- Red Bull Racing telah memutuskan untuk bekerja sama dengan Ford sebagai pemasok mesin untuk F1 2026.
- Christian Horner mengatakan bahwa perundingan dengan Hinda menemui jalan buntu.
- Prinsipal tim Red Bull Racing tersebut menyebut bahwa Hinda berpeluang keluar dari F1 saat regulasi baru dijalankan.
SKOR.id - Christian Horner, prinsipal tim Red Bull Racing, mengatakan bahwa kerja sama timnya dengan Honda tidak dapt diselamtkan lagi.
Honda sebagai pemasok mesin Red Bull Racing awalnya berencana mundur dari Formula 1 (F1) di akhir musim 2020.
Rencana tersebut batal setelah Max Verstappen menunjukkan progres positif hingga akhirnya back-to-back juara dunia F1 2021-2022.
Pada perjanjian baru tersebut Honda dan Red Bull Racing hanya terikat kontrak kerja sama hingga akhir musim 2025.
Kedua perusahaan gagal menemukan titik temu untuk bekerja sama kembali ketika regulasi baru F1 diterapkan pada musim 2026.
Horner mengatakan bahwa pihaknya dan Honda telah berusaha keras untuk melajutkan kerja sama tetapi menemui jalan buntu.
"Kami memiliki hubungan yang luar biasa dengan Honda dan kami meninmati banyak kesuksesan bersama. Dan kerja sama tersebut hanya berjalan hingga akhir 2025," kata Horner dilansir dari Motorsport.com.
"Kedua belah pihak baik tim kami maupun Honda telah melakukan segalanya agar kerja sama tersebut tetap berlanjut tetapi kami mencapai garis finis dari perjanjian tersebut."
"Kami telah mengeksplorasi banyak hal agar hubungan ini berlanjut setelah 2025. Aka tetapi, secara logistik berubah menjadi sangat rumit."
Kemungkinan
Horner explained that while Honda had notified the FIA of its intention to be a part of the new 2026 rules, that did not necessarily guarantee that it would be producing an engine for the new regulations.
"Tentunya pabrikan yang terdaftar dalam daftar hadir saar ini bukan berarti berkomitmen untuk terus bertahan di 2026,"
"Kami tentunya berharap yang terbaik untuk masa depan Honda. Akan tetapi, akan ada perbedaan jelas antara program Red Bull Powertrains 2026 dan hubunhan dengan Ford."
"Juga perbedaan hubungan dengan Honda untuk meningkatkan kemampuan terbaik yang dapat kami capai hingga akhir 2025."
Horner said that the way things had mapped out with Honda, which resulted in it helping supply Red Bull's engines to 2025, was a welcome move in helping secure his team's long-term ambitions while it gets Red Bull Powertrains up and running.
"Kami memiliki kerja sama yang luar biasa dengan Honda. Ketika kami mengumumkan keputusan mereka untuk mundur dari Formula 1 pada tahun 2020, rasanya sangat sedih,"
"Dari sanalah wacana Red Bull Powertrains mulai mengambil alih masa depan kami. Ketika kami mulai merencanakannya, ada sedikit perubahan ketika Honda melanjutkan kontrak sebagai penyuplai mesin hingga akhirnya 2025. Sebagai imbalannya kami akan mengembangkan sumber daya sendiri di tahun 2026."
"Dengan regulasi saat ini maka kami akan bekerja keras bersama Honda dalam menjalani musim hingga balapan terakhir di tahun 2025."
"As we set off on that journey, obviously there was a change of plan with Honda thankfully agreeing to continue to supply engines until the end of 2025 while, in turn, we were building up our resource for 2026.
Baca Juga Berita Red Bull Racing Lainnya:
Kabar Ford Akan Gandeng Red Bull Racing untuk F1 2026 Kian Dekati Kenyataan
Luncurkan RB19, Target Red Bull Racing Tetap Sama untuk F1 2023