- Kekalahan di US Open 2022 jadi penanda berakhirnya karier Serena Williams sebagai petenis profesional selama 27 tahun.
- Selama berkarier, Serena Williams memiliki banyak prestasi gemilang dan sejumlah momen ikonik.
- Juara Australia Open 2017 dalam kondisi mengandung delapan pekan jadi salah satu momen ikonik dalam karier tenis Serena Williams.
SKOR.id - Serena Williams tersingkir dari turnamen tenis Grand Slam US Open 2022 usai kalah pada babak ketiga yang digelar Sabtu (3/9/2022) pagi WIB.
Hasil itu jadi penanda berakhirnya karier Serena Williams sebagai petenis profesional yang sudah berlangsung selama 27 tahun.
Sebelumnya, petenis 40 tahun itu mengungkap kemungkinan bahwa US Open 2022 bakal jadi turnamen tenis terakhir yang bakal diikutinya.
Wajar jika setiap penampilan Serena Williams di Flushing Meadows pada tahun ini selalu dapat sorotan publik meski akhirnya harus tersingkir di babak ketiga.
What a week. What an evening.
Thank you, #Serena. pic.twitter.com/KJ1zDkQGUs— US Open Tennis (@usopen) September 3, 2022
Meski begitu, hasil tersebut tak menghalangi anggapan publik yang memandang Serena Williams sebagai salah satu petenis terbaik sepanjang masa.
Koleksi 73 gelar di nomor tunggal putri, yang 23 di antaranya diraih dalam turnamen Grand Slam, sudah lebih dari cukup untuk membuktikan kehebatannya.
Belum lagi empat medali emas Olimpiade (satu tunggal putri, tiga ganda putri) serta 16 gelar Grand Slam ganda (14 putri, dua campuran) yang membuatnya layak jadi GOAT.
Selain rentetan gelar yang dimiliki, Serena Williams juga dikenang karena beberapa momen ikonik yang pernah dialami sepanjang kariernya. Berikut rangkumannya:
1. Gelar Grand Slam Perdana
Serena Williams mengawali karier profesional pada Oktober 1995 atau belum lama setelah dirinya berulang tahun ke-14 pada 26 September.
Karier petenis kelahiran Saginaw, Michigan, Amerika Serikat itu secara konsisten mengalami progres hingga akhirnya membuat gebrakan dengan menjuarai US Open 1999.
Kala itu, Serena yang belum genap berusia 18 tahun datang dengan predikat unggulan ketujuh. Ia pun bersua dengan tiga petenis favorit dalam perjalanan meraih gelar juara.
Serena Williams lebih dulu menyingkirkan Monica Seles (#4) di perempat final, Lindsay Davenport (#2) di semifinal, dan menang atas Martina Hingis (#1) di partai puncak.
Sejak saat itu, Serena Williams makin diperhitungkan hingga akhirnya menutup karier dengan koleksi 23 gelar Grand Slam (tunggal putri), terakhir di Australia Open 2017.
Major memories made across the ????@AustralianOpen | @RolandGarros | @Wimbledon | #USOpen pic.twitter.com/aF6tmMBA3B— US Open Tennis (@usopen) September 3, 2022
2. Memboikot Indian Wells
Indian Wells Masters atau yang juga dikenal sebagai Indian Wells Open atau BNP Paribas Open adalah salah satu turnamen tenis elite tahunan yang rutin digelar di Amerika Serikat.
Akan tetapi, turnamen ini pernah diboikot oleh Serena Williams dalam waktu lama (2002-2014) karena sebuah peristiwa yang terjadi pada edisi 2001.
Semua bermula saat Serena Williams dijadwalkan bersua sang kakak, Venus Williams, dalam partai semifinal yang kala itu masih bernama The Tennis Masters Series.
Namun, laga itu urung terjadi karena Venus mengalami cedera tendon sehingga tak bisa bertanding dan Serena otomatis lolos ke final.
Banyak pihak yang menuding batalnya pertandingan antara Williams bersaudari ini disengaja dan merupakan "akal-akalan" dari sang ayah, Richard Williams.
Situasi pun memburuk pada partai final. Serena Williams dihujani cemoohan dari penonton saat menghadapi Kim Clijsters.
Meski akhirnya menang 4-6, 6-4, 6-2 dan jadi juara, peristiwa itu ternyata sangat membekas bagi Serena. Ia bersama Venus pun memutuskan untuk tak tampil lagi di Indian Wells.
???? On this day in 2001
19-year-old @serenawilliams won her second Indian Wells title after defeating Kim Clijsters 4-6, 6-4, 6-2. ???? pic.twitter.com/s2EZwpRRFp— Luis. (@serenapower_) March 17, 2022
Pada 2015, setelah menyudahi masa boikotnya, Serena mengungkapkan bahwa peristiwa yang terjadi di 2001 meninggalkan trauma tersendiri bag dirinya dan keluarga Williams.
"Kejadian ini menghantuiku untuk waktu yang lama. Ini juga menghantui Venus dan keluarga kami," ujarnya pada saat itu.
"Namun yang paling berat adalah ini bikin ayah saya marah dan sedih. Ia mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mempersiapkan kami menghadapi perjalanan luar biasa ini."
"Akan tetapi, di sana ia harus duduk dan melihat putrinya diejek. Itu memicu kenangan dingin tentang pengalamannya bertumbuh di daerah Selatan," Serena menjelaskan.
3. Istilah Serena Slam
Seperti atlet ikonik lainnya, Serena Williams meninggalkan sejumlah "warisan" untuk olahraga yang digeluti. Salah satunya adalah munculnya istilah Serena Slam.
Istilah Serena Slam lahir atas pencapaiannya pada 2002-2003. Kala itu, ia memenangi empat turnamen tenis Grand Slam secara berurutan meski terjadi di dua musim berbeda.
Catatan itu dibukukan Serena Williams dengan menjuarai French Open 2002, Wimbledon 2002, dan US Open 2002 kemudian dilanjutkan Australia Open 2003.
Menariknya, ibu dari Alexis Olympia Ohanian Jr. tersebut mampu dua kali membukukan Serena Slam.
Serena Slam kedua terjadi pada musim 2014-2015 yang dimulai dari US Open 2014 dilanjut Australia Open 2015, French Open 2015, dan Wimbledon 2015.
Serena Williams held all four majors at the same time.
Twice. pic.twitter.com/zILUSiWwDx— US Open Tennis (@usopen) September 3, 2022
Sebagai perbandingan Serena Slam, cabang olahraga golf juga mengenal istilah Tiger Slam yang tentu saja terinspirasi atas pencapaian sang ikon Tiger Woods.
Konsepnya pun sama. Tiger Slam menandai keberhasilan Tiger Woods menjuarai empat turnamen golf major secara beruntun dalam dua musim berbeda.
Hal tersebut dilakukan Tiger Woods saat menjuarai US Open 2000, The Open 2000, PGA Championship 2000, The Masters 2001.
4. Comeback Epik di Australia Open 2007
Usai mempertahankan gelar juara Wimbledon pada 2003, sekaligus trofi Grand Slam keenamnya, Serena Williams mendapat cedera lutut yang membuatnya absen di sisa musim.
Ujian makin berat menyusul kepergian Yetunde Prince yang merupakan kakak tiri sekaligus asisten pribadi Williams bersaudari.
Yetunde Price meninggal dunia pada 14 September 2003 setelah jadi korban penembakan yang terjadi di Compton, California, Amerika Serikat.
Dua peristiwa di atas diyakini memengaruhi performa Serena. Apalagi cederanya sempat kambuh pada 2006 dan membuatnya hanya ikut empat turnamen sepanjang tahun.
Australia Open 2007 pun diyakini sebagai momen titik balik atau kembalinya sosok Serena Williams yang prima dan dominan di atas lapangan tenis.
Datang dengan status non-unggulan, hanya menduduki peringkat 81 dunia, Serena Williams mampu tampil solid sepanjang turnamen.
Serena Williams akhirnya jadi juara Australia Open 2007 usai mengalahkan tunggal putri nomor satu dunia sekaligus favorit juara saat itu, Maria Sharapova, di partai final.
Ranked 8️⃣1️⃣st at the time, @serenawilliams won the 2007 Australian Open ????!
She's one of 16 players this century to win a Grand Slam ???? outside the Top 10. ???? ---> https://t.co/VH146YZhEI pic.twitter.com/rfeGCYdHKy— wta (@WTA) May 23, 2020
Sejak saat itu, Serena Williams secara bertahap kembali menemukan permainannya dan masuk ke dalam jajaran tunggal putri elite dunia.
5. Juara Australia Open dalam Kondisi Mengandung
Momen yang tak kalah epik pernah dialami Serena Williams saat mengikuti Australia Open 2017. Kala itu, ia datang dengan predikat unggulan kedua turnamen.
Perjalanan Serena Williams di Australia Open 2017 pun relatif mulus hingga akhirnya bertemu Venus Williams pada partai final.
Serena pada akhirnya jadi juara usai mengalahkan sang kakak dengan skor 6-4, 6-4 yang sekaligus membuatnya tak pernah kehilangan satu set pun sepanjang turnamen.
Kemenangan itu juga berbuah gelar Grand Slam ke-23 untuk Serena yang membuatnya jadi petenis tunggal putri dengan gelar major terbanyak sepanjang sejarah (di era terbuka).
Beberapa bulan setelah menjuarai Australia Open 2017, Serena mengungkapkan bahwa dirinya tengah hamil delapan pekan saat tampil di turnamen tersebut.
Serena Williams winning the Australian Open... while she was pregnant! ???? pic.twitter.com/clQLb3xmIf— Eurosport (@eurosport) December 27, 2017
Fakta tersebut membuat pencapaian Serena Williams sebagai juara Australia Open 2017 terasa makin epik.
Setelah kembali dari masa cuti hamil dan melahirkan, Serena melanjutkan karier sebagai petenis dan masih mampu tampil kompetitif.
Ia bahkan berkesempatan menambah koleksi gelar Grand Slam-nya saat menembus partai final Wimbledon dan US Open dalam dua musim beruntun (2018 dan 2019).
Sayang, Serena Williams tak mampu memenangi empat laga final itu sehingga koleksi gelar Grand Slam-nya masih tertahan di angka 23 hingga dirinya memutuskan pensiun.
Meski demikian, hal itu tak mengurangi kegemilangan sosok Serena Williams sebagai salah satu petenis terbaik sepanjang masa.
Skor 5/7/8/10 Lainnya:
Skor 10: Pembelian Termahal di Bursa Transfer Musim Panas 2022
Skor 5: Alasan Menantikan F1 GP Belanda 2022, Akhir Pekan Ini