- Formula 1 dikenal sebagai salah satu balap mobil paling kompetitif di dunia.
- Tak sedikit pembalap yang "terpental" dengan catatan buruk, bahkan tampak tak kompetitif di lintasan.
- Skor Indonesia merangkum lima pembalap ''zonk'' dalam sejarah Formula 1.
SKOR.id - Terdapat ribuan pembalap mobil di dunia, namun hanya 20-an pembalap terpilih yang pernah berkompetisi di Formula 1.
Namun, balapan F1 merupakan balapan yang kompetitif. Tidak sedikit pembalap yang terpental dari persaingan di lintasan.
Tak sedikit pembalap yang dikenang karena buruknya performa mereka ketika berada dilintasan.
Skor Indonesia merangkum lima pembalap yang "zonk" dalam sejarah F1:
1. Alex Yoong
Alex merupakan pembalap pertama asal Malaysia yang berkarir di Formula 1 pada musim 2001, tidak sedikit sosok "Pay Driver" yang hanya menjadi pelengkap ataupun penggembira di F1. Alex Yoong adalah salah satunya.
Setelah sukses berada di Formula Three, Formula 3000 dan Formula Nippon, Young memulai karirnya di kanca Formula 1 tepatnya di Grand Prix Italia tahun 2001 setelah menggantikan Tarso Marques di tim Minardi.
Alex sendiri didukung oleh Sponsor Magnum Corporation untuk bisa bergabung dengan Minardi, namun hasil yang kurang memuaskan memutuskan dirinya untuk tidak bisa melanjutkan karirnya lagi di Formula 1 setelah hanya berhasil Finish terbaik pada posisi ketujuh di Grand Prix Australia 2002.
Sempat tiga kali gagal kualifikasi, yakni di GP San Marino, Spanyol, dan Jerman. Bahkan sempat digantikan oleh Anthony Davidson di GP Hungaria dan Belgia.
Sepanjang karirnya di Formula 1, Alex Yoong hanya enam kali berhasil finish, dan delapan kali gagal finish.
2. Marco Apicella
Marco Apicella mencatatkan rekor sebagai pembalap dengan karir terpendek dalam sejarah F1.
Apicella sendiri direkrut tim Jordan GP Setelah melihat performa apiknya ketika berlaga di Formula Nippo.
Sayangnya, tepat di Grand Prix Italia pada tahun 1993, Marco Apicella memulai debutannya bersama Jordan hanya berlangsung 800 meter saja.
Memulai balapan dari posisi belakang, Apicella mengalami insiden dan bahkan dirinya belum sempat merasakan tikungan pertama dari sirkuit Italia tersebut.
Dia digantikan oleh Emanuele Naspetti setelah insiden tersebut dan tidak pernah membalap di Formula 1 lagi.
Kita tidak akan tahu seberapa bagus performa sang pembalap, namun Apicella berhasil menunjukkan bahwa dirinya masih memiliki kemampuan yang baik setelah memenangkan seri Formula 3000 di Jepang.
3. Taki Inoue
Taki Inoue dikenal sebagai pembalap dengan insiden "kecelakaan komedi" selama musim Formula 1 1995. Inoue sendiri bergabung bersama tim Footwork Hart pada musim tersebut.
Dirinya dinilai beberapa pihak sebagai pembalap Formula 1 terburuk dalam dua dekade terakhir. Bagaimana tidak, dalam 18 kali balapan, dia hanya mampu finis lima kali saja. Dan beberapa kali kerap mengalami sejumlah insiden memalukan diantaranya ialah.
Pertama di Grand Prix Monaco. Ketika itu Inoue gagal melanjutkan sesi Qualifikasi karena mobilnya mengalami kerusakan.
Mobil Inoue ditarik truk penderek untuk masuk ke Pit. Belum masuk ke pit, mobilnya secara tak sengaja ditabrak safety car.
Beruntung Inoue masih menggunakan helm, akibatnya ia tidak mengalami cedera parah atas insiden tersebut dan masih mengikuti balapan meski mengalami gegar otak ringan.
Kedua di Grand Prix Hungaria, Inoue harus mengakhiri balapan karena mobilnya mengeluarkan asap. Meski panik, Inoue sukses keluar dari mobilnya.
Inoue bermaksud membantu Marshal memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam. Namun, akibat terlalu panik dia tak melihat ada mobil medis yang datang ke arahanya, Inoue pun tertabrak dan mengalami cedera.
4. Jean-Denis Delatraz
Inoue bukan satu-satunya pembalap buruk yang mengarungi musim 1994 dan 1995. Nama buruknya didampingi oleh Jean-Denis Deletrax yang tampil di tiga balapan saja, yakni GP Australia 1994 bersama Larrousse serta GP Portugal dan GP Eropa 1995 mengendarai Pacific.
Performa Deletraz pada tiga balapan begitu buruk. Pada GP Australia 1994, dia bahkan sampai tertinggal 10 putaran dari pemenang, Nigel Mansell.
Pada GP Portugal Deletraz juga mengalami insiden lucu ketika dirinya harus keluar balapan karena kakinya terkilir.
Deletraz mengakhiri karirnya di Formula 1 di Grand Prix Estorin pada tahun 1995 setelah finis di posisi ke lima belas, meskipun hampir menabrak Damon Hill.
5. Yuji Ide
Yuji Ide menjadi pembalap rookie tertua di F1 setelah melakoni debutannya di usia 31 tahun pada musim 2006.
Bergabung dengan tim asal Jepang yakni Super Aguri, Ide mengalami kesulitan mengendalikan mobilnya, di Grand Prix Bahrain Yuji tertinggal 3 detik dari rekan satu timnya Takuma Sato.
Segalanya berbuah menjadi lebih buruk ketika di Grand Prix Australia, Yuji Ide menghalangi Rubens Barrichello selama masa kualifikasi dan dianggap menjadi penghalang mereka.
Atas saran dari FIA, Super Aguri lalu melepaskannya usai 4 balapan. FIA juga kemudian mengambil Superlicense (SIM F1) milik Yuji Ide, dan otomatis melarangnya ikut balapan.
Baca Juga Skor 5 Lainnya:
Skor 5: Pemain Asing asal Argentina di Liga 1 2022-2023
Skor 5: Deretan Kiper yang Pernah Cetak Gol di Liga Inggris
Penulis: Septian Eko Wibisono/Magang/UNIDA