SKOR.id - PSSI akhirnya mengumumkan secara resmi siapa yang menjadi pelatih anyar untuk Timnas Putri Indonesia pada Selasa (20/2/2024) pagi WIB.
Adalah pelatih asal Jepang, Satoru Mochizuki, yang ditunjuk oleh PSSI sebagai pelatih Timnas Putri Indonesia. Satoru Mochizuki dikontrak dengan durasi dua tahun. Penunjukkan Satoru Mochizuki memang tidak lepas dari adanya perjanjian kerja sama antara PSSI dan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA).
Sebagai pemain, dia pernah memperkuat Timnas Jepang, Urawa Red Diamonds, serta Kyoto Sanga FC. Sedangkan ketika berkarier sebagai pelatih, dia mengawalinya dari Kyoto Sanga FC, Vissel Kobe, Timnas U-16 Jepang, bahkan sempat menjadi pelatih Timnas Putri Jepang ketika menempati posisi keempat pada Olimpiade 2008.
Pelatih kelahiran Shiga, Jepang, 18 Mei 1964, ini juga yang membawa Timnas Putri Jepang menjadi juara Piala Dunia Wanita 2011 ketika diselenggarakan di Jerman.
“Penunjukan ini agar sepak bola putri kita juga bangkit dan membuktikan bahwa kami di PSSI tidak hanya fokus di putra saja,” kata Erick Thohir, Ketua Umum PSSI.
“Mengapa langsung Timnas? Karena saat ini, Timnas Putri kita punya pemain-pemain yang secara kualitas baik, dengan ada beberapa main di luar negeri. Jadi momentumnya lagi bagus dan harus kita manfaatkan,” Erick Thohir menegaskan.
Seperti diketahui, saat ini sejumlah pemain Timnas Putri Indonesia sedang berkarier di luar negeri. Mereka adalah Helsya Maeisyaroh, Sheva Imut, Shafira Ika Putri yang memperkuat klub kasta keempat Liga Putri Jepang, FC Ryukyu Ladies. Kemudian ada pula Fani Supriyanto yang membela klub Divisi Satu Liga Putri Arab Saudi, Al Hammah.
“Pelatih Satoru yang dipilih untuk tangani Timnas Putri ini, punya track record bagus dan mumpuni untuk memajukan sepak bola putri di Tanah Air. Saya pilih Jepang karena tradisi sepak bola putri Jepang sangat kuat. Juara dunia sekali, dan sembilan kali lolos terus ke putaran final Piala Dunia Wanita sejak 1991,” ujar Erick Thohir.
Timnas Putri Indonesia terakhir mencetak prestasi lolos ke Piala Asia Wanita 2022. Tapi ketika itu, tim Garuda Pertiwi, julukan Timnas Putri Indonesia, gagal melaju ke fase gugur.