- Nasib Zhou Guanyu bersama Alfa Romeo untuk F1 2023 masih menggantung.
- Pembalap asal Cina itu fokus memperbaiki performa di sisa musim 2022.
- Menembus Q3 jadi pencapaian terbesar Zhou Guanyu pada musim pertamanya di F1 2022.
SKOR.id - Zhou Guanyu mungkin tak terlalu khawatir dengan kepastian soal masa depannya bersama Alfa Romeo pada Formula 1 (F1) 2023.
Saat ini, tandem Valtteri Bottas tersebut menduduki peringkat ke-17 klasemen sementara pembalap F1 2022 dengan torehan lima poin.
Berstatus sebagai satu-satunya rookie di F1 2022, pembalap asal Cina itu mampu finis 10 besar pada GP Bahrain (#10) dan GP Kanada (#8).
Meski demikian, Alfa Romeo belum memastikan apakah Zhou Guanyu akan bertahan pada F1 2023 atau berhenti usai musim 2022.
"Untuk saat ini, saya tidak mau dipusingkan dengan (kans bertahan di F1) tahun depan," kata Zhou Guanyu dilansir dari formula1.com.
"Walaupun menurut saya di libur musim panas ini saat Spa (GP Belgia) sudah waktunya mulai membicarakan (kontrak) masa depan."
Pembalap 23 tahun itu mengaku akan fokus memperbaiki performa agar Alfa Romeo bisa melihat kemampuannya mengemudikan mobil C42.
"Secara umum, saya tak terlalu khawatir soal apa yang terjadi tahun depan, apakah masih dapat tempat (di Alfa Romeo) atau tidak," imbuhnya.
"Karena saya terus berjalan sesuai kemampuan saya. Terus lebih baik di setiap balapan. Saya tidak melihat ada alasan saya akan terdepak dari sini."
View this post on Instagram
Terlepas dari masa depan kariernya yang masih abu-abu, Zhou Guanyu cukup senang dengan hasil balapan pada paruh pertama F1 2022.
Momen menembus Q3, yang artinya mendapat starting grid 10 terdepan, menjadi salah satu pencapaian terbaiknya sejauh ini.
"Secara umum, cukup senang. Terutama ketika bisa menembus Q3, pencapaian yang mengejutkan karena tak menyangka bisa melakukannya di tahun pertama," ujarnya.
"Awalnya, saya berpikir tidak mungkin ada kesempatan tersebut. Jadi, itu salah satu pencapaian luar biasa. Satu titik yang baik untuk mendorong saya makin ke depan."
Namun, seperti dua sisi masa uang, pencapaian tersebut turut dibarengi dengan beban agar dirinya bisa tampil lebih baik pada paruh kedua F1 2022.
"Di sisi lain, pencapaian tersebut membuat ekspektasi saya meningkat. Pasalnya, meskipun masih rookie, saya cukup kecewa ketika tersingkir di Q1," ucapnya.
"Awalnya, saya merasa tidak masalah (jika tersingkir di Q1). Tapi sekarang Q2 menjadi standar minimal saya," dia menuturkan.
Berita Formula 1 Lainnya:
Zhou Guanyu, Calon Pembalap Berdarah Cina Pertama di Ajang Formula 1
Valtteri Bottas Lebih Bahagia di Alfa Romeo daripada Jadi Bayangan Lewis Hamilton