SKOR.id - Ruben Amorim akan melakoni debutnya sebagai pelatih Manchester United pada akhir pekan ini, 24 November 2024 dalam ajang Liga Inggris.
Manchester United akan tandang ke Stadion Portman Road, menghadapi Ipswich Town, dalam pertandingan pekan ke-12 Liga Inggris 2024-2025.
Apa yang akan diraih Manchester United dalam laga tersebut bersama Ruben Amorim, pelatih baru Tim Setan Merah, akan menjadi perhatian.
Hasil yang bagus dalam debut akan memberikan harapan bagi fans Manchester United, setelah performa naik dan turun sepanjang 2024-2025 ini baik di Liga Inggris maupun di ajang Eropa.
David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, Ralf Rangnick, dan Erik ten Hag, merupakan enam pelatih setelah era Sir Alex Ferguson.
Sejak 2013 hingga jelang akhir 2024 ini, sudah sekitar tujuh tahun berlalu namun Manchester United tidak pernah memiliki pelatih yang mampu membuat tim ini konstan bersaing di papan atas.
Kini, Ruben Amorim menjadi pelatih ketujuh Manchester United yang akan mencoba untuk mengembalikan Man United sebagai salah satu tim besar, baik di ajang domestik maupun di ajang Eropa.
Ruben Amorim resmi sebagai pelatih Manchester United pada 1 November 2024 lalu setelah Setan Merah memecat Erik ten Hag.
Pelatih yang akan berusia 40 tahun pada 27 Januari 2025 nanti akan mencoba meneruskan trek positif yang ditinggalkan pelatih sementara Manchester United, Ruud van Nistelrooy.
Ada empat pertandingan bersama Ruud van Nistelrooy setelah kepergian Erik ten Hag, dengan rapor 3 kemenangan dan 1 kali imbang.
Fans Manchester United awalnya berharap Ruud van Nistelrooy bertahan sebagai asisten pelatih.
Namun, Ruben Amorim memilih cara yang berbeda dengan tidak melibatkan pelatih asal Belanda tersebut dalam tim kepelatihannya.
Ruben Amorim membawa asistennya yaitu Carlos Fernandes dengan deretan staf pelatih lainnya: Adelio Candido dan Emanuel Ferro, lalu Jorge Vital (pelatih kiper), serta Paulo Barreira (pelatih fisik).
Ruben Amorim, yang meninggalkan tugasnya sebagai pelatih Sporting CP, ingin memulai dengan caranya sendiri, tanpa ada pengaruh dari pelatih sebelumnya.
Terkait era baru Manchester United di bawah asuhan Ruben Amorim, Skor.id menampilkan profil Ruben Amorim, pelatih berusia 39 tahun ini.
Berikut ini profil Ruben Amorim, kisah perjalanannya ejak kali pertama sebagai pemain hingga kemudian membuat sejarah bersama Sporting CP.
Berkembang di Belenenses
Ruben Amorim memiliki klub idola, tim yang didukungnya ketika masih kecil, yaitu Benfica.
Keinginannya untuk bermain di Benfica sangat besar. Awal kariernya dalam sepak bola dimulai di Benfica junior pada 2000, dalam usia 15 tahun.
Namun keinginannya untuk bermain di Benfica senior tidak sesuai harapan yang membuatnya nyaris meninggalkan sepak bola.
Ruben Amorim harus melalui jalan lain, yaitu main di Belenenses sebelum menjadi pemain profesional di Benfica pada 2008.
Usianya sudah 17 tahun ketika Benfica junior melepas Ruben Amorim pada 2002 silam itu.
Ruben Amorim memiliki sahabat bersama Bruno Simao dan Pedro Russiano yang sama-sama bermain sepak bola ketika mereka masih 9 tahun.
Ketiganya juga menjadi generasi Benfica junior pada 2000 hingga 2002 itu.
Bruno Simao bergabung ke tim junior Belenenses setelah dilepas Benfica junior, sedangkan Ruben Amorim justru masih sulit menerima kenyataan tersebut.
Apalagi, saat itu, situasi semakin tidak bagus bagi Ruben Amorim karena lengannya cedera.
"Saya saat itu mengatakan kepada Ruben Amorim: 'Mengapa kamu tidak bermain saja bersama saya lagi di Belenenses?'" kata Bruno Simao, bercerita masa-masa itu, kepada BBC Sport.
"Saat itu, Ruben Amorim menjawab: 'Saya sudah tidak bisa bermain, lengan saya cedera.'"
Ya, karier sepak bola Ruben Amorim bahkan sudah terancam sebelum dirinya memulai.
Namun, Ruben Amorim beruntung memiliki sehabat seperti Bruno Simao yang selalu memberikan dukungan.
"Saya katakan kepadanya: 'Jangan khawatir, saya akan pastikan pelatih melihat kamu dan membuat kami bergabung dengan kami.'"
Hingga akhirnya, pertandingan percobaan pun digelar dan Ruben Amorim remaja bermain walau dalam kondisi lengan yang cedera.
"Dia bermain sebagai bek tengah di laga itu dan pelatih bahkan sampai mengatakan kepada semua pemain agar melindungi Ruben Amorim karena lengannya yang cedera," kata Bruno Simao lagi, mengenang.
"Dia menyelesaikan laga tersebut dan akhirnya dia bergabung bersama kami di Belenenses. Itulah awal dari perjalanan kariernya untuk menjadi pemain profesional."
Meski dengan kondisi lengan yang cedera. Ruben Amorim mendapatkan kontrak di klub Belenenses.
Sedangkan bagi Pedro Russiano, yang juga sudah mengenal Ruben Amorim sejak berusia tujuh tahun, melihat sahabatnya ini sudah memiliki semangat yang sangat besar ketika masih bersama-sama di tim Benfica junior.
"Ketika kami kalah lawan Sporting saya ingat kami semua menangis, termasuk Ruban Amorim," kata Pedro Russiano.
"Kami mulai bermain sepak bola bersama 33 tahun silam di sekolah Benfica. Ruben Amorim pemain yang sangat agresif saat itu, bertarung dalam semua kondisi untuk memenangkan bola," Pedro Russiano menambahkan.
Menurut Pedro Russiano yang saat itu bermain sebagai gelandang tengah di sisi kiri, dia menciptakan kerja sama dan kombinasi yang sangat baik dengan Ruben Amorim.
"Kami banyak belajar bersama. Itu adalah grup yang sangat bagus yang hanya ingin mengetahui tentang sepak bola," kata Pedro Russiano lagi.
Ruben Amorim kemudian promosi ke tim senior Belenenses pada tahun 2003. Kariernya di tim Belenenses hingga 2008 ditandai sebuah momen yang juga tidak terlupakan.
Pada 2007, Belenenses yang bermain di Liga Portugal (Primeira Liga), berhasil mencapai final Piala Portugal.
Mereka menghadapi Sporting di Stadion Nacional. Dalam laga final tersebut, Ruben Amorim tidak bermain penuh, digantikan pada menit ke-71 ketika laga dalam kedudukan 0-0.
Sporting CP tampil sebagai pemenang (1-0), tim yang saat itu memiliki bintang seperti Luis Nani (kemudian sebagai pemain Manchester United).
"Ruben Amorim satu langkah dibandingkan dengan rekan-rekannya yang lain di tim ini saat itu," kata Patrick Morais de Carvalho yang merupakan Presiden Belenenses.
Meski bukanlah pemain yang sangat istimewa namun menurut Patrick Morais, Ruben Amorim mampu memberikan kontribusi berbeda.
"Dia menegaskan dirinya sendiri melalui kecerdasannya saat bergerak di lapangan dan cara dia memahami permainan secara taktis sejak usia yang sangat muda. hal yang luar biasa," kata Patrick Morais.
Sampai pada akhirnya Beleneses harus melepaskan Ruben Amorim karena klub idola masa kecilnya, yang pernah melepaskannya saat di tim junior, tertarik membawanya kembali.
Pada 2008 setelah bermain lebih dari 100 laga di liga dan trofi domestik, mimpi Ruben Amorim bermain untuk Benfica pun menjadi kenyataan.
"Ruben Amorim bermain selama enam tahun di sini (Belenenses), tapi kami semua tahu bahwa satu-satunya klub di dalam hatinya adalah Benfica," Morais de Carvalho menambahkan.
Sukses di Benfica dan Timnas Portugal
Ruben Amorim pun bergabung ke Benfica pada 2008. Di tim impian masa kecilnya ini, Ruben Amorim yang sudah dikenal sebagai gelandang berbakat meraih berbagai gelar.
Ruben Amorim membawa Benfica di antaranya juara Liga Portugal tiga kali yaitu pada 2009-2010, 2013-2014, dan 2014-2015.
Dalam 9 tahun kariernya di Benfica, dia pun bermain di sejumlah ajang Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa.
Salah satu momennya ketika membawa Benfica menang 2-1 atas Liverpool di perempat final Liga Europa 2009-2010. Saat itu, dia bermain sebagai pemain pengganti untuk posisi bek kanan.
Kariernya di Benfica membawanya masuk Timnas Portugal senior. Ruben Amorim dipanggil masuk skuad untuk Piala Dunia 2010 di bawah asuhan Carlos Queiroz.
Saat itu, dia dipanggil untuk menggantikan Luis Nani yang gagal masuk skuad karena kondisinya yang tidak fit.
Ruben Amorim kemudian juga dipanggil masuk skuad Timnas Portugal untuk Piala Dunia 2014.
Kariernya di Benfica juga ditandai dengan dirinya yang dipinjamkan ke klub Braga pada 2012-2013, lalu ke klub Qatar, Al Wakrah pada 2015 hingga 2016.
Ruben Amorim kemudian memutuskan gantung sepatu dan menekuni karier sebagai pelatih.
Studi Kepelatihan
Dengan latar belakangnya sebagai mantan pemain, tidak sulit bagi Ruben Amorim tentunya dalam memulai kariernya untuk menjadi pelatih.
Pada 2017 ketika usianya sudah 32 tahun, Ruben Amorim pun mengambil pendidikan pascasarjana di Universitas Lisbon. Ruben Amorim kemudian mengambil kursus kepelatihan di level yang lebih tinggi.
Kursus tersebut diselenggarakan dalam bahasa Inggris dan Ruben Amorim sudah memahami bahasa tersebut sejak masih di sekolah menengah.
"Ruben salah satu siswa terbaik, cerdas, dan karena alasan itu ia menjalani magang selama satu pekan di Manchester United," kata Antonio Veloso, profesor di Fakultas Kinetika Manusia di Universitas Lisbon.
Dalam kesempatannya magang di Manchester United, dia bertemu dengan beberapa pemain yang pernah main bersamanya di Benfica yaitu Nemanja Matic dan Victor Lindelof.
"Semua kolega Ruben memahami bahwa ia salah satu mantan pemain yang memiliki pengetahuan taktis yang luar biasa dan pemahaman tentang apa itu kepelatihan," kata Antonio Veloso lagi.
Selama seminggu di Manchester, Ruben Amorim bahkan sempat bersama-sama Victor Lindelof dan Nemanja Matic untuk makan siang di kantin.
Tidak hanya itu, Jose Mourinho, pelatih Man United ketika itu mengundangnya makan malam di restoran milik mantan pemain Man United, Juan Mata, di pusat kota.
Kini, garis kehidupannya justru membawanya kembali ke Manchester United.
Casa Pia, Klub Pertama
Tidak lama bagi Ruben Amorim untuk memulai kariernya sebagia pelatih.
Klub pertamanya adalah Casa Pia, klub yang bermarkas di Lisabon yang bermain di divisi ketiga saat itu.
Ruben Amorim berhasil membawa tim ini promosi meski dengan budget tim yang sangat minim.
Karier kepelatihannya pun berlanjut ke klub-klub besar, seperti Braga B, lalu Braga, hingga kemudian melatih Sporting CP sejak 2020 lalu.
Ruben Amorim membawa Braga juara Piala Liga Portugal pada 2019-2020.
Sedangkan di Sporting CP, Ruben Amorim membawa tim ini juara dua kali Liga Portugal (2020-2021 dan 2023-2024). Lalu dua Piala Liga pada 2020-2021 dan 2021-2022.
Ketika melatih di Casa Pia, Ruben Amorim pun tidak melupakan sejumlah sahabatnya, termasuk Bruno Simao.
Bruno Simao bermain di Casa Pia di bawah kepelatihan sahabatnnya sendiri, Ruben Amorim.
Ketika itu, Bruno Simao dalam situasi sulit terkait kariernya setelah dirinya mengalami kecelakaan lalu lintas pada 2018 yang membuat dia koma.
"Kecelakaan itu terjadi di masa yang sama ketika Ruben Amorim diangkat sebagai pelatih Casa Pia," kata Bruno Simao.
"Terkadang, saya mengirimkan sebuah pesan: 'Hai, bagaimana pendapat kamu jika saya berada di tim kamu?' Dia menjawab: 'Tolong, kita tidak dapat melakukannya, jangan mencampurkan pertemanan kita dengan hal ini'"
Meski sangat tegas, namun Ruben Amorim akhirnya mewujudkan keinginan sahabatnnya itu untuk bermain di timnya.
Bagaimana pun Bruno Simao pernah membantunya ketika dia nyaris tidak bermain sepak bola lagi karena cedera lengan saat dilepaskan Benfica junior.
Tentu saja, semua dilakukan dengan cara profesional. "Saya sering melihat bagaimana dia (Ruben Amorim) marah-marah karena dia ingin timnya bermian bagus dan meraih kemenangan," kata Bruno Simao, bercerita.
Salah satu momen ketika Casa Pia mengalami kekalahan dari Amora, tim yang dilatih oleh sahabatnya, Pedro Russiano.
"Tim saya menang 1-0, namun itu menjadi momen yang berkesan karena kami bertemu kembali," kata Pedro Russiano.
"Di Casa Pia, dia membentuk timnya bermain dengan sistem yang berbeda, mengubahnya menjadi pola 3-4-3. Sejak itu, klubnya tampil bagus dan berada di posisi pertama," dia menambahkan.
Presiden klub Casa Pia, Victor Seabra Franco, menyatakan bahwa Ruben Amorim dibayar dengan jumlah yang minim karena memang budget tim tidaklah besar.
"Saya tidak akan menyebutkan angkanya, karena jumlahnya sangat kecil, tidak sepadan," kata Victor Seabra, mencoba menggambarkan.
Kondisi klub pun tidak representatif di mana terkadang banyak kesulitan seperti tidak adanya air dan lain-lain. Ruben Amorim hanya semusim melatih Casa Pia untuk kemudian melatih klub lebih besar, Braga.
"Momen ketika dia meninggalkan Casa Pia adalah momen yang membuat kami semua sedih," kata Victor Seabra lagi.
Semusim di Braga dengan membawa tim ini juara Piala Liga Portugal 2019-2020, Ruben Amorim kemudian datang ke Sporting CP sebagai pelatih.
Ruben Amorim datang ketika kondisi Sporting CP tidak harmonis, dalam hal ini terkait hubungan yang retak antara para pengurus dan fans Sporting di tahun 2020 itu.
"Ada banyak ketidakstabilan sebelum dia mengambil alih," kata penggemar Sporting, Andrew Duraes. "Para penggemar sama sekali tidak senang."
Namun, Ruben Amorim mencoba meredakan semua itu dengan sejumlah hasil yang bagus hingga kemudian membawa tim ini meraih gelar.
Sejak melatih Sporting pada Maret 2020, dalam waktu 14 bulan dia memberikan gelar liga pertama bagi Sporting, trofi yang kembali diraih klub ini dalam 19 tahun.
Sejak itu, dia telah memenangkan gelar lainnya.
"Awalnya kami tidak terlalu yakin," kata penggemar Sporting Joao Costa. Pasalnya, Ruben Amorim merupakan penggemar dari Benfica.
"Sekarang? Ruben layak menjadi pelatih klub mana pun."
Termasuk melatih Manchester United tentunya. Kondisi Manchester United dengan Sporting pun tidak terlalu berbeda di mana dibutuhkan sosok yang mampu menyatukan lewat hasil-hasil yang bagus.
Karena itu, ketika ada kabar bahwa Ruben Amorim akan pergi untuk melatih Manchester United, fans merasa sangat kehilangan.
"Ruben Amorim mercusuar harapan utama. Terasa emosional saat dia pergi. Ada seorang pria tua di luar lapangan yang menangis saat diumumkan bahwa Ruben Amorim diberi izin untuk berbicara dengan Manchester United," kata Joao Costa lagi.
Kini, Ruben Amorim telah berada di Manchester United dan akan memulai petualangannya sebagai pelatih dengan misi mengembalikan kembali Manchester United ke posisi sebenarnya.
Waktu akan menjawab, apakah Ruben Amorim adalah pelatih yang dinanti-nantikan Manchester United.
Biodata Ruben Amorim
Nama: Ruben Felipe Marques Amorim
Kelahiran: Lisabon (Portugal), 27 Januari 1985
Posisi saat aktif bermain: Gelandang
Karier Bermain
1998-2000 Club Atletico Cultural (Junior)
2000-2002 Benfica (Junior)
2002-2003 Belenenses (Junior)
2003-2008 Belenenses
2008-2017 Benfica
2012-2013 Braga (pinjam)
2015-2016 Al Wakrah (pinjam)
Karier Timnas
2003 Portugal U-18
2003-2004 Potugal U-19
2004-2005 Portugal U-20
2004-2008 Portugal U-21
2010-2014 Portugal
Karier Pelatih
2018-2019 Casa Pia
2019 Braga B
2020-2024 Sporting CP
2024- Manchester United
Prestasi sebagai Pemain
Benfica
Juara Liga Portugal 2009-2010, 2013-2014, 2014-2015
Juara Piala Portugal 2013-2014
Juara Piala Liga Portugal 2008-2009, 2009-2010, 2010-2011, 2013-2014, 2014-2015
Juara Piala Super Portugal 2014
Braga
Juara Piala Liga Portugal 2012-2013
Prestasi sebagai Pelatih
Braga
Juara Piala Liga Portugal 2019-2020
Sporting CP
Juara Liga Portugal 2020-2021, 2023-2024
Juara Piala Liga Portugal 2020-2021, 2021-2022
Juara Piala Super Portugal 2021