- Superstar WNBA, Brittney Griner, kembali ke AS setelah 10 bulan ditahan di Rusia sepekan lalu.
- Dalam pernyataan publik pertamanya sejak itu, sang atlet mengonfirmasi bahwa dia ingin bermain bola basket lagi musim ini.
- Seorang ahli peradilan pidana mengatakan bahwa mustahil untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan Griner untuk adaptasi lagi.
SKOR.id - Brittney Griner ingin kembali bermain. Namun, seorang ahli mengatakan kepada Insider bahwa pemulihan sang atlet kemungkinan besar bersifat psikologis dan nutrisi.
Superstar bola basket itu, yang kembali ke Amerika Serikat (AS) seminggu yang lalu setelah ditahan selama 10 bulan di Rusia, telah mengkonfirmasi bahwa dia ingin kembali ke lapangan untuk musim WNBA yang akan datang.
Bintang Phoenix Mercury setinggi 6 kaki 9 itu membuat komentar publik pertamanya sejak mendarat di San Antonio, Texas, dalam judul postingan Instagram yang dia bagikan pada hari Jumat pagi.
"Saya juga ingin memperjelas satu hal: Saya berniat bermain bola basket lagi untuk Phoenix Mercury di WNBA musim ini," tulis Griner untuk menemani foto dirinya saat turun dari pesawat, untuk memeluk pasangannya Cherelle, untuk pertama kali dalam hampir setahun.
"Dan dengan melakukan itu, saya berharap dapat mengucapkan 'terima kasih' kepada Anda yang telah menguatkan, menulis, dan memposting untuk saya secara pribadi segera," tambahnya.
Pihak Gedung Putih mengatakan Griner menerima perawatan untuk "reintegrasi kembali ke masyarakat Amerika", tetapi seorang ahli mengungkapkan kepada Insider bahwa pemulihannya kemungkinan besar bersifat psikologis dan nutrisi.
View this post on Instagram
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan pada Minggu sepekan lalu, bahwa Griner saat ini sedang berada di Texas mendapatkan "baik perawatan kesehatan mental maupun kesehatan fisik hanya untuk memastikan bahwa dia siap untuk reintegrasi kembali ke masyarakat Amerika."
"Mereka akan berbicara dengan dokter dan keluarga berapa lama lagi dia harus berada di sana, tetapi laporan awal kami adalah dia berada dalam semangat yang sangat baik dan kesehatan yang baik," kata Kirby.
Elizabeth Jeglic, profesor psikologi di John Jay School of Criminal Justice di City University of New York, mengatakan pada Insider bahwa Griner tidak harus menghadapi sebagian besar tantangan "logistik" yang biasanya dilakukan oleh orang yang meninggalkan penahanan di AS, seperti mencari tempat tinggal, mencari kerja, dan undang-undang tambahan setelah kejahatan mereka, seperti pendaftaran para pelanggar seks ataupun tidak dapat memilih.
Tampaknya sebagian besar tantangan yang akan dihadapi Griner dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan di Amerika akan bersifat psikologis dan gizi, kata Jeglic.
"Saya bukan ahli sistem peradilan pidana Rusia, tetapi satu hal yang saya dengar adalah makanan, nutrisi, tidak sebaik itu," kata Jeglic.
Griner dipindahkan ke "koloni penjara" pada bulan November, yang dikatakan sebagai lingkungan yang terisolasi dengan kondisi "seperti budak".
Delapan kali WNBA All-Star itu dipindahkan ke penjara wanita No. 2 - sebuah fasilitas di area Mordovia, Rusia, yang menelusuri akarnya ke kamp kerja paksa Gulag yang dijuluki Temlag - setelah dia ditahan di sebuah bandara di Rusia pada bulan Februari dan dituduh memiliki kartrid vape yang mengandung THC, komponen psikoaktif aktif mariyuana, dalam kopernya.
Nadya Tolokonnikova, anggota grup musik "Pussy Riot" yang harus menghabiskan dua tahun di penjara Rusia mengatakan dia "takut Brittney Griner bakal dipindahkan ke IK-2," lapor Meredith Cash dari Insider sebelumnya. "Itu salah satu koloni paling keras - ini benar-benar koloni paling keras di seluruh sistem penjara Rusia."
Griner dimaksudkan untuk menjalani hukuman penjara sembilan tahun di koloni hukuman sampai dia dibebaskan minggu lalu dalam pertukaran AS-Rusia untuk terpidana pedagang senjata Rusia, Viktor Bout.
Jeglic mengatakan tidak mungkin untuk tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan Griner untuk menyesuaikan kembali, tetapi dia mengatakan jaringan dukungannya akan penting untuk kesuksesannya di masa depan.
Pasangan Griner sangat vokal dalam upayanya untuk membawa Griner pulang dan baru-baru ini mengatakan dia tetap "berkomitmen untuk mendapatkan kehidupan rumah di Amerika" setelah Griner dibebaskan.
"Ini bisa memakan waktu sangat lama dan ini mungkin akan menjadi sesuatu yang akan tetap bersamanya selama sisa hidupnya pada tingkat tertentu," kata Jeglic.
Jeglic mengatakan Griner kemungkinan besar akan merasa terisolasi dan memiliki perasaan "putus asa" dalam sistem penjara Rusia karena "sistem peradilan pidana di sana sangatlah berbeda. Aturan yang berbeda berlaku."
"Setiap hari Anda berada di penjara di sana, Anda seperti terbangun dalam mimpi buruk," kata Trevor Reed, mantan Marinir yang telah ditahan di Rusia selama hampir tiga tahun dan dibebaskan pada April, kepada CNN.
View this post on Instagram
Reed mengatakan bahwa Griner mungkin menghadapi kesulitan lebih besar dalam tahanan Rusia daripada dirinya sendiri atau sesama tahanan Amerika, Paul Whelan, dikarenakan faktor ras dan orientasi seksualnya, CNN melaporkan.
"Menjadi wanita kulit hitam, wanita gay, berada di negara dengan bahasa yang beda, adat istiadat berbeda, benar-benar tidak memiliki pengawasan dari pemerintah AS itu bisa sangat menakutkan dan membuat trauma," kata Jeglic kepada Insider.
Jeglic mengatakan Griner juga bisa mengalami kesulitan menghabiskan waktu dalam kelompok besar setelah lama diisolasi.
"Butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri dan terbiasa dengan itu lagi," kata Jeglic.
Memberi Ruang
Namun berkat pertukaran tahanan antara pemerintah AS dan Moskow, Griner dibawa pulang tepat pada waktunya untuk liburan.
Beberapa orang yang dekat dengan Griner, termasuk mantan pelatih dan rekan satu timnya, memperingatkan agar para penggemar tidak terlalu memikirkan diri mereka sendiri terkait kembalinya sang superstar ke lapangan.
Seperti dikatakan Napheesa Collier, All-Star WNBA dua kali, kepada Insider, "Orang-orang benar-benar hanya perlu memberinya ruang, membiarkannya menyesuaikan diri kembali dengan kehidupan seperti yang dia inginkan."
"Jika dia tidak ingin bermain bola basket lagi, itu terserah dia," tambah Collier, yang bermain bersama Griner di regu peraih medali emas Bola Basket AS di Tokyo.
Terlebih Griner, tidak dapat dimungkiri salah satu bintang bola basket wanita terhebat yang pernah ada dalam sejarah WNBA, telah memutuskan bahwa kembali bermain bola basket akan menjadi bagian dari proses penyembuhannya.
Ini jelas-jelas berita baik untuk Mercury — waralaba yang telah dianggap sebagai rumah oleh Griner sejak merekutnya. Peraih medali emas Olimpiade dua kali itu secara teknis adalah agen bebas dan, mengingat statusnya sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah WNBA, ada kemungkinan besar bisa bergabung dengan salah satu dari 11 waralaba WNBA lainnya.***
Berita Brittney Griner Lainnya:
Brittney Griner Lakukan Latihan Basket Pertama Usai Keluar dari Penjara Rusia
Agen DEA, yang Bantu Kirim Viktor Bout ke Balik Jeruji Besi, Mengecam Pertukaran Brittney Griner
Brittney Griner Telah Dibebaskan, Ditukar dengan Pedagang Senjata Rusia Victor Bout