- Bulu tangkis Malaysia kembali dilirik usai atlet muda mereka, Lee Zii Jia, menjuarai All England 2021.
- Lee Zii Jia disebut sebagai harapan baru di tunggal putra Malaysia usai era Lee Chong Wei.
- Namun, di balik sosok Lee Chong Wei dan Lee Zii Jia, terdapat sosok pelatih berdarah Indonesia, Hendrawan.
SKOR.id - Kesuksesan Lee Zii Jia menjadi juara tunggal putra All England 2021 membuat nama Hendrawan kembali menjadi perbincangan.
Sosok Hendrawan adalah mantan tunggal putra Indonesia era akhir 1990-an dan awal 2000-an yang kini menjabat sebagai pelatih tunggal putra di Pelatnas Bulu Tangkis Malaysia.
Peraih medali perak Olimpiade 2000 Sydney ini merupakan pelatih dari dua tunggal putra besar Malaysia, Lee Chong Wei dan Lee Zii Jia.
Dikutip dari The Star, Hendrawan kini mendapat julukan "pelatih bertangan midas" setelah sukses membawa Lee Zii Jia menjadi pemain yang kompetitif.
Lee Zii Jia kini menjadi salah satu ikon bulu tangkis Malaysia, setelah sempat dipandang sebelah mata usai sosok Lee Chong Wei memutuskan pensiun pada tahun 2019.
Selain menjadi jawara All England 2021, Lee Zii Jia tampil luar biasa dengan mengalahkan dua juara dunia, , Kento Momota dan Viktor Axelsen, sebelum meraih gelar.
Lantas, apa yang menjadi "rahasia" Hendrawan untuk meracik tunggal putra Malaysia?
Diwawancarai The Star, Hendrawan mengaku bahwa hal mendasar yang Ia bangun sedari awal dengan pemain adalah komunikasi.
Salah satu yang menjadi perhatian Hendrawan adalah berusaha tidak menambah beban pemain.
"Saya orang yang positif, jadi wajar saja, saya mencoba menanamkan semua yang positif kepada pemain saya," kata Hendrawan.
"Para pemain menghadapi banyak hal, jadi saya melakukan yang terbaik untuk menghilangkan tekanan mereka. Saya menyimpan banyak hal untuk diri saya sendiri dan hanya mengatakan apa yang perlu didengar para pemain."
"Saya hanya ingin bekerja. Saya senang, selama bertahun-tahun ini, saya telah membangun hubungan yang baik dengan Chong Wei, Zii Jia dan pemain lain juga," ujarnya menambahkan.
Dalam wawancara yang sama, Hendrawan juga mengungkap bahwa tekanan juga dialaminya sebagai pelatih.
Tekanan pertama adalah menangani pemain Malaysia di pelatnas yang masuk setiap dua tahun sekali.
"Saya juga berada di bawah tekanan dari segala penjuru. Saya menjadi pelatih Malaysia sejak Juli 2009. Saya telah melakukan yang terbaik dengan setiap kelompok pemain yang diberikan kepada saya," kata Hendrawan.
"Setiap dua tahun, saya akan mendapatkan pemain yang berbeda. Saya pikir, pemain terlama yang pernah berlatih di bawah saya adalah Chong Wei selama lima tahun."
Penampilan wakil Malaysia dalam sebuah kompetisi juga menentukan "nasib" Hendrawan di media sosial. Kritik dari fan Malaysia dan Indonesia menjadi "makanan" sang pelatih.
"Tentu saja, ada ekspektasi (dari penggemar). Ketika pemain kami tidak melakukannya dengan baik, saya juga diserang oleh penggemar di media sosial. Saya ditanya, Kamu sudah 10 tahun di Malaysia, apa yang kamu capai?" kata Hendrawan.
"Ketika pemain Malaysia bermain bagus, saya dibombardir oleh fans Indonesia. Mereka meminta saya untuk pulang dan mempertanyakan nasionalisme saya."
"Saya baik-baik saja dengan itu, itu bagian tak terpisahkan dari pekerjaan saya," ucap sang pelatih.
Akan tetapi, kemenangan Lee Zii Jia di All England 2021 menjadi kenangan tersendiri bagi Hendrawan sebagai pelatih.
"Ketika Zii Jia menang, saya menjadi emosional. Saya tidak menyadari bahwa saya telah memendam segalanya - frustrasi, tekanan, kegembiraan yang terpendam. Saya tahu kemenangan itu sangat berarti bagi semua orang," ujar Hendrawan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
5 Legend Terbaik di Musim Kedelapan Apex Legends https://t.co/OxY9CEbvF3— SKOR Indonesia (@skorindonesia) March 28, 2021
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Rekap Final Orleans Masters 2021: Thailand Raih 2 Gelar, Wakil Eropa Bagi Rata
Sesal Kento Momota usai Kalah di Perempat Final All England 2021