- Robin Tabeling menceritakan bahwa tampil di Olimpiade adalah mimpi terbesarnya sejak usia 15 tahun.
- Pebulu tangkis Belanda tersebut juga tengah mengejar target masuk top 10 di nomor ganda.
- Pemain yang menaklukkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di All England 2020 tersebut sangat mengidolakan Lee Yong-dae.
SKOR.id - Robin Tabeling baru-baru ini menceritakan berbagai hal pribadi mulai dari kisah awal terjun ke dunia bulu tangkis hingga target dalam waktu dekat.
Pebulu tangkis spesialis ganda asal Belanda tersebut menceritakan kepada Badminton Europe bahwa olahraga tepok bulu angsa telah ditekuninya sejak belia.
Terinspirasi dari sang kakak, Iris Tabeling, Robin Tabeling muda pun mulai berlatih keras di klub bulu tangkis setiap akhir pekan.
"Orang tua saya juga bermain bulu tangkis. Jadi setiap akhir pekan kami pergi ke klub dan mulai bermain bulu tangkis," ujar rekan duet Selena Piek di nomor ganda campuran tersebut.
Sejak saat itu, rasa cintanya pada bulu tangkis mulai tumbuh. Hingga saat menginjak usia 15 tahun, Tabeling mengucapkan satu impian besar yang masih diperjuangkannya sampai saat ini.
"Tampil di Olimpiade. Karena itulah turnamen multiolahraga terbesar di dunia yang menarik perhatian serta memiliki gengsi yang sangat tinggi," Tabeling menjelaskan.
Pemain yang menduduki peringkat ke-16 ganda campuran dunia tersebut hingga tahun 2020 ini masih terus memperjuangkan impian masa kecilnya.
"Semoga bisa terwujud pada Tokyo 2021," ia menuturkan.
Untuk mencapai impian tersebut, satu langkah terbesar yang harus dilakoni Tabeling adalah menembus posisi yang masuk dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo tahun depan.
"Tujuan utama saya saat ini adalah mencapai top 10 peringkat dunia. Caranya dengan tampil konsisten dalam berbagai turnamen level tinggi, walaupun kami beberapa kali pernah membuktikannya. Kami ingin lebih konsisten lagi," kata pemain yang juga tampil di nomor ganda putra tersebut.
View this post on Instagram
Sosok panutan Tabeling dari dulu hingga sekarang adalah pebulu tangkis Korea Selatan, Lee Yong-dae. Sama seperti Tabeling, Lee Yong-dae adalah salah satu pemain rangkap di nomor ganda putra dan ganda campuran.
Lee tampil apik di dua nomor tersebut dengan menyabet medali emas ganda campuran Olimpiade Beijing 2008 serta pernah menduduki peringkat nomor satu dunia di ganda campuran maupun ganda putra.
"Lee Yong-dae memiliki kemampuan tingkat tinggi dan dominan selama bertahun-tahun dengan pasangan yang berbeda," Tabeling menceritakan sang idola dengan antusias.
"Dia meraih medali emas Olimpiade ketika masih belasan tahun dan berkali-kali meraih titel kejuaraan kelas dunia. Saya sudah menonton hampir seluruh pertandingannya."
Maka itu, Tabeling berharap kalau ada kesempatan ingin berpasangan dengan Lee Yong-dae.
"Ia sudah menjadi idola saya sejak masih 15 atau 16 tahun. Saya sangat menikmati setiap permainannya yang saya tonton di Youtube."
"Ia memiliki pertahanan yang rapat dan netting yang sangat beragam. Saya sangat ingin bertanding dengannya suatu hari nanti," Tabeling menjelaskan.
Salah satu penampilan mengejutkan yang ditampilkan Tabeling sepanjang 2020 adalah menaklukkan ganda campuran nomor satu dunia saat ini, Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
Tabeling yang berpasangan dengan Selena Piek dan baru kali pertama berjumpa wakil Cina tersebut berhasil menang 22-20, 21-17 di babak 16 besar All England 2020.
Sayangnya, langkah keduanya terhenti di perempat final setelah kalah 16-21, 19-21 dari ganda campuran Korea Selatan, Seo Seung-jae/Chae Yujung.
Tabeling/Piek kemudian berhasil menjadi semifinalis SaarLorLux Open 2020 pada Oktober kemarin, dan kini tengah bersiap menyambut tur Asia di Thailand pada Januari tahun depan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Menpora Zainudin Amali: Kepulauan Riau Punya Potensi Sport Tourism Bahari https://t.co/9hKXGLfyor— SKOR Indonesia (@skorindonesia) November 22, 2020
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Pusarla V Sindhu Tak Sabar Kembali Bertemu dengan Lawan Tangguh
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan Siap Menatap Rangkaian Tur Asia Januari 2021