SKOR.id – Prinsipal Tim Red Bull Racing Christian Horner menegaskan timnya harus melancarkan serangan setelah posisinya di puncak klasemen konstruktor Formula 1 2024 direbut McLaren.
Kemenangan Oscar Piastri pada Grand Prix Azerbaijan akhir pekan lalu plus kebangkitan Lando Norris finis di P4 usai start dari grid ke-15 membuat McLaren berhasil menggeser Red Bull dari pucuk pimpinan.
Balapan Red Bull di Sirkuit Kota Baku berakhir buruk. Max Verstappen finis di belakang Norris, sedangkan Sergio Perez crash di lap-lap akhir saat tengah bersaing di zona podium dengan Carlos Sainz Jr. (Ferrari).
Alhasil dengan hasil tersebut, Red Bull melorot dari peringkat teratas konstruktor untuk pertama kalinya selama lebih dari dua tahun atau sejak F1 GP Miami 2022. Mereka kini terpaut 20 poin dari McLaren.
Tak cuma itu, pada klasemen pembalap posisi Verstappen di puncak pun terancam. Norris terus mengejar ketertinggalannya hingga sekarang hanya terpaut 59 poin, dengan tujuh GP tersisa.
Dengan kondisi saat ini, Red Bull Racing perlu segera mengembalikan performanya setelah tiga Grand Prix terakhir mengalami kesulitan untuk meningkatkan kecepatan mobil RB20.
“Ini membuat frustrasi, terutama setelah di mana Lando (Norris) memulai (P17), bahwa kami tidak mampu mengalahkannya. Namun untungnya, dia tidak mencetak terlalu banyak poin,” ujar Christian Horner.
“Tetap saja, kami harus membangun dari apa yang sudah kami pelajari dan masih banyak balapan yang harus dijalani. Kami mendapatkan pukulan besar di (klasemen) konstruktor.”
“Kami tertinggal 20 poin sekarang, kami harus menyerang. Masih ada tujuh balapan lagi, dua sprint lagi. Ada banyak poin yang bisa diperebutkan dan banyak sirkuit berbeda akan datang, jadi belum selesai.”
Sebelum itu, ada persoalan krusial yang perlu dibenahi Red Bull, yakni kohesi Max Verstappen dan mobil RB20. Ini terbukti dengan Sergio Perez bisa mengunggulinya untuk kali pertama sejak GP Miami tahun lalu.
Pembalap Meksiko tersebut menunjukkan performa terbaiknya musim ini untuk menantang Oscar Piastri (McLaren) dan Charles Leclerc (Ferrari) dalam memperebutkan kemenangan di Azerbaijan.
Sialnya, saat Carlos Sainz ikut dalam persaingan di lap ke-50, insiden terjadi. Perez dan pilot jet darat asal Spanyol itu bertabrakan yang mengakibatkan balapan mereka berakhir sebelum waktunya.
“Sungguh mengecewakan, karena untuk kasus Checo (Perez), dia seharusnya bisa naik podium, setidaknya posisi ketiga, atau mungkin kedua. Bahkan, saya pikir dia bisa memanangi balapan,” tutur Horner.
“Anda bisa lihat dengan jelas bahwa Carlos (Sainz), jika Anda memakai pembatas sebagai acuan dan garis putih di sisi kanan lintasan, Anda melihatnya menengok spion dan bergeser ke kiri. Dan Checo tidak bergerak ke kiri atau kanan, jadi sangat disayangkan hasil akhirnya.”