- Tahun ini FIA membuka pendaftaran bagi calon tim baru yang berminat untuk bergabung dalam F1.
- Banyak hal yang dibutuhkan oleh sebuah tim agar dapat berkompetisi di ajang balap jet darat tersebut.
- Setiap calon kandidat harus mengikuti proses seleksi yang ketat dan tentunya perlu biaya fantastis.
SKOR.id – Formula 1 (F1) terus berkembang. Popularitas kejuaraan dunia balap mobil paling bergengsi ini meningkat sejak diambil alih Liberty Media. Hal itu membuat banyak pabrikan tertarik bergabung.
Federasi Automobil Internasional (FIA), organisasi yang mengawasi olahraga otomotif, belum lama ini mengumumkan pembukaan proses aplikasi untuk tim yang ingin masuk ke F1.
Dalam pernyataan di situs resminya, FIA menyatakan bahwa badan pengelola menyambut ketertarikan dari entitas dengan niat serius untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Formula 1.
“Tingginya minat dari sejumlah kandidat potensial merupakan bukti lebih lanjut dari popularitas serta pertimbuhan kejuaraan,” demikian bunyi pernyataan FIA pada 2 Februari 2023.
Saat ini, total ada 10 tim yang bersaing dalam Formula 1, yakni Alfa Romeo, AlphaTauri, Alpine, Asston Martin, Ferrari, Haas, McLaren, Mercedes, Red Bull Racing dan Williams Racing.
Lantas, bagaimana sebenarnya cara sebuah tim bisa tampil di F1? Apa saja syarat yang dibutuhkan untuk bergabung ke ajang balap jet darat tersebut?
Ada satu masa, sekitar beberapa dekade yang lalu, kala tim cuma perlu muncul dengan mobil dan lolos scrutineering (pemeriksaan), sudah cukup untuk mendapat tempat di grid F1.
Sekarang ini, prosesnya tentu jauh lebih ketat dan rumit, serta benar-benar diatur detailnya ketika harus mengizinkan akses eksklusif bergabung ke F1. Dan tim baru perlu membayar biaya masuk 200 juta dolar AS (sekitar Rp3,03 triliun). Itu jelas angka yang fantastis.
Pasalnya, Formula 1 perlu mengetahui bahwa seluruh partisipan kejuaraan memiliki dukungan dan juga keterampilan yang diperlukan untuk dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
FIA maupun Manajemen Formula One (FOM) tak mau tim-tim cuma muncul selama satu atau dua tahun, berjuang di baris belakang, kemudian runtuh dan hilang. Ini semua soal pertumbuhan jangka panjang.
Tahun ini, FIA memulai proses untuk mengundang tim-tim yang punya potensi bergabung dengan F1 dari musim balap 2025, 2026 dan 2027. Mereka pun telah menetapkan prosedur pendaftaran hingga evaluasi untuk menentukan apakah ada kandidat yang cocok.
Proses Pengajuan Aplikasi untuk Bergabung ke Formula 1:
Langkah pertama adalah calon tim baru mengirimkan email permohonan kepada FIA yang menyatakan ketertarikan awal soal keinginan mereka untuk bergabung dengan F1.
Dalam email lamaran, tim kandidat harus menyertakan enam elemen yang berbeda:
1) Surat pengantar memperkenalkan kandidat.
2) Detail kontak lengkap kandidat, termasuk nama narahubung utamanya, nomor telepon, alamat email dan alamat pos.
3) Detail perusahaan, termasuk alamat, anggaran dasar serta detail infrastruktur.
4) Identitas semua pemegang saham dan pemilik manfaat akhir dari semua saham.
5) Daftar Riwayat hidup untuk setiap direktur dan pajabat dari entitas kandidat.
6) Informasi tentang pengalaman dan kemampuan kandidat yang relevan di sektor mobil dan/atau olahraga otomotif, termasuk pengalaman teknis, pengalaman balapan, fasilitas, perlengkapan dan sumber daya teknik.
Tim-tim kandidat kemudian harus menandatangani Perjanjian Kerahasiaan terkait diskusi yang sedang berlangsung dengan FIA, dan menyerahkan biaya administrasi yang tidak dapat dikembalikan sebesar 20 ribu dolar AS (setara Rp303 juta).
Proses Formal
Dalam waktu 48 jam usai pengajuan pernyataan minat gabung ke F1, FIA bakal memberi tahu kandidat mana pun yang menurut mereka cocok untuk melanjutkan ke proses evaluasi yang lebih formal.
Ini akan membutuhkan biaya aplikasi dari tim sejumlah 300 ribu dolar AS (sekitar Rp4,5 miliar), yang dapat dikompensasikan dengan tarif administrasi 20 ribu dolar AS yang dibayarkan sebelumnya, untuk menutupi pengeluaran FIA dalam menyelesaikan uji tuntasnya.
Sementara detail akhir tentang apa yang dievaluasi pada tahap kedua ini akan dibeberkan pada saat itu, di mana FIA berharap bisa mencakup beberapa kriteria utama, meliputi:
1) Kemampuan teknis dan sumber daya tim.
2) Kemampuan tim untuk mengumpulkan dan mempertahankan dana yang cukup guna memenuhi kewajiban keuangannya dan menjadi kompetitif.
3) Kemampuan tim untuk memenuhi dan mematuhi kewajibannya berdasarkan Peraturan Olahraga Teknis dan Keuangan F1.
4) Rencana bisnis terperinci (termasuk proyeksi finansial) untuk lima tahun pertama proyek tim.
5) Pengalaman dan kemampuan tim di sektor otomotif dan/atau motorsport (termasuk pengalama teknis, pengalaman balapan, fasilitas, peralatan dan sumber daya teknik) dan jumlah staf/pengalaman yang relevan.
6) Apakah tim dan semua individu yang mengajukan untuk berpartisipasi dalam kepemilikan, kendali atau pengelolaan tim adalah orang yang layak dan akuntabel.
7) Pertimbangan keberlanjutan, EDI (Kesetaraan, Keanekaragaman dan Inklusi) dan manfaat sosial.
8) Penilaian FIA tentang nilai yang dapat dibawa kandidat ke kejuaraan, termasuk pertimbangan reputasi dan integritasnya.
Bukan tidak mungkin pemegang hak komersial F1 akan memasukkan kriteria tambahannya sendiri yang perlu dipenuhi oleh para tim kandidat. Selanjutnya, FIA menilai dan memutuskan kandidat mana yang layak masuk.
Sesuai dengan Pasal 8.2 Peraturan Olahraga F1 2021, harus mencakup:
1) Konfirmasi bahwa pemohon telah membaca dan memahami Regulasi dan setuju, atas namanya dan atas nama setiap orang yang terkait dengan partisipasinya dalam kejuaraan, untuk menaatinya.
2) Nama tim (harus mencantumkan nama sasis).
3) Merek mobil yang bersaing.
4) Merek mesin
5) Nama-nama pembalap. Ini dapat ditentukan kemudian setelah pembayaran yang ditetapkan oleh FIA.
6) Janji oleh pemohon untuk berpartisipasi dalam setiap Event dengan jumlah mobl dan pembalap yang didaftarkan.
Setelah memenuhi semua persyaratan, tim punya kesempatan bersain di F1. Tetapi untuk berpartisipasi dalam balapan, mereka harus menyiapkan dan membuat mobil sesuai standar dan persyaratan lewat pengujian ekstensif.
Mengapa Tim F1 baru harus membayar biaya masuk 200 juta dolar AS?
Langkah ini tampak agak kontraproduktif, karena membayar begitu banyak uang bisa membuat tim-tim yang ingin masuk ke F1 bukan tidak mungkin mengurungkan niatnya bargabung.
Tetapi, yang dicari F1 dengan ukuran ini adalah menciptakan kejuaraan yang lebih kompetitif dan setara. Dengan masuknya peserta baru di grid, maka keuntungan dari tim-tim yang sudah ada harus dibagi lagi, sehingga yang didapatkan menjadi lebih kecil.
Biaya 200 juta dolar AS (Rp3,03 triliun) didistribusikan di antara tim-tim yang ada lebih dulu dengan ide membantu mengimbangi hilangnya sumber pendapatan yang diderita oleh mereka yang sudah banyak berinvestasi di Formula 1.
Alasan selanjutnya adalah untuk membuktikan bahwa tim baru memiliki komitmen yang serius terhadap F1 dan menunjukkan kapasitas investasi yang stabil dalam kejuaraan.
Dengan kata lain, FIA dan FOM akan lebih memilih sedikit tim yang masuk, tetapi dengan keseriusan dan komitmen besar daripada banyak partisipan, tetapi hanya bertahan satu atau dua musim.
Berita Formula 1 lainnya:
Presiden FIA Ben Sulayem Mundur dari Manajemen Harian F1
Skor 8: Pembalap F1 dengan Kemenangan Terbanyak Balapan Basah