Plus dan Minus Pakaian Renang Bekas, Ini Penjelasannya

Tri Cahyo Nugroho

Editor: Tri Cahyo Nugroho

Pakaian renang bekas ternyata juga memiliki keuntung selain kerugian. (Jovi Arnanda/Skor.id)
Pakaian renang bekas ternyata juga memiliki keuntung selain kerugian. (Jovi Arnanda/Skor.id)

SKOR.id – Beberapa bulan lalu, Presiden RI Joko Widodo melarang impor pakaian bekas ke Indonesia. Alasan utamanya tak lain adalah mengganggu industri tekstil dalam negeri. 

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan juga sudah mengingatkan masyarakat terkait bahaya kesehatan yang mengancam dari pemakaian pakaian bekas yang didapat dari aktivitas thrifting (belanja baju bekas). 

Di luar negeri, busana berkelanjutan sedang booming dengan pembeli yang ingin mengurangi dampak lingkungan – dan menghemat uang – berbondong-bondong ke toko amal, butik vintage, dan situs seperti Depop dan Vinted untuk mencari barang bekas dengan harga murah. 

Setelah memutuskan hubungan dengan sejumlah merek mode, Love Island kembali bermitra dengan eBay untuk musim panas, membawa perlengkapan jalan-jalan bekas ke vila untuk dipakai oleh para kontestan reality show pada malam hari.

Namun, penduduk pulau selalu mengenakan bikini baru, one-piece, atau celana renang. Lantas, apakah itu berarti membeli pakaian renang bekas tidak higienis?  

Sejumlah dokter dan ahli kesehatan pun berkomentar soal keuntungan dan kerugian membeli pakaian renang bekas. 

Risiko Kesehatan

“Sesuai dengan fungsinya, pakaian renang dirancang tidak terlalu menyerap keringat. Karena itulah pakaian ini mudah menjebak kelembapan,” kata dokter Suhail Hussain, seperti dikutip Independent.

“Area yang dicakupnya – termasuk daerah genital Anda – sangat rentan terhadap reaksi buruk terhadap kontak yang terlalu lama dengan kelembapan.”

Dari keterangan Hussain bisa disimpulkan bila pada beberapa jenis bahan, utamanya yang tidak menyerap keringat, bisa menjadi tempat berkembang biaknya infeksi jamur atau bakteri. 

“Mungkin juga (bahan seperti baju renang) ini mengandung jejak sel kulit pemilik sebelumnya dan flora kulit seperti staph aureus – hidung dan perineum (kerampang, area antara anus dan alat genital luar) menjadi tempat paling umum untuk bakteri ini,” ujar Hussain. 

“Norovirus dan MRSA juga merupakan patogen potensial lainnya yang dapat ditemukan dan ditularkan.”

Seperti dikutip halodoc.com, norovirus adalah jenis virus yang dapat menyebabkan muntah dan diare parah saat terinfeksi. Penyakit ini sangat umum terjadi dan terbilang sangat menular.

Sementara, MRSA atau Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang sudah tidak dapat lagi diatasi dengan berbagai golongan antibiotik yang umum dipakai. 

Staphylococcus sebenarnya adalah bakteri yang tidak membahayakan dan biasa hidup pada kulit serta hidung manusia. Namun, jika pertumbuhannya tidak terkendali, bakteri ini dapat menyebabkan berbagai infeksi di tubuh manusia. 

Namun, risiko untuk tertular peenyakit-penyakit di atas terbilang rendah selama Anda mencuci pakaian renang dengan benar. 

“Tidak mungkin Anda akan mengembangkan infeksi serius dari patogen semacam itu, bahkan jika memang ada,” kata Hussain. 

“Dan fenomena ini tidak eksklusif hanya untuk pakaian bekas. Penelitian terbaru telah menemukan bahwa salah satu/semua serangga ini bisa ada di pakaian baru.”

Hussain juga menjelaskan bahwa seseorang dapat tertular penyakit menular seksual (PMS) melalui pakaian renang, hanyalah mitos belaka. 

“PMS ini umumnya hanya dapat ditularkan dari kontak orang ke orang atau melalui darah yang terkontaminasi, jarum, dan lain-lain. Dengan cara yang sama (bersentuhan atau bergesekan), Anda juga tidak dapat tertular PMS dari toilet umum,” ujar Hussain. 

Cuci Sebelum Dipakai

Untuk mengurangi risiko penyakit, pastikan Anda mencuci pakaian second tersebut sebum mengenakannya. Hal ini juga disarankan para ahli. 

“Saya merekomendasikan pencucian pertama harus di atas 60 derajat Celsius atau di atas itu,” kata dr. Sarah Brewer, ahli nutrisi medis dan brand ambassador Origins. 

“Itu karena spora-spora jamur – seperti candida albicans yang menyebabkan sariawan – tidak terbunuh pada suhu yang lebih rendah. Suhu yang lebih tinggi ini juga akan membunuh kudis.”

Setelah pencucian pertama itu, Anda bisa kembali mencuci dengan suhu 30 derajat Celsius, yang juga berarti menghemat energi. 

“Memasukkan pakaian renang ke dalam mesin cuci sebelum dipakai adalah ide yang bagus – bekas atau baru,” ujar Hussain. 

Lbih jauh Hussain juga merekomendasikan satu tindakan pencegahan lebih lanjut saat berbelanja. “Jangan lupa mencuci tangan setelah mencoba pakaian renang,” tuturnya. 

Pilihan Pribadi                          

Pada akhirnya, pilihan ada pada Anda untuk memutuskan apakah pakaian renang bekas cocok untuk Anda (meminjam istilah yang sering terdengar di Love Island). 

“Sementara saya secara pribadi tidak keberatan mengenakan pakaian dalam bekas orang lain. Itulah mengapa saya dengan senang hati membeli pakaian renang bekas,” kata Brewer. 

“Mari kita hadapi itu. Kebanyakan orang hanya menggunakan pakaian renang mereka beberapa kali dalam setahun – mungkin cuma saat liburan – dan jika mereka telah memberikannya dan dalam kondisi yang baik, saya kira tidak ada masalah.” 

RELATED STORIES

Pakai Baju Renang di Tempat Umum di Qatar, Miss Kroasia Dikecam Warganet

Pakai Baju Renang di Tempat Umum di Qatar, Miss Kroasia Dikecam Warganet

Miss Kroasia, Ivana Knoll, berjalan-jalan dengan pakaian renang hingga dikecam warganet.

10 Rekomendasi Baju Renang Muslimah Terbaik 2023, Harga Mulai Rp129.000

10 Rekomendasi Baju Renang Muslimah Terbaik 2023, Harga Mulai Rp129.000

Merek baju renang muslimah terbaik misalnya HIA EveryWear, Rocella, Lee Vierra, dan lain-lain

Iklan Model Baju Renang Adidas Menuai Kecaman, Tagar 'BoycottAdidas' Pun Trending

Rangkaian swimsuit, dengan model yang diperkirakan pria, merupakan bagian dari koleksi 'Pride 2023' Adidas, dan dijual di situs web di bagian wanita.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

AFC

National

Update Ranking AFC, Kompetisi Sepak Bola Indonesia Turun Digeser Kamboja

Dengan posisi terbaru, Indonesia hanya memiliki jatah satu slot di ACL 2 dan AFC Challenge League, keduanya harus lewat play-off.

Taufani Rahmanda | 20 May, 16:11

Garmin Run Asia Series di Indonesia pada 2025 atau 2025 Garmin Run Indonesia. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Other Sports

Garmin Run Asia Series akan Kembali Hadir di Indonesia, Kuota 7000 Pelari Empat Kategori

2025 Garmin Run Indonesia membawa tema From Zero to Hero dan digelar di Tangerang pada 14 September 2025.

Taufani Rahmanda | 20 May, 15:27

Victor Igbonefo (Persib Bandung). (Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Liga 1

Pastikan Berpisah dengan Persib, Victor Igbonefo Merasa Sudah Dapat Segalanya

Namun begitu, ada satu gelar yang belum bisa diraih Victor Igbonefo sepanjang kariernya di sepak bola Indonesia.

Rais Adnan | 20 May, 12:57

Timnas futsal Indonesia. (Foto: Media FFI/Grafis: Yusuf/Skor.id)

Futsal

Soal Timnas Futsal Indonesia untuk SEA Games 2025, FFI Minta Persetujuan dari Klub

Ketua Umum FFI, Michael Sianipar, tunggu persetujuan klub untuk Timnas futsal Indonesia di SEA Games 2025.

Taufani Rahmanda | 20 May, 12:34

Barcelona menguasai La Liga 2024-2025. (Deni Sulaeman/Skor.id).

Bola Internasional

Tanggapan Fans dan Public Figure di Indonesia Soal Gelar Juara Barcelona

Raihan gelar FC Barcelona disambut sukacita oleh pendukung di Indonesia.

Gangga Basudewa | 20 May, 12:09

Jay Idzes. (Yusuf/Skor.id)

Timnas Indonesia

Jay Idzes Pastikan Telat Gabung Timnas Indonesia, Dukung Venezia vs Juventus

Tak boleh main di Venezia, Jay Idzes pastikan tetap dukung langsung lawan Juventus meski ada agenda Timnas Indonesia.

Taufani Rahmanda | 20 May, 11:21

Simon Tahamata, Legenda Ajax Amsterdam keturunan Maluku, Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id).

Timnas Indonesia

PSSI Tunjuk Legenda Ajax Simon Tahamata Jadi Kepala Pencari Bakat

Simon Tahamata disebut media Belanda ditunjuk PSSI menjadi kepala pencari bakat untuk Timnas Indonesia.

Rais Adnan | 20 May, 11:10

PBESI (Dede Mauladi/Skor.id)

Esports

Ingin Back to Back Juara Umum, Ini Target Medali PB ESI di SEA Games 2025

Lima medali menjadi total medali yang ditargetkan oleh PB ESI pada SEA Games 2025 mendatang.

Gangga Basudewa | 20 May, 09:54

Ketua Harian PB ESI Bambang Sunarwibowo. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Mulai Pelatnas, PB ESI Siap Lanjutkan Tradisi Emas di SEA Games 2025

Sports Science menjadi salah satu pendekatan PB ESI untuk persiapan SEA Games 2025.

Gangga Basudewa | 20 May, 09:48

Muhammad Hargianto (Bhayangkara Presisi FC). (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Muhammad Hargianto Pamit dari Bhayangkara Presisi FC

Bhayangkara FC kehilangan salah satu gelandang lokal andalan mereka pada musim depan.

Rais Adnan | 20 May, 07:14

Load More Articles