- Federasi Voli Rusia (VFV) mengungkit kembali penolakan FIVB memberikan kompensasi atas pencoretan status tuan rumah untuk Kejuaraan Dunia Voli Putra 2022.
- Presiden VFV, Alexander Yaremenko, meminta kompensasi senilai 80 juta dolar kepada FIVB.
- FIVB mengaku terbuka dalam membahas mengenai konflik dengan VFV.
SKOR.id - Federasi Voli Rusia (VFV) berencana kembali menuntut kompensasi kepada Federasi Voli Dunia (FIVB) atas pencoretan Rusia sebagai tuan rumah FIVB Men's World Championship 2022.
Awalnya, FIVB tetap mempertahankan posisi Rusia sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia Voli Putra 2022 pada 26 Agustus-11 September meskipun tengah dilarang menggelar turnamen major sebagai sanksi skandal doping di Olimpiade Sochi 2014.
Rusia pun menyiapkan 10 kota, Moscow, St Petersburg, Kazan, Kaliningrad, Kemerovo, Krasnoyarsk, Novosibirsk, Ufa, Yekaterinburg, Yaroslavl, dan Belgorod, sebagai tuan rumah.
Sayangnya, invasi Rusia ke Ukraina di ujung Februari membuat FIVB mencoret Negeri Beruang Merah sebagai tuan rumah FIVB Men's World Championship 2022.
FIVB lantas memutuskan bahwa Kejuaraan Dunia Voli Putra 2022 tidak dibatalkan melainkan dipindah ke Polandia dan Slovenia.
VFV tidak terima dengan perubahan keputusan FIVB tersebut dan meminta kompensasi senilai 80 juta dolar AS atau setara Rp1,2 triliun.
"Awalnya, posisi FIVB adalah Kejuaraan Dunia dibatalkan karena kondisi force majeure," kata Alexander Yaremenko, Sekjen VFV, seperti dilansir dari Inside The Games.
"Jika kejuaraan dunia dibatalkan maka setengah biaya masuk harus dikembaliken kepada pemohon (VFV)."
"Dari 40 juta dolar AS (setara Rp625 miliar) yang dibayarkan Rusia maka 20 juta dolar AS (setara Rp312 miliar) harus dikembalikan (oleh FIVB)."
"Namun, setelah itu, FIVB mengubah posisi tersebut karena mereka mengeluarkan biaya tambahan utnuk memilih lagi tuan rumah Kejuaraan Dunia."
"Sejauh yang saya tahu mereka mengalami masalah besar dalam hal untuk mengadakan turnamen tersebut."
"Di Rusia mereka bisa mendapatkan uang tetapi kondisi sekarang adalah mereka butuh menggelar Kejuaraan Dunia. Jadi, mereka tidak mau kehilangan muka."
"Mereka mengubah posisi dan sekarang Rusia seperti pihak yang bersalah atas pembatalan tersebut. Bukan lagi karena kondisi mendesak."
Tuntutan tersebut akan disampaikan VFV dalam pengadilan yang berlangsung akhir bulan Desember 2022.
Untuk sementara, FIVB menolak memberikan pernyataan mengenai tuntutan VFV tetapi tegas membuka pintu diskusi dengan federasi tersebut.
"(FIVB) tidak akan memberikan komentar apapun mengenai subjek yang menjadi proses hukum," ujar juru bicara FIVB.
"Kita semua harus mencatat bahwa FIVB selalu terbuka dan konsisten dalam diskusi dengan Federasi Voli Rusia."
Berita Voli Lainnya:
Status Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Voli Putra 2022 Dicabut, Rusia Tuntut Kompensasi Rp1,14 T
Polandia dan Bulgaria Resmi Gantikan Rusia sebagai Tuan Rumah VNL 2022