- Liga Indonesia, khususnya kasta teratas dan kini bernama Liga 1, mendatangkan pelatih berpaspor Belanda menangani sejumlah tim.
- Bahkan tidak hanya melatih klub Liga Indonesia, ada dua pelatih asal Belanda juga membesut skuad Garuda.
- Pelatih-pelatih asal Negeri Bunga Tulip yang melatih di Liga Indonesia, satu nama adalah bek timnas Belanda pada dua Piala Dunia.
SKOR.id - Kasta teratas Liga Indonesia mulai eksis pada pertengahan 1990-an, dan samai era Liga 1, beberapa klub yang memakai jasa pelatih asing berpaspor Belanda.
Jumlah pelatih berpaspor Belanda memang tak banyak, tetapi beberapa dari para juru taktik asal Negeri Bunga Tulip itu cukup bagus trek rekornya.
Ada dua pelatih asing itu sukses membawa klub Indonesia jadi juara kompetisi kasta teratas Tanah Air.
Skor.id merangkum para pelatih berpaspor Belanda yang berjumlah sembilan dari 1995 sampai 2022 untuk klub Liga Indonesia. Ini daftarnya:
Henk Wullems
Nama lengkap meener asal Belanda ini adalah Hendrikus Johannes Wullems dan lebih akrab disapa Henk Wullems.
Lelaki yang wafat pada 15 Agustus 2020 ini masuk Indonesia pada 1995. Tak main-main, Henk Wullems datang ke Tanah Air setelah menangani AZ Alkmaar.
AZ adalah salah satu klub Liga Belanda. Eks-defender ini tahun pertama di Tanah Air membesut Mastrans Bandung Raya (MBR).
MBR langsung juara saat dilatih Henk Wullems. Atas catatan positif itu, PSSI memakai jasanya untuk menangangi timnas Indonesia mulai 1996 sampai 1998.
Sayang, timnas Indonesia kalah dari Thailand pada SEA Games 1997 di Jakarta. Kala itu, sepak bola SEA Games masih memakai pemain umum bukan U-22.
Skuad Garuda pun hanya dapat perak pada pesta olahraga se-Asia Tenggara ini.
Setelah gagal bersama timnas Indonesia, PSM Makassar memakai tenaga Henk Wullems selama semusim pada 2000. Pada 2006, PSM juga kembali memakai jasa Wullems.
Lalu, dia membesut Persikota Kota Tangerang pada 2002 selama semusim. Musim 2003, Wullems pindah ke Arema Malang. Persegi Bali FC dilatih Henk Wullems pada Ligina 2007.
Rob Jacobs
Mantan bek kanan ini datang ke Indonesia pada Liga Indonesia musim 1997-1998.
Kala itu, dia menangani Pelita Jaya dan membuat klub itu naik ke posisi puncak klasemen wilayah barat.
Sayang, krisis 1998 membuat Ligina musim itu gagal selesai efek kerusuhan di berbagai wilayah negeri ini.
Sebelum menangani Pelita Jaya, Jacobs melatih sejumlah klub Liga Belanda seperti SBV Excelsior, FC Groningen, Roda JC, Feyenoord, Sparta Rotterdam, FC Eindhoven.
Albert Fafie
Bek kiri Feyenoord dan PSV Eindoven pada medio 1950-an hingga 1970-an masuk Indonesia pada 1996 menjadi pengganti Henk Wullems untuk menangani Bandung Raya.
Namun, dia hanya semusim berkarier di Kota Kembang, setelah itu membesut Persija pada Ligina 1997-1998.
Fafie sudah wafat pada 27 November 2012. Lelaki dengan julukan King Fafie ini pada pertengahan 1990-an sukses melatih FC Utrecht pada kompetisi Eropa walau tak juara.
Fritz Korbach
Lelaki yang telah wafat pada 14 Agustus 2011 ini memang lahir di Jerman.
Tetapi, Fritz Korbach besar dan berkarier di Belanda dan punya paspor negara itu.
Bahkan, Fritz Korbach meninggal di Belanda dan sangat dihormati di sana.
Mengheningkan cipta semenit dilakukan jelang laga play-off Liga Champions antara klub Belanda, FC Tweente kontra wakil Portugal, Benfica.
Kebetulan, partai kandang FC Tweente di Stadion Cambuur ini malam setelah kematian sang pelatih.
Pelatih FC Twente saat Co Adriaanse juga memberikan statemen penting soal Korbach.
Dia mengatakan: "Saya memberi tahu para pemain bahwa Fritz Korbach telah menjadi salah satu pelatih terbaik Belanda beberapa tahun yang terakhir. Beliau juga mantan pelatih FC Twente."
Enam tahun sebelum wafat, Fritz Korbach memiliki karier di Indonesia dengan membesut PSM Makassar pada Ligina 2006 dan hanya semusim saja.
Dick Buitelaar
Pelatih senior asal Belanda ini masuk Indonesia pada 2003. Kala itu, Dick Buitelaar melatih Perseden Denpasar pada Ligina 2003.
Musim 2008-2009, Persitara Jakarta Utara yang masih berkompetisi pada Divisi Utama Ligina juga memakai jasanya.
Azreg Richard Rachid
Dia adalah pelatih kedua asal Belanda yang menangani Persitara Jakarta Utara. Azreg membesut klub dengan julukan Si Pitung pada Indonesia Super League (ISL) 2008-2009.
Robert Rene Alberts
Pelatih asal Belanda yang bermukim di Malaysia ini datang ke Indonesia pada 2010 dengan menangani Arema Indonesia.
Lalu, klub kebanggaan Aremania ini dibawanya jadi juara ISL musim itu.
Dalam dua periode, dia menangani PSM Makassar yaitu musim 2010–2011 dan periode 2016–2019. Mulai 2019, dia jadi pelatih Persib sampai kini.
Juru taktik kelahiran Amsterdam pada 67 tahun lalu itu masuk Asia Tenggara pada 1995 saat melatih klub Liga Malaysia, Kedah FA.
Sarawak FA dari Malaysia juga pernah ditanganinya. Robert juga pernah melatih dua klub Liga Singapura, Tanjong Pagar United dan Home United (kini Lion City Sailors FC).
Alumni akademi Ajax ini juga pernah melatih dua timnas U-19 negara Asia, Korea Selatan dan Malaysia.
Wim Rijsbergen
Defender timnas Belanda saat dua kali jadi runner-up Piala Dunia 1974 dan 1978 ini memulai karier di Indonesia dengan melatih PSM Makassar.
Pemilik nama lengkap Wilhelmus Gerardus Rijsbergen ini melatih PSM pada musim 2010-2011.
Setelah itu, dia melatih timnas Indonesia dan jadi Direktur Teknik PSSI dari 2011 sampai 2013.
Willy Scheepers
Mantan gelandang klub elite Liga Belanda, PSV Eindhoven ini melatih di Indonesia pada 2010 sampai 2011.
Kala itu, Willy Scheepers membesut Bali Devata.
Bali Devata adalah klub peserta breakaway league Liga Prima Indonesia yang digagas pengusaha Arifin Panigoro.
Baca Juga Skor 5 lainnya:
Skor 5: Lima Klub Swasta Era Galatama yang Pindah dari Jakarta Lalu Mati