- PSS Sleman masih meragukan penerapan konsep new normal atau kelaziman baru dalam sepak bola Indonesia.
- Sebab, grafik peningkatan kasus covid-19 di Indonesia masih belum menunjukkan tanda-tanda melandai apalagi sudah teratasi.
- Hal ini semestinya menjadi pertimbangan utama dalam menerapkan konsep new normal, terutama dalam pertandingan sepak bola.
SKOR.id - Penerapan konsep new normal atau kelaziman baru dalam menggelar pertandingan sepak bola di Indonesia masih menimbulkan pro dan kontra.
Bahkan, mayoritas klub pun menghendaki jika kompetisi musim ini dihentikan. Setidaknya, ada empat kontestan yang mendesak Liga 1 2020 dihentikan tanpa syarat.
Berita PSS Lainnya: PSS Sleman Ulang Tahun Tanpa Pesta, Antusiasme Fan Mereka Tetap Membanggakan
Keempat tim tersebut yakni Madura United, Persebaya Surabaya, PSIS Semarang, dan Bhayangkara FC.
Sebaliknya, beberapa klub lain meminta kompetisi dilanjutkan tapi dengan mengikuti tatanan baru yang ditetapkan pemerintah.
Sebab, protokol kesehatan menjadi salah satu syarat penting untuk memastikan keamanan dan keselamatan seluruh pihak yang terlibat dalam pertandingan.
Salah satu klub yang masih menanti keputusan dari PSSI adalah PSS Sleman. Tim berjulukan Elang Jawa ini terbuka terhadap dua opsi, dilanjutkan atau disetop.
Direktur Operasional PT Putra Sleman Sembada (PSS), Hempri Suyatna, menegaskan bahwa keputusan melanjutkan kompetisi bukan tanpa syarat.
Sebab, ada beberapa landasan yang harus dijadikan dasar untuk memutuskan keberlanjutan kompetisi di bawah tatanan kelaziman baru tersebut.
Salah satu syarat utamanya adalah grafik peningkatan kasus covid-19 mulai melandai. Grafik ini berarti peningkatan kasus baru mulai menurun dan stabil.
"Konsep new normal membutuhkan beberapa persyaratan tertentu, terutama grafik kasus covid-19 yang mulai melandai," kata Hempri kepada Skor.id, Kamis (18/5/2020).
"Apabila kita melihat data pertambahan kasus secara nasional, saat ini memang masih fluktuatif," ia melanjutkan.
Karenanya, Hempri menyebut bahwa penerapan konsep new normal harus berhati-hati. Sebab, harus ada prosedur yang ketat.
"Oleh karena itu, penerapan new normal dalam sepak bola di Indonesia perlu hati-hati, tetapi saya kira juga bisa disiapkan dengan detail," katanya.
"Sebagai contoh aturan saat berlatih, penerapan physical distancing yang ketat di tempat tinggal, ruang ganti, serta aturan-aturan ketika bertanding," ia melanjutkan.
Berita PSS Lainnya: Fisik Pemain PSS Sleman Terjaga, Ini Agenda Mereka Selama Libur Idulfitri
Menurut Hempri, keamanan dan keselamatan pemain serta pihak-pihak yang terlibat di dalamnya harus menjadi pertimbangan yang paling utama.
"Kalau panduan new normal ini sudah ada, saya kira event sepak bola bisa digelar entah itu nanti kompetisi ataupun misalnya turnamen," ia memungkasi.