- Pemain asing PSM Makassar, Serif Hasic, menjalani Ramadan pertamanya di Indonesia tahun ini.
- Makanan khas Ramadan di Indonesia tidak sesuai dengan lidah Serif Hasic karena terlalu pedas dan manis.
- Serif Hasic mengaku tak bisa merasakan kedamaian selama Ramadan di Indonesia karena jauh dari keluarga.
SKOR.id - Indonesia terkenal punya banyak makanan khas saat Ramadan. Tapi rupanya itu tak masuk selera pemain asing PSM Makassar, Serif Hasic.
Musim ini jadi kesempatan pertama pemain bertahan asal Bosnia-Herzegovina ini merasakan merumput di Indonesia setelah lama berkarier di negeri asalnya.
Alhasil, Hasic pun harus merasakan Ramadan pertamanya di Indonesia, setelah sempat merasakan di Kroasia, Swiss, dan Serbia selain di Bosnia.
Berita PSM Lainnya: Kompetisi Dihentikan Akibat Corona, Bek PSM Makassar Sibuk Jadi Youtuber
Setelah hampir menjalani puasa sebulan lamanya, pemain berusia 32 tahun ini pun berbagi kepada Skor.id bagaimana Ramadan pertamanya di Indonesia.
Alih-alih punya makanan favorit di tengah ragamnya menu kuliner di Indonesia, terutama khas Ramadan, ia malah mengakui punya masalah soal makanan.
"Saya sangat nyaman menikmati sahur dan berbuka puasa di Indonesia. Tapi tidak banyak makanan yang saya sukai di sini," kata Hasic, Kamis (21/5/2020).
"Makanan Indonesia tidak sesuai selera saya karena terlalu manis dan pedas. Akhirnya saya memasak untuk hidangan saya sendiri," ia menjelaskan.
Selain piawai mengolah si kulit bundar, pemain yang bisa berperan sebagai bek tengah atau gelandang bertahan ini rupanya juga bisa memasak.
Lebih lanjut Hasic memaparkan bahwa memasak bukan hobinya. Tapi, ia menikmati aktivitas itu karena banyaknya waktu luang yang dimiliki saat ini.
Pandemi virus corona berdampak pada jeda kompetisi dan libur aktivitas klub sehingga aktivitas eks-pemain timnas Bosnia U-21 ini hanya berlatih seorang diri.
Berita PSM Lainnya: Momen Sedih dan Bahagia Rizky Pellu Selama Membela PSM Makassar
"Perbedaan Ramadan di Indonesia dengan lainnya adalah saya sendiri di sini, tanpa keluarga dan tentunya ada virus corona yang mengganggu," kata Hasic.
"Saya tidak bisa merasakan kedamaian saat berbuka puasa dengan keluarga di sini. Makan, meminum kopi, dan pergi ke masjid," ia memungkasi.