- Selain olimpiade yang menjadi ajang multievent terakbar, dunia ternyata juga mengenal World Transplant Games.
- Bedanya, World Transplant Games diikuti oleh atlet amatir yang merupakan pendonor ataupun pernah menerima donor organ.
- World Transplant Games digelar dalam dua edisi, yakni musim panas dan musim dingin, yang dihelat secara bergantian setiap tahunnya.
SKOR.id - World Transplant Games merupakan ajang multievent yang diperuntukkan bagi para atlet amatir yang pernah bersentuhan dengan transplantasi organ.
Banyak yang tidak mengetahui adanya turnamen multievent yang bertajuk World Transplant Games.
Hal ini wajar, mengingat pamor turnamen ini memang tak sebesar ajang lain seperti olimpiade atau Asian Games.
Namun, kehadiran ajang World Transplant Games patut diapresiasi karena menyediakan wadah bagi para penyintas transplantasi, baik pendonor ataupun resipien, untuk berprestasi.
Tak disangka-sangka, World Transplant Games, yang diselenggarakan oleh World Transplant Games Federation, berusia cukup tua.
Ajang ini pertama kali digelar di Portsmouth, Inggris pada 1978 dengan 99 kontestan yang berasal dari Inggris, Prancis, Jerman, Yunani, dan Amerika Serikat.
Sejak awal, turnamen ini memberi kesempatan khusus kepada para atlet amatir yang pernah "bersentuhan" dengan upaya transplantasi.
Ini berarti hanya para pendonor, resipien, dan anggota keluarga mereka yang dapat berpartisipasi dalam turnamen ini.
Dari lima negara yang mengawali, kini hampir 70 negara dan ribuan atlet telah mengambil bagian dalam World Transplant Games.
Dalam World Transplant Games edisi terakhir yang dihelat di Newcastle pada 2019 silam, sebanyak 2.400 atlet dari 60 negara telah ikut memeriahkan.
Awalnya, World Transplant Games hanya menyelenggarakan edisi musim panas dan belum memiliki waktu penyelenggaraan rutin.
Namun, sejak 1987, panitia memutuskan untuk menggelar ajang ini setiap tahun gajil atau dua tahun sekali.
Mulai 1994, digagaslah ide untuk mengadakan edisi musim dingin. Tahun genap dipilih sebagai waktu penyelenggaraan, kecuali pada tahun 1999.
Adapun cabang olahraga yang dilombakan dalam World Transplant Games mirip dengan olimpiade, yang di antaranya meliputi atletik, golf, bulu tankis, hingga voli.
Sedangkan pada edisi musim dingin cabor yang dilombakan antara lain snowboarding, ski, dan biathlon.
Tak seperti ajang multievent pada umumnya, World Transplant Games diikuti oleh kelompok umur dengan rentang usia cukup jauh.
Dilansir dari laman resmi World Transplant Games Federation, semua atlet berusia 4-80 tahun yang lulus kualifikasi diperbolehkan turun berlaga.
Meski diikuti oleh atlet amatir, bukan berarti para pemainnya memiliki standar yang rendah.
Tercatat, rekor tercepat untuk lari 100 meter adalah 11,18 detik, tidak jauh berbeda dengan catatan atlet profesional.
Sedangkan untuk cabor lompat jauh, rekor yang bertahan sejauh ini adalah 6,85 meter, hanay terpaut kurang dari 2 meter dari rekor dunia yang dibukukan Juan Miguel Echevarria pada 2018 lalu, yakni 8,83 meter.
Untuk tahun ini, World Transplant Games terpaksa dibatalkan karena kondisi pandemi Covid-19. Sebagai gantinya, diadakanlah ajang lari virtual yang diberi nama 5K AnyWay.
5K AnyWay akan digelar pada 28 Mei hingga 5 Juni 2021 dan dapat diikuti setelah melakukan registrasi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Lihat postingan ini di Instagram
Artikel Skorpedia lainnya:
Skorpedia: Sejarah Olahraga Kriket di Dunia dan Indonesia
Skorpedia: Sejarah Panahan, dari Alat Berburu dan Perang hingga Olahraga