SKOR.id – Stadion Manahan di Solo, Jawa Tengah, adalah salah satu dari empat venue —tiga lainnya: Jakarta International Stadion, Stadion Si Jalak Harupat, dan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) — yang menggelar Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia pada 10 November – 2 Desember 2023.
Hingga menjelang akhir turnamen, Stadion Manahan sudah menjadi tuan rumah 10 pertandingan, dengan rincian 6 untuk fase grup (5 Grup B dan 1 A) serta masing-masing 2 untuk 16 besar dan perempat final.
Dua partai perempat final terakhir yang dilangsungkan di Stadion Manahan pada Sabtu (25/11/2023) adalah Prancis yang menundukkan Uzbekistan dengan skor 1-0 dan Mali yang menyingkirkan Maroko juga dengan 1-0.
Stadion Manahan menjadi istimewa dibanding tiga venue Piala Dunia U-17 2023 lainnya karena akan menggelar seluruh lima pertandingan terakhir.
Dua partai semifinal yang akan digelar pada Selasa (28/11/2023), yakni Argentina vs Jerman serta Prancis melawan Mali, semuanya akan digelar di Stadion Manahan.
Berikutnya, perebutan tempat ketiga pada Jumat (1/12/2023) dan final pada Sabtu (2/12/2023) juga akan berlangsung di Stadion Manahan.
Sebetulnya, apa yang membuat Stadion Manahan agak berbeda dibanding tiga venue Piala Dunia U-17 2023 lainnya? Berikut sekilas profil Stadion Manahan.
Sejarah Stadion Manahan
Stadion Manahan diresmikan pada 21 Februari 1998 oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, H.M. Soeharto. Stadion ini berlokasi di Jl. Adi Sucipto No.1, Manahan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Stadion Manahan merupakan dedikasi dari Yayasan Ibu Tien Soeharto. Pembangunannya sendiri dimulai pada 1989 di atas lahan seluas 170 ribu meter persegi. Selama 9 tahun masa pembangunan, stadion berukuran total 33.300 meter persegi akhirnya berdiri kokoh dan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Letak Stadion Manahan cukup strategis karena berada di pusat kota, berdekatan dengan stasiun kereta, terminal, bandara, hotel, jalan raya, dan pusat perbelanjaan. Dari Bandara Internasional Adi Sumarmo hanya berjarak 9 kilometer. Tak heran bila banyak event nasional dan internasional digelar di stadion ini.
Menurut sejarahnya, kawasan Stadion Manahan sejak dahulu sudah dikenal sebagai satu kompleks olahraga karena kala itu terdapat lapangan tenis, gedung olahraga (GOR), dan lapangan sepak bola.
Warga Solo biasa memanfaatkan lapangan sepak bola yang ada di tengah kompleks Manahan secara gratis. Saking luasnya, lapangan itu terbagi menjadi dua lapangan besar. Selain bermain di lapangan besar, banyak juga warga yang menggunakan lapangan kecil di sekelilingnya.
Konon, dulunya lapangan Manahan menjadi tempat olahraga kerabat Mangkunegaran, terutama pacuan kuda. Di dalam kompleks Manahan tempo dulu memang terdapat arena pacuan kuda.
Sementara di bagian utara lapangan dilengkapi sebuah tribune penonton yang tidak begitu besar. Tribune tersebut dibangun pada era Mangkunegaran oleh arsitek asal Belanda, Thomas Karsten.
Tak hanya luas, kompleks Manahan juga dikenal sangat asri dan teduh berkat banyaknya pohon-pohon cemara. Tidak mengherankan bila warga Solo menjadikan ruang terbuka ini sebagai tempat favorit untuk berolahraga.
Begitu diresmikan pada 1998, Stadion Manahan pun dibuka untuk umum. Pada 2000, Pelita Solo memilih stadion ini sebagai markas. Tiga tahun kemudian, Persijatim Solo mengambil alih Stadion Manahan sebagai kandang. Sejak 2006 sampai kini, Persis Solo menjadikan Stadion Manahan sebagai markas.
Dua Kali Renovasi
Stadion yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surakarta itu tercatat sudah dua kali mengalami renovasi besar-besaran. Renovasi pertama dilakukan pada 2008, untuk menyambut Pekan Olah Raga (POR) Provinsi Jawa Tengah tahun 2009.
Fokus utama renovasi saat itu adalah perbaikan drainase lapangan yang saat itu menghabiskan tak kurang Rp1,6 miliar. Perbaikan ini juga untuk menghilangkan citra negatif Stadion Manahan yang sebelumnya dikenal sebagai stadion langganan banjir.
Rumput lapangan saat itu juga diganti menjadi jenis dactylon cynodon (rumput bermuda) dari Batam. Sementara konstruksi drainase lapangan Manahan yang terdiri dari pipa-pipa dan kain filter pasir didatangkan dari Malaysia.
Renovasi Stadion Manahan berikutnya dilakukan pada Agustus 2018. Kala itu, prioritas renovasi adalah menjadikan Stadion Manahan sebagai salah satu di antara stadion mewah yang ada di Indonesia.
Itulah sebabnya renovasi besar-besaran Manahan tak hanya didukung oleh Pemerintah Kota Surakarta melainkan juga Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR.
Nyaris semua bagian Stadion Manahan mengalami perbaikan hingga berstandar FIFA dan AFC. Untuk mempertahankan ciri khas sebagai stadion kebanggaan warga Solo, maka dipasang hiasan Batik Kawung pada bagian fasad.
Setelah renovasi kedua ini, Stadion Manahan bisa dibilang menjadi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) versi mini. Di depan pintu utama terdapat patung pemanah, mirip dengan keberadaan patung pemanah di SUGBK.
Tidak hanya itu, Stadion Manahan saat ini menggunakan rumput berjenis zoysia japonica yang juga ditanam di lapangan di SUGBK.
Kini, seperti dikutip dari situs web Setda Pemerintah Kota Surakarta, Stadion Manahan memiliki kapasitas hingga 20 ribu penonton dengan sistem kursi tunggal (single seat). Sistem drainase yang baik di lapangan Stadion Manahan juga memastikan tidak adanya genangan air ketika pertandingan berlangsung di hari hujan.
Pencahayaan Stadion Manahan sangat mendukung untuk pertandingan malam hari. Menggunakan lampu LED berkekuatan tinggi dengan sistem penerangan field of play (FOP) sebesar 1.500 Lux yang dioptimalkan hingga 2.400 Lux, penonton dapat menikmati pertandingan tanpa terganggu oleh cuaca panas atau hujan.
Seusai renovasi kedua ini, Stadion Manahan memiliki sederet fasilitas yang lengkap dan lagi-lagi serupa dengan SUGBK. Fasilitas-fasilitas tersebut di antaranya:
- Memiliki lintasan lari yang mengelilingi lapangan, mirip dengan stadion tipe Olimpiade. *Ruang ganti pemain memiliki kolam berendam air panas (jacuzzi).
- Area parkir Stadion Manahan mampu menampung 2.300 motor dan 300 mobil.
- Di sekitar Kawasan Manahan terdapat beragam fasilitas olahraga dan rekreasi lain seperti lapangan tenis, lapangan bisbol, sirkuit motor, sirkuit sepeda, ruang biliar, dan lain-lain.
- Stadion Manahan juga menyediakan fasilitas taman yang lengkap dengan sarana fitness dan joging yang dapat digunakan oleh masyarakat secara gratis.
- Di tribune tertutup terdapat ruang kesehatan, ruang sekretariat, ruang wartawan, ruang konferensi pers, ruang wasit, 2 ruang ganti pemain lengkap dengan toilet dan ruangan pemanasan pemain.
- Jumlah toilet di tribune penonton sebanyak 32 unit.
- Di bawah tribune stadion terdapat perkantoran pengelola stadion, kantor KONI Surakarta, kantor KPU Kota Surakarta, dan lain-lain.
Acara Bergengsi di Stadion Manahan
Sebagai stadion modern, Stadion Manahan diproyeksikan untuk menyelenggarakan berbagai event besar, terutama sepak bola, baik berskala nasional maupun internasional.
Sejak beroperasi, Stadion Manahan telah sukses menggelar bermacam turnamen sepak bola dan pesta olahraga multicabang tingkat nasional hingga level dunia.
Sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023, sejumlah event yang sudah pernah berlangsung di Stadion Manahan, di antaranya: 8 besar dan final Liga Indonesia 2005-2006, penyisihan grup Liga Champions Asia 2007 (menjadi kandang Persik Kediri), 8 besar Liga Indonesia 2007-2008, pembukaan Porprov Jateng 2009, semifinal dan final Liga Divisi Utama 2009-2010, final Piala Indonesia 2010, Piala AFF U-16 2010, dan masih banyak lagi.
Untuk pesta olahraga multicabang, Stadion Manahan pernah menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2011 dan ASEAN Para Games 2022.