SKOR.id - Jose Mourinho mengaku bangga atas pencapaian AS Roma di Liga Europa, meski mereka harus kalah dari Sevilla pada laga puncak.
Kamis (1/6/2023) dini hari WIB di Budapest, I Giallorossi memimpin lebih dulu melalui gol Paulo Dybala, yang baru pulih dari cedera, di babak pertama.
Namun pemain belakang Roma, Gianluca Mancini, mencetak gol ke gawang sendiri pada menit ke-55 dan pertandingan berlanjut hingga ke babak adu penalti setelah skor imbang 1-1 tak berubah sampai 120 menit.
Gonzalo Montiel memastikan Sevilla menang 4-1 dalam adu penalti, setelah dua eksekutor AS Roma, Mancini dan Roger Ibanez gagal menembus jala Bono.
Bagi Jose Mourinho, ini pertama kalinya dia menelan kekalahan di final setelah di lima kesempatan sebelumnya selalu berhasil membawa timnya juara setiap melaju sampai ke laga puncak.
Dia mengantar Porto juara Piala UEFA 2003 dan Liga Champions 2004, Inter juara Liga Champions 2010, Manchester United kampiun Liga Europa 2017 dan AS Roma menaklukkan Europa Conference League 2022.
Meski rekornya di final tercoreng, pelatih berjuluk the Special One mengaku tetap bangga dengan pencapaian I Giallorossi.
“Saya memenangi lima final dan kalah kali ini, tapi saya pulang dengan bangga. Para pemain telah memberikan segalanya,” kata the Spesial One.
“Kami merasakan tekanan melawan tim yang memiliki bakat lebih dari kami. Kami kalah di pertandingan, tapi tidak dengan kehormatan kami.
"Saya tidak pernah pulang lebih bangga dari hari ini, meski ketika saya menang. Kami juga bekerja keras dalam penalti tapi kami dua kali gagal - tapi ini kegagalan semua, bukan hanya eksekutor penalti,” jelas pelatih berkebangsaan Portugal ini.
Jose Mourinho juga tak lupa memberikan selamat kepada Sevilla, tapi juga melakukan hal yang sama untuk para pemainnya.
"Para pemain harus pulang dengan damai, dengan bangga atas apa yang telah mereka lakukan. Ini adalah para pemain saya dari Budapest," tuturnya.
Paulo Dybala terlihat sangat terluka setelah Roma dipastikan gagal merebut gelar kejuaraan Eropa untuk kedua kali secara beruntun, sampai dia menangis di lapangan.
“Kami semua terikat pada seragam ini, dengan sifat kami. Setiap orang bereaksi dengan cara berbeda: yang satu menangis, yang lain tidak. Sebenarnya kami semua sangat sedih, dengan atau tanpa tangisan. Pertandingan yang hebat, final yang hebat, intens dan penuh semangat,” pungkas Mourinho.