunda