- Manajer Tim Suzuki Livio Suppo menilai kelas minim pembalap berkarakter yang mampu mendongkrak reputasi.
- Pria asal Italia itu juga menyebut asal pembalap MotoGP harus lebih beragam.
- Para pembalap MotoGP saat ini juga tidak ada yang kontroversial yang mampu menarik perhatian lebih.
SKOR.id – “MotoGP kehilangan karakter, seorang juara. Jika setiap musim dimenangi pembalap berbeda, orang akan mulai berpikir menjadi juara dunia itu mudah. Dari situ, kejuaraan dunia (MotoGP) akan kehilangan daya tariknya.”
Pernyataan tersebut diungkapkan Giacomo Agostini belum lama ini, seraya menunjukkan kekhawatirannya karena bila tidak ada Marc Marquez (Repsol Honda), MotoGP takkan memiliki pembalap yang mampu menarik publik dan media lagi.
Mundurnya Valentino Rossi – juara dunia sembilan kali (125cc 1997, 250cc 1999, 500cc 2001, MotoGP 2002-2005, 2008, 2009) – pada akhir musim 2021 tak bisa dipungkiri membuat MotoGP kehilangan figur karismatik di trek.
Itulah mengapa Manajer Tim Suzuki Ecstar Livio Suppo setuju dengan pendapat Giacomo Agostini, legenda MotoGP yang juga kampiun 15 kali Kejuaraan Dunia Balap Motor.
“Satu-satunya pembalap yang cukup glamor hanyalah Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP). Marc Marquez bisa membuat MotoGP lebih marak bia mampu berkomunikasi lebih baik,” tutur Suppo seperti dikutip Corriere dello Sport.
“Sungguh gila MotoGP saat ini karena sebagian besar pembalap masih seperti anak-anak. Situasi ini membuat mereka lebih rileks. Tidak ada figur playboy seperti James Hunt (di F1 era 1970-an) yang terbukti mampu mendongkrak popularitas F1.”
Mantan pembalap top MotoGP Jorge Lorenzo juga menilai tidak ada rivalitas antarpembalap di kelas premier dalam beberapa tahun terakhir. Ia menggarisbawahi bila media sosial ikut berperan karena banyak pembalap menjadi lebih berpikir soal citra diri.
“Persahabatan mereka sebenarnya palsu, hanya untuk mengejar like di Instagram,” tutur juara dunia lima kali (tiga di antaranya di MotoGP pada 2010, 2012, 2015) itu.
Livio Suppo juga menyoroti problem lain di MotoGP saat ini yang didominasi para pembalap asal Spanyol dan Italia.
“Rasanya terlalu banyak pembalap Italia dan Spanyol yang makin kuat. Publik masih bisa tersenyum karena ada Quartararo yang asal Prancis kian berkembang,” ucap Suppo.
“Jika Toprak Razgatlioglu – juara dunia Superbike (WSBK) 2021 – yang berasal dari Turki bisa turun di MotoGP selama dua musim saja, situasi bakal lebih seru. MotoGP harus lebih internasional (dengan asal pembalap yang lebih beragam) saat ini.”
Untuk MotoGP 2023 nanti, Spanyol memiliki 10 pembalap di grid. Italia menempatkan enam rider: Francesco Bagnaia-Enea Bastianini (Ducati Lenovo), Luca Marini- Marco Bezzecchi (Mooney VR46 Racing), Franco Morbidelli (Monster Energy Yamaha MotoGP), dan Fabio Di Giannantonio (Gresini Racing).
Fabio Quartararo dan Johann Zarco (Prima Pramac Racing) berasal dari Prancis sedangkan Miguel Oliveira (GasGas Tech3 Factory Racing) mewakili Portugal.
Takaaki Nakagami (LCR Honda Idemitsu) tidak hanya mewakili Jepang tetapi juga menjadi satu-satunya pembalap asal Asia. Dengan duo Red Bull KTM Factory Racing, Jack Miller asal Australia dan Brad Binder dari Afrika Selatan, wilayah asal rider MotoGP hanya mencakup empat benua.
Berita MotoGP Lainnya:
Giacomo Agostini Sebut 4 Pembalap yang Bakal Bersinar pada MotoGP 2023